Pagi ini aku dan saka sudah selesai mandi. Aku akan mengajak saka untuk pergi ke pesantren mengantarkan zidan untuk ke sana. Saka sudah senang sekali aku ajak ke pesantren dengan hebohnya dia mulai meloncat-loncat.
"Sayang sudah ya, nanti kamu mual sayang" aku mulai menurunkan saka dari atas tempat tidur dan mulai memasangkan dia kaos kaki dan sepatu.
"Umma hari ini kak zidan ke pesantren? Wah saka mau masuk pesantren juga umma" ku lihat mata berbinar-binar itu sangat indah.
"Iya sayang hari ini kak zidan masuk pesantren, insyaallah nanti saka juga masuk pesantren ya nak kalau udah besar" aku mulai menurunkan saka dari atas kasur.
"Janji ya umma saka masuk pesantren" saka ini kalau menanyakan sesuatu pasti memiringkan kepala atau pun mengedipkan matanya secara cepat.
"Iya sayang umma janji, makanya saka doain umma untuk selalu sehat dan dapat bekerja dengan baik ya nak" aku mulai menuntun saka untuk keluar dari kamar.
"Iya saka doain umma, makasih banyak umma" saka mulai mencium pipiku.
"Masya Allah sayang umma, udah semuanya kan kalau sudah kita berangkat ya. Nanti kalau umma lagi ngobrol saka sama mba sisi ya sayang harus apa?" Aku memang akan membiasakan saka untuk mengingat ucapan yang aku berikan sebelum berpergian.
"Harus nurut umma, gak boleh lari-lari, gak boleh lompat-lompat di kursi orang, gak boleh teriak-teriak dan kalau mau pup sekarang waktu belum berangkat," okeyy dia mulai hafal dengan semua yang telah aku ajarkan.
"Oke kita berangkat sekarang karena kak zidan sudah siap dan saka sudah nurut sama umma" aku mulai melangkah ke luar dari penginapan untuk masuk ke dalam mobil.
Kami melakukan perjalanan selama 45 menit untuk sampai ke pesantren tempat zidan menuntut ilmu. Sebelumnya tadi saat di perjalanan dewi sudah menghubungi pihak pesantren dan mereka menyetujui kedatangan kami.
Mobil yang kami tumpangi sudah memasuki area pesantren. Sepertinya akan ada acara karena aku melihat banyak sekali tenda yang sudah di pasang. Mobil pun berhenti di salah satu bangunan yang tadi sudah kami tanyakan letak kantor nya di mana.
"Sudah sampai bu"
"Ah ya, sebentar ya Allah saka kamu tidur nak saking senengnya dia sampai bangun pagi padahal yang mau masuk pesantren kakaknya yang semangat dia" aku hanya geleng-geleng kepala mengingat tingkah saka pagi tadi.
"Zidan keluar dulu ya sayang, umma mau ngurus saka dulu" aku memang menyuruh zidan untuk memanggil ku dengan sebutan umma sama seperti saka dan anak yang lainnya.
"Iya umma zidan turun duluan" aku kembali mengangguk dan meminta tolong sisi untuk mengangkat saka dan nanti dia yang akan menjaga saka selama aku masuk untuk mengurus berkas-berkas zidan.
Setelah selesai mengurus saka aku mulai masuk kedalam ruangan untuk mengurus berkas-berkas zidan. Di sini aku mukai bertemu dengan pengurus pondok tersebut. Setelah 1 jam lamanya kami mengobrol karena aku harus menjelaskan dulu terkait zidan dan juga pekerjaan ku serta hubungan ku dengan zidan. Setelah semua itu selesai aku mulai keluar dan memperhatikan zidan yang sangat senang sekali bisa masuk ke dalam kamar tempat dia menuntut ilmu nantinya di pondok ini.
"Umma, zidan pamit dulu ya mau ke kamar terima kasih banyak sudah ijinkan zidan buat mondok"
"Iya sayang sama-sama, yang Sholeh ya nak. Cari ilmu yang banyak sampai berkah dan zidan bisa amalkan ke semua orang" aku mengelus rambut zidan.
Setelah melihat itu aku mulai mencari keberadaan saka, sisi dan arya. Aku tidak melihat mereka bertiga di dekat mobil.
"Kemana mereka bertiga dew" aku mulai pusing melihat sekeliling tempat untuk mencari keberadaan saka, sisi dan arya.
"Tuhh mereka di sana deket tenda, bentar saka sama siapa itu?" Aku mulai memfokuskan mata untuk melihat arah yang di tunjuk dewi.
"Oh jauh banget, sama santri mungkin ayo ke sana kita harus pulang dan ke bandara" aku mulai melangkah menghampiri keberadaan mereka bertiga.
"Assalamualaikum, ar ayo kita berangkat lagi" aku mulai mengucapkan salam dan memanggil arya
"Umma, umma sudah selesai? kak zidan nya sudah mondok?" Ku lihat saka mulai turun dari pangkuan lelaki yang sedari tadi memangku saka. Ah lucu sekali anak ini kesusahan untuk turun.
"Sudah sayang, kak zidan sudah masuk ke pondok. Ayo kita pulang ke rumah, pamit dulu sama om nya bilang apa sayang?" Aku mulai menggendong saka di pangkuan ku.
"Terima kasih om haiz dadah saka pulang dulu ya, nanti ketemu lagi kalau saka mau ketemu kak zidan" saka mulai melambaikan tangannya.
"Iya, dadah saka nanti kita main lagi ya" ku lihat lelaki tersebut mulai bangkit dan melambaikan tangannya.
"Mari, terima kasih banyak dan maaf sudah merepotkan, assalamualaikum" aku mulai melangkah ke arah mobil setelah menerima jawab salam dari orang tersebut.
"Umma kata mba sisi kita pulang naik pesawat ya?" Saka mulai bertanya dalam gendongan ku.
"Iya kita naik pesawat sayang saka berani?" Aku mulai melangkah masuk kedalam mobil dan mulai membetulkan letak duduk saka.
"Berani umma, kan baca doa dulu" ah anak ini sangat pintar sekali.
"Iya sayang pintarnya anak umma, ini mukanya sampai merah gini sayang ngapain aja, mba sisi di mana cream saka?" Saka ini kalau sudah merah seperti ini harus segera di berikan cream anti matahari.
"Ini bu, tadi dia kesenangan liat yang pasang tenda dan juga seneng keliling pesantren, sampai tadi tepar di kursi. akhirnya di temani main sama om hafiz sampai deket kaya tadi" mba sisi mulai menjelaskan kegiatan saka selama aku di dalam. Pantas saja tadi ku lihat mba sisi berada jauh dari saka dan hanya arya yang ada di dekat saka. Ternyata lelaki tersebut menghampiri saka.
"MasyaAllah anak umma main ya sayang, seneng ya di ajak ke pesantren? Mau minum sayang?" Aku mulai menyodorkan tempat minum saka agar dia bisa minum sepertinya dia sangat kelelahan sehabis main tadi ku lihat matanya yang mulai kembali meredup. Ah lucu sekali anak ini.
Aku dan yang lain langsung masuk kedalam mobil dan mulai pergi dari lingkungan pesantren, perjalananan kami di lanjutkan untuk pulang ke Jakarta.
"Umma saka bobo boleh?" Aku melihat ke arah saka yang sedang tiduran di pangkuanku.
"Boleh baca doa dulu sayang" aku mulai menepuk-nepuk pantat saka.
"Saka dut dut bobo terusss" dewi mulai menjahili sak yang sudah asik tidur di pangkuanku.
"Cape kayanya dia dew, daei sebelum subuh udah bangun dan tidur lagi tadi pas di mobil"
"Ada-ada aja nih anak tingkahnya, oiya kan kalau lo ada jadwal ke luar ini si saka mau di bawa gak?"
"Ya di bawa lah masa gak di bawa, aku gak mungkin ninggalin saka sendirian. Ada jadwal ke luar ya?"
"Ini baru berita aja sih, belum pasti nunggu gimana pak mentri aja, soalnya belum ada surat ke sini" aku mengangguk dan kembali melanjutkan untuk fokus ke jalan.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
KA.HA (Kania & Hafiz)
General FictionAku Kania Bahira Hari-hari ku penuh dengan warna abu-abu dan Hitam. jika kalian menanyakan kamu suka apa Kania aku suka hitam dan minuman favorit ku Americano. Namun, semua hal itu berubah setelah aku bertemu dengan 2 sosok yang menjadi kan hidupku...