KA.HA 00.09

143 14 0
                                    

Pagi ini aku dan yang lain akan pulang ke Jakarta, aku harus mempersiapkan keberangkatan ke empat anak ku untuk menuntut ilmu. Untuk itu kami semua memutuskan untuk pulang hari ini dan akan pamit dulu ke pondok pesantren untuk menitipkan acara pengajian zidan.

"Sudah semua belum sayang? Kalau sudah ayo kita berangkat nak, kita harus mampir dulu ke pesantren dan ke rumah ka zidan" aku mulai membenarkan jaket saka yang sedikit miring.

"Umma kita pulang ke rumah bareng kakak?" Ku lihat saka sedang asik meminum susunya.

"Iya sayang kita pulang, kita harus siap siap buat ngantar kakak ke sekolah"

"Kakak sekolah lagi saka boleh ikut?" Anak ini senang sekali dia naik pesawat setelah tidak takut terhadap pesawat.

"Boleh tapi sembuh dulu ya nak, kalau sudah sembuh saka boleh ikut" aku mulai menciumi wajah saka karena anak ini sangat gemas sekali.

"let's go to home?" Aku mulai mengajak saka untuk turun dan mulai melangkah memasuki mobil.

****
Kami Semua sudah berada di pesantren dan sedang di rumah baru zidan, setelah berdoa dan berpamitan kami bergegas untuk menghampiri rumah paman dan bibi kami ingin berpamitan.

"Saka mau pulang dulu nenek, kakek" ya saka sejak semalam saka sudah diminta untuk memanggil paman dan bibi dengan sebutan kakek dan nenek

"Ko mau pulang, gak di sini aja sama nenek dan kakek sama om hafiz juga" bibi mulai menawarkan saka untuk tinggal di sini.

"No, saka mau ikut umma antar kakak ke sekolah mau naik pesawat lagi ya kan umma" saka mulai mengalihkan pandangannya ke arah ku. Dan aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan tersebut.

"Yah om hafiz gak jadi ajak saka main ke pantai dong" kali ini ustadz hafiz yang menawarkan saka untuk tetap di sini.

"Oh itu boleh nanti habis saka pulang antar kakak sekolah, kan itu bisa di apa umma pendeeal ya umma" aku langsung tertawa sedangkan yang lain sibuk menebak apa yang saka bicarakan.

"Pending sayang buka pendeal nak" semua orang mulai tertawa dengan apa uang yang baru saja aku ucapkan.

"Oh iya saka salah, pokonya om haiisss itu bisa di kata umma tadi ya" saka mulai menunjukan wajah untuk merayunya.

"Iya iya pending saka, oke nanti kalau habis pulang dari sana kasih tau om ya oke jagoan" saka mulai bertos ria dengan ustadz hafiz.

"Kalau begitu saya dan yang lain pamit pulang terlebih dahulu, mohon maaf sudah merepotkan keluarga di pesantren terima kasih banyak untuk semua kebaikannya" aku mulai menyalami bibi dan yang lain di ikuti oleh anak-anak dan juga dewi, sisi dan arya.

"Tidak apa-apa nak tidak ada yang di repot kan jangan lupa sering berkunjung ya nak ke sini" aku kembali mengangguk dan mengucapkan salam dan mulai pergi ke luar rumah

Kami melanjutkan perjalanan untuk ke rumah makan dulu sebelum melakukan penerbangan kami akan beristirahat dan makan pagi terlebih dahulu.

"Umma saka mau makan sendiri boleh?" Saka sudah susuk di kuri dia sedang menikmati buah yang tadi ku ambilkan.

"Boleh sayang, sebentar ya umma ambilkan" dia mulai mengangguk dengan antusias.

"Dew berapa lama aku cuti? Aku harus mengantarkan mereka dulu sebelum masuk kerja" aku mulai bertanya kepada dewi dan yang pasti sudah mengatur jadwal ku.

"Cuti sebulan pak kemen nyuruh lo cuti selama itu karena dia bilang lo gak pernah cuti dan kinerja lo bagus di sana" aku kembali mengangguk dan mulai menikmati makan.

"Kamu, tetap ke kantor kan dew?" Aku kembali menanyakan hal tersebut.

"Masih lah kan cuma lo yang cuti, ngomong-ngomong kontrak lo ma perusahaan tinggal 5 bulan lagi"

"Lo ko bisa? Kan kontrak kerja ku 5 tahun harusnya sisa 2,5 tahun dong" aku mulai pusing dengan kontrak kerja ku.

"Kinerja lo udah meningkat indeks pariwisata dan kebudayaan ada bahan lo bakalan di oper ke kedutaan di sana" aku sungguh tidak mau harus meninggalkan anak-anak ku.

"Cek ribet banget, udah di bilang dari awal aku cuman mau di sini kalau pun ke luar ya cuman ngisi materi budaya indo aja"

"Gak tau lah ya itu kan pak kemen yang bilang masih rencana sih, lo kalau udah nikah masih mau kerja"

"Iss ribet, ya iya lah dew anak-anak mau di kasih makan apa kalau gak kerja"

"Lah lo ldr sama si ustadz?"

"Cek belum juga aku terima udah mikir hal yang jauh lo" aku masih melanjutkan makan ku, aku berani menggunakan basa seperti itu karena saka dengan kakaknya sedang fokus di meja sebelah ujung sana mereka asik menikmati hidangan kali ini.

"Ya siapa tau kan harus planning dong kan, masa dia gak mau ngehidupin anak-anak lo sih"

"Gak lah mereka anak-anak gue, mereka tanggung jawab gue dan lagi juga gue masih belum yakin ko buat jawab nya"

"Ya ikutin kata hati lo kan, gue gak bisa nge bantu karena ini menyangkut masalah diri lo sendiri, Lo yang bakal jalanin. Saran gue sih seburuk apa pun kejadian di masa lalu lo itu hanya masa lalu dan lo hidup di masa sekarang. Gak semua orang yang lo temuin bakalan kaya masa lalu lo kan" aku kembali mengangguk dan melanjutkan makan.

Aku masih belum memikirkan hal tersebut saat ini, aku masih belum punya bayangan bagaimana kalau sampai aku menikah ke depannya dengan usia ku saat ini. Ah aku belum mengatakan usia ku kepada ustadz hafiz.

Setelah selesai makan dan mengisi tenaga kami melanjutkan untuk ke bandara untuk pulang ke Jakarta. Berat sekali meninggalkan kota ini bahkan aku mulai senang dengan makanan dan juga kondisi alam di sini.

"Kalau gajah makan apa dek?" Kali ini saka sedang belajar dengan fauzan.

"Makan rumput, kakak saka udah ada 5 boneka lo gajahnya ada yang besar ada juga yang kecil" saka mulai menunjukan dengan pergerakan tangannya.

"Wah pintar, wah banyak banget boneka ade, ini boneka ke berapa?" Fauzan mulai menunjuk boneka yang saka pegang.

"Ini yang pertama, belinya waktu saka awal pulang ke rumah sama umma, terus yang di rumah ada yang besar itu belinya waktu lagi main di beliin tante dewi, yang ketiga belinya waktu mau ketemu sama kak aldo, yang ke empat belinya sama umma di hp terus yang ke 5 di kasih om Haiss hehehe" saka mulai menjelaskan boneka yang ia dapatkan selama ini.

"Aduh banyak banget, kakak boleh minta?" Kali ini revan yang menyahut.

"Gak boleh, itu punya adek kalau mau nanti beli bareng adek aja kakak"

"Yah gak boleh ya, yaudah nanti kakak beli yang pauss"

"Boleh, umma di mall banyak ya"

"Iya banyak, bobo gak dek?" Aku mulai menanyakan hal tersebut karena biasanya saka akan tidur.

"No, saka nda mau bobo umma mau lihat-lihat ya" aku mengangguk dan mulai membiarkan saka bermain bersama kakaknya.

Kepulangan kali ini terasa berbeda dengan yang kemarin ada hal yang membuatku sangat berat meninggalkan kota ini, pertemuan singkat ku dengan zidan karena saka kini harus berpisah.

                                                *****

KA.HA (Kania & Hafiz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang