BAB | 19

1.1K 31 0
                                    

“Cantik sekali istrinya Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cantik sekali istrinya Mas.” kata Harist, setelah selesai memakaikan kalung pada Humaira. “Ingat sayang, kecantikan kamu ini hanya untuk Mas.” lanjut Harist, tangan kekarnya mengusap lembut pipi Humaira.

Sedangkan Humaira, perasaan nya campur aduk sekarang antara bahagia dan sedih. Bahagia karena Harist begitu meratukan dirinya, sedih karena Humaira merasa sangat bersalah telah mengkhianati Harist yang  sangat mencintai dirinya.

Seulas senyum tipis tercetak di bibir Humaira. “Makasih Mas...” lirih Humaira, kedua matanya berkaca-kaca sekarang.

Harist melihat raut wajah istrinya yang sendu pun merasa khawatir. “Lho kamu kenapa sayang?” tanya Harist, ia menangkup dagu istrinya.

Air mata yang Humaira tahan dari tadi luruh begitu saja dari pelupuk matanya, Humaira menggeleng pelan. “Nggak, Humaira gapapa, cuma terharu dengan sikap Mas Harist.” jawab Humaira—bukan Humaira bukan terharu karena sikap suaminya, melainkan karena rasa bersalahnya.

Mendengar itu, Harist langsung memeluk tubuh istrinya, sesekali mengecup kening istrinya. “Kalau ada apa-apa cerita sama Mas.” ucap Harist, entah mengapa Harist merasa bahwa istrinya tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

Humaira semakin mengeratkan pelukannya. “Mas maafin Humaira, Humaira nggak tahu harus gimana, Humaira bingung...” ucapnya dalam hati, bahkan ia tak berani untuk menceritakan kejadian bersama Renard—mantan pacarnya. Alasannya ia takut jika suaminya akan meninggalkan dirinya.

***

“Ternyata Humaira yang gue kenal masih ceroboh.” Suara itu dari Renard. cowok itu menghampiri Humaira ke kelasnya, sambil menyodorkan ponsel Humaira.

Humaira tertegun mendapati Renard yang berada di hadapannya. “T-hanks.” ucapnya, meraih ponsel itu dari tangan Renard. Namun cowok itu dengan cekatan mencekal pergelangan tangan Humaira.

“Gue nemu di kontak lo ada nama ‘Mas Ustadzku pake love segala, dia siapa?” tanya Renard, sorot matanya menajam menatap Humaira.

Humaira berusaha melepaskan cekalannya, namun nihil cekalan cowok itu malah semakin kuat. “Bukan siapa-siapa.” jawabnya.

Renard tersenyum miring, ia memajukan tubuhnya mendekati Humaira. “Kalau lo bohong, gue bakal sebarin vidi—” belum selesai Renard berbicara, Humaira memotongnya.

“Di-a suami gue.” Potong Humaira dengan suara parau.

“Suami?” Renard mengangkat satu alisnya. “Kapan lo nikah sama dia?” tanya Renard.

Kepincut Ustadz TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang