Menahan Biyu

2.7K 346 26
                                    

"Aku tidak akan menyentuhmu." Lagi-lagi ucapan yang sama. Biyu bahkan baru saja masuk beberapa saat namun pria itu sudah memperingatkannya.

Biyu mengusap belakang kepalanya. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Jika bukan untuk melakukan sex lalu kenapa lelaki kaya ini kembali menyewanya? Bahkan memilih sebuah kamar yang begitu mewah.

"Tuan.." Biyu tidak tau harus berbicara apa.

"Duduk." Bible menepuk ruang kosong disamping tubuhnya, Biyu hanya menurut karena ia jelas tidak memiliki pilihan.

"Aku akan menawarkan kerjasama." Bible membuka laci di sampingnya kemudian memberikan sebuah kertas pada Biyu. "Tulis nominal yang kau mau disana lalu bantu aku."

"Maaf tuan saya tidak mengerti."

Bible mendekat pada Biyu. "Aku harus bertemu Alvex, ini tentang masalah nyawa seseorang. Kau harus membantuku."

Biyu sedikit terkejut namun kemudian ia kembali mengontrol ekspresinya. Biyu kemudian menyerahkan kertas cek pemberian Bible kembali kepada pemiliknya. "Saya tidak bisa tuan."

"Aku tidak menyuruhmu melakukan hal yang sulit. Hanya beritahu aku kapan dia datang padamu. Aku tidak akan pernah melibatkan namamu dihadapannya, aku berjanji." Suara pria itu terdengar begitu putus asa. Biyu mengigit bibirnya kebingungan. "Waktuku tidak banyak."

"Saya tidak memiliki keberanian untuk menolong orang lain tuan. Saya hanya ingin bekerja dengan tenang."

Bible menarik nafas panjang. Suasana kamar kemudian berubah menjadi hening. "Apa kau yakin tidak ingin bekerja sama denganku?"

"Iya tuan." Biyu menjawabnya tanpa sedikitpun ragu. Seperti yang pemuda itu katakan, ia hanya ingin tenang menjalani sisa hidupnya tanpa terlibat urusan orang kaya yang pasti sangat rumit.

"Baiklah. Maka kau tidak bisa pergi."

"Maaf tuan?" Biyu tidak mengerti maksud pria itu. Apa maksudnya dengan tidak bisa pergi? Kenapa tidak bisa pergi?

"Aku akan menyewamu sampai Alvex sendiri yang datang menemuiku."

Biyu membulatkan bibirnya tidak percaya. Apa pria ini tidak waras? Biyu termasuk jajaran pelacur paling mahal dengan tarif yang tidak main-main. "Tuan apa anda bercanda?"

"Apa aku terlihat punya waktu untuk bercanda dengan orang sepertimu?" Kata-kata pria itu selalu pedas. Pria itu kemudian terlihat mengirim pesan pada seseorang.

Biyu memperhatikan gerak-gerik Bible. Beberapa detik berlalu ponsel milik pria itu kemudian berdering menandakan sebuah telpon masuk.

Bible tersenyum miring pada Biyu sebelum mengangkat panggilan itu. "Aku sangat menyukai layanan dari anakmu, bisakah aku bersamanya lebih lama?" Bible menatap Biyu lekat meski kini ia sedang berbicara dengan seseorang disebrang telpon sana. "Ya tentu saja. Aku akan mentransfer seperti jumlah yang kau minta."

"Tentu dia akan baik-baik saja. Aku akan mengembalikannya saat sudah bosan. Baiklah, selamat malam." Lalu telpon itu berakhir.

"Uangku bisa membeli segalanya, kau yang membuat semua ini rumit." Pria tinggi itu kemudian berdiri, kedua tangannya masuk kedalam saku celana. Biyu mendongkak untuk melihat wajahnya.

"Kudengar Alvex tidak bisa jika tidak bertemu denganmu bukan? Menahanmu disini akan membuatnya gila. Bajingan itu akan berlutut padaku."

"Tuan saya tidak ingin terlibat diantara urusan kalian. Saya tidak ada hubungannya." Biyu mencoba memberi Bible pengertian dengan suara yang lembut. "Saya tidak spesial untuk tuan Alvex. Anda hanya membuang uang tuan."

SLUTWhere stories live. Discover now