BAB | 31

2.4K 63 4
                                    

"Ya Allah hamba memohon kepadamu, untuk selalu membantu hamba dalam menjaga dan membimbing istri hamba."

"Terimakasih engkau telah menciptakan bidadari secantik Humaira untuk menjadi teman hidup hamba."

--Harist Nizar Albasyir--

Humaira menatap wajah Harist yang tertidur pulas di sampingnya, ia mengelus lembut wajah tampan suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Humaira menatap wajah Harist yang tertidur pulas di sampingnya, ia mengelus lembut wajah tampan suaminya. "Mas, bagaimana bisa Humaira mengikhlaskan Mas pada wanita lain. Jika wajah Mas saja sangat menenangkan untuk di pandang, sungguh Mas Humaira tidak akan pernah rela wajah ini di pandang oleh wanita lain." kata Humaira dengan senyuman di bibirnya, setelah itu ia mengecup lembut bibir suaminya. "Ana uhibbuka fillah ya jauzi, Humaira nggak akan pernah bosan mengucapkan kata uhibbuka fillah, karena Allah telah menciptakan perasaan cinta ini hanya untuk Mas, ijinkan Humaira untuk selalu menjadi bidadari surgamu yang dapat melindungi juga menjagamu di setiap hembusan nafas Humaira." ucap Humaira dengan suara yang begitu lembut dan menenangkan.

Harist membuka kedua matanya, ia menatap dalam-dalam wajah Humaira dengan kedua matanya yang berkaca-kaca-ternyata sedari tadi Harist belum tertidur pulas, ia mendengar setiap ucapan Humaira yang membuat perasaan nya tersentuh. "Mas juga tidak akan pernah rela wajah istri nya Mas di pandang oleh lelaki lain." Harist mengelus lembut pipi Humaira. "Ana uhibbuki fillah ya jauzati, Mas juga tidak akan pernah bosan mengucapkan kata uhibbuki fillah. Karena Allah telah menciptakan perasaan cinta ini hanya untuk kamu Humaira, sayang kita saling menjaga dan melindungi ya ... kita sama-sama berdoa dan berikhtiar pada Allah agar selalu mempersatukan kita, kita harus selalu melibatkan Allah di setiap perjalanan kisah cinta kita, karena Allah begitu baiknya menyatukan kita berdua dengan begitu indah." Setelah itu Harist menarik tubuh Humaira dan menenggelamkan wajah Humaira di dada bidangnya, ia juga mengecup lembut kening Humaira.

Setelah itu keadaan menjadi hening, mereka sama-sama tenggelam dengan kehangatannya masing-masing, hingga mereka tenggelam ke dalam mimpi.

***

Harist dan Humaira baru saja menyelesaikan sholat tahajjudnya.

"Mas Humaira masih ngantuk mau tidur lagi boleh?"

Harist tersenyum. "Boleh sayang." Setelah itu Harist menepuk-nepuk paha nya. "Tapi tidur di pangkuan Mas ya?"

Humaira menggeleng pelan.

Harist mengerutkan dahinya. "Kenapa hm?"

"Humaira nggak akan bisa tidur pulas kalau tidur nya di pangkuan Mas." Humaira menjeda ucapannya, ia meraih satu tangan Harist lalu ia tempelkan di dadanya. "Detak jantung Humaira nggak akan pernah bisa terkontrol setiap dekat dengan Mas, butuh waktu lama untuk Humaira tertidur dengan pulas jika Mas berada di dekat Humaira."

Kepincut Ustadz TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang