Rencana

2.3K 360 54
                                    

Mata indah Biyu berkedip berkali-kali ketika merasakan usapan lembut tangan besar Bible disisi kepalanya.

"Keluarlah, makan siang sudah siap." Bible menarik tangannya kemudian membereskan kotak obat. "Kakakku sakit parah, kau pasti bisa melihat kondisinya begitu lemah. Jangan lagi terpengaruh jika dia mengajakmu melakukan hal-hal aneh."

"Baik tuan."

***

Bible tidak kembali kekantor, pria itu memutuskan masuk ke ruang kerjanya sendiri. Ia mulai tenggelam dengan pekerjaannya sementara itu suara pintu diketuk terdengar dari luar.

Tok Tok Tok

Bible mengangkat wajahnya kesal. "Kenapa?"

Pintu terbuka pelan-pelan, sebuah kepala menyembul disana. Bible menggigit bibirnya ketika melihat Biyu yang berjarak dua meter begitu imut dengan wajah bingung pemuda itu.

"Emmm itu, kak Tarisa memintaku emmm mengajakmu makan siang bersama."

Bible berdeham, berusaha menormalkan ekspresinya sendiri. "Kalian makanlah lebih dulu, aku akan menyusul nanti."

Biyu terlihat menjauh dari pintu. Suara bisikan seperti pria itu tengah berbicara dengan orang lain diluar sana terdengar sampai telinga Bible.

"Tapi kak Tarisa ingin makan denganmu." Kepala Biyu kembali muncul. Bible menyimpan dokumennya lalu pria itu mengangkat alis. "Aku belum lapar."

"Tapi— tapi kami sudah lapar."

"Kalian bisa makan sendiri kenapa membuat ribut disini? Sudahlah aku mau bekerja."

Seperti sebelumnya, Biyu kembali menghilang dan bisikan itu terdengar lagi.

"Nona Tarisa akan mogok makan."

"Ya, terserah saja. Katakan padanya untuk lakukan yang dia mau."

Lagi, Biyu kembali menarik kepalanya namun pintu belum juga tertutup sempurna. Bible mulai penasaran dengan apa yang dilakukan pria kecil itu. Bible kemudian beranjak menuju pintu guna melihat apa yang sebenarnya dilakukan Biyu.

"Ehhhh..." Biyu yang masih menegang knop pintu dan fokusnya terbagi karena sedang berbicara dengan Tarisa seketika tertarik karena pintu itu dibuka oleh pria yang tadi berada dalam ruangan. Biyu hampir saja terjerembap jika tangan kokoh seseorang tidak meraih pinggangnya.

"Apa lagi yang kakak rencanakan?" Bible menatap kakaknya datar. Wanita itu ternyata yang membuat Biyu berkali-kali mengganggunya untuk pergi makan siang.

Biyu tanpa sadar menahan nafasnya karena kini ia berada dipelukan Bible. Sebelah tangan pria itu yang menarik pinggangnya beberapa saat lalu masih setia berada disana.

"Huh! Bermesraan di depanku? Dasar adik tidak sopan." Tarisa mengeluh tapi senyuman jahil muncul dibibirnya.

Biyu buru-buru melepaskan dirinya dari Bible. Wajah pemuda itu memerah entah karena apa, sementara pria lain disana hanya menunjukkan wajah super datarnya.

"Jadi mau makan atau tidak?" Tarisa kembali bertanya. "Sudah cepat, kakak sudah lapar."

Bible mengalah, meski ia masih sedikit kesal tapi pria itu kemudian mendekati kursi roda kakaknya.

"Nah begitu, jangan marah-marah terus adik manis." Tarisa tersenyum penuh kemenangan. Wanita itu menoleh pada Biyu yang masih terlihat salah tingkah. "Biyu ayo!"

***

Bible baru saja menyelesaikan acara mandi malamnya ketika ia sayup-sayup mendengar kakaknya sedang tertawa. Bible perlahan melangkah menuju kamar Tarisa untuk memastikan apa yang sedang perempuan itu lakukan.

SLUTWhere stories live. Discover now