Epilog

2.2K 195 70
                                    

Pelindung yang digunakan pria mungil tidak dapat menghentikan pakaiannya terkena warna-warna yang berasal dari cat.

Ditengah keseriusannya melukis, pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Ia menoleh dengan cepat, senyuman manisnya terbit, palet yang ada ditangannya ia letakkan di meja.

"Papa!" Ia berlari kearah sang ayah yang langsung mundur begitu putranya merentangkan tangan. Ia mencebikan bibirnya melihat reaksi sang ayah.

"Sangat berantakan, seperti biasa."

"Tapi Biyu suka! Wleee.."

Pria paruh baya itu tertawa, tangannya terulur untuk menghapus cat yang ada di pipi gembil putranya. "Baiklah, putraku yang sangat suka bermain chat, sekarang saatnya makan malam. Pergi mandi, sebentar lagi kakakmu akan datang."

"Tapi Biyu masih ingin melukis." Pria yang hampir berumur dua puluh empat tahun itu memasang tatapan memohon untuk meluluhkan hati Bima.

"Tidak, tidak. Anakku tidak boleh telat makan, kau harus sehat dan kuat. Ayo sekarang pergi ke kamarmu dan segera mandi." Bima mendorong bahu putranya dengan lembut agar Biyu pergi ke kamarnya.

Anak itu memang sering sekali lupa waktu ketika melukis.

"Oke, Biyu akan mandi tapi nanti malam ayah antar Biyu membeli cat baru."

Bima mengacak rambut Biyu dengan sayang. "Baiklah, kamu bisa membeli seluruh toko. Jangan ragu sayang, papamu ini kaya raya."

"Sombong." Biyu mencubit lengan ayahnya main-main. Ia lalu berlari pergi menuju kamarnya yang tepat berada di samping ruang lukis.

Bima tersenyum lembut menatap punggung anaknya yang kemudian menghilang dibalik pintu. Pria itu lalu masuk lebih jauh menuju ruangan yang paling disukai Biyu. Tempat putranya menghabiskan waktu berjam-jam.

"Dia membuat lukisan yang sama lagi." Pria itu mengusap kanvas besar yang ada ditengah ruangan. Masih dalam proses namun Bima tau dengan pasti apa yang akan dilukis putranya. "Biyuku masih menyukai pria itu ternyata.."

Mata Bima berkeliling, ruangan itu penuh dengan lukisan indah putranya. Biyu sangat berbakat, seolah langsung diberkati dari surga.

Namun terkadang anak itu akan melukis seseorang, Bima pernah melihatnya. Pria yang ia temui di bandara.

"Papa!"

"Eh, iya, kenapa sayang?"

"Keran dikamar mandi Biyu mati." Biyu cemberut, ia lebih sering menunjukan sifat manjanya kepada Bima setahun belakangan dan tentu hal itu sangat disyukuri ayahnya. Hubungan batin antara ayah dan anak itulah yang membuat keduanya mudah saling menerima.

"Biar papa periksa. Biyu mandi dikamar papa atau dikamar kakak saja."

"Hmm oke.."

***

"Kau pengecut. Bisamu hanya lari dan lari."

Brak

Kepalan tangannya menghantam pada pantulan cermin. Darah mengalir.

Pecahan kaca, ruangan bau alkohol, pria yang tidak terawat dan tatapan mata yang kosong.

Setelah kehilangan orang-orang berubah. Sayangnya Bible berubah menjadi manusia yang tidak bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Pria itu memutuskan menjual semua saham perusahaannya lalu pergi berkelana untuk mencari satu-satunya orang yang ia cintai.

Dua tahun terakhir ia hidup tanpa arah. Selain kehilangan kakaknya, kehilangan Biyu, kematian neneknya yang tiba-tiba juga membuat Bible semakin terpuruk.

Hidup tidak lagi berarti. Satu-satunya yang membuat ia bertahan adalah kerinduannya pada sang pujaan hati yang telah ia lukai.

Pada Biyu yang menolak kembali.

***

Pengumuman untuk semua pembaca SLUT

Aku memutuskan untuk memberi mereka berdua kesempatan. Aku akan membuat season 2 untuk cerita ini.

• Slut season 2 hanya akan ada dipdf
• Berisi 16 bab
(Selain melanjutkan kisah Biyu dan Bible yang sempat terpisah, season 2 juga akan menceritakan mengenai Tarisa, Alvex, orang tua Biyu dan bagian rancu lainnya. Aku menjanjikan akhir terbaik yang bisa aku buat untuk keduanya).
•Jika berminat untuk pdf silahkan hubungi aku secara pribadi. Lewat dm Twitter atau Instagram. Semua akun atas nama estcasse_
(Sementara wattpadku tidak bisa digunakan karena eror dan melakukan spam terus menerus).
•Pdf mulai dibagikan tanggal 10 Juni. Silahkan menghubungi sebelum tanggal 10.
•Aku hanya bisa menyediakan untuk 100 orang.

SLUTWhere stories live. Discover now