Pagi ini aku sudah siap dengan segala hal tinggal menunggu saka bangun, jam 4 tadi saat mau sholat subuh saka demam. Karena kemarin menangis dengan kencang akhirnya dia demam dan aku sungguh sedih dia terus menyebut nama kakaknya.
"Eungh...umma" saka mulai menggeliat dari tidurnya, matanya mulai terbuka meskipun belum sepenuhnya.
"Iya sayang kenapa, pusing kepalanya? Badan saka panas ya?" Aku mulai menghampiri saka dan mulai menyentuh badannya.
"Umma kepala saka pucing" dia mulai mengadu dan mulai memelukku.
"Iya pusing ya sayang, nanti umma kasih obat ya biar gak pusing. Sekarang saka ganti baju dulu habis itu sarapan. Kita mau ke pesantren lagi kan sayang" aku mulai menggendong saka untuk duduk di pangkuanku.
"Umma kita ke rumah kak zidan lagi? Saka boleh ke sana lagi?" Kulihat saka mulai menatapku dari bawah.
"Boleh sayang tapi janji gak nangis ya kasian kak zidan ya nak" aku mulai memakaikan saka baju sebelumnya sudah ku beri minyak telon.
"Iya umma" ku lihat anak tersebut kembali murung mengingat kakaknya.
"Nanti ada kakak saka yang lain ya, saka kenalan mau?" Ke empat anak ku yang akan pergi ke pondok itu akan datang ketempat ku sekarang ini setelah aku memberitahu bahwa salah satu adiknya sudah pulang ke surga. Mereka akan ke sini siang nanti.
"Siapa? Kayak kak zidan? Boleh saka kenalan?" Saka mulai menyahut saat aku menjelaskan kaka yang lainnya.
"Kak fauzan, kak rehan, kak haris dan kak revan, boleh saka boleh kenalan ini kaya om hafiz ya bukan kayak kak zidan" yang di maksud saka ini usianya dia menanyakan usia dari kakaknya.
"Ihhh kakak saka banyak umma" ku lihat anak tersebut mulai tertawa kembali.
"Iya banyak yu makan dulu, mba sisi sama om arya udah nunggu di luar buat sarapan" aku mulai mengajak saka untuk keluar kamar.
****
Setelah sarapan dan menyelesaikan hal yang perlu aku bawa, kami berempat sedang dalam perjalanan menuju pesantren. Di pesantren sendiri akan diadakan pengajian nanti dan hal tersebut perlu di rundingkan makanya aku akan membahas hal tersebut.
"Umma dingin" saka mulai menggeliat di dalam pelukanku.
"Ar ac nya jangan di kebelakang kan" aku mulai menyelimuti saka kembali padahal cuaca sangat panas tetapi saka kedinginan.
"Dewi sudah terbang atau belum, anak-anak kapan mereka melakukan penerbangan?" Aku mulai menanyakan hal tersebut kepada sisi dan arya. Karena sejak semalam aku tidak menyentuh handphone.
"Mereka semua sudah melakukan penerbangan, sebentar lagi juga sampai bu" sisi mulai menjelaskan keadaan semuanya.
"Aldo bagaimana, dia baik kan di pesantren?" Aku malai menanyakan kembali keadaan anak yang sama dengan zidan tersebut.
"Dia baik bu, kemarin hanya demam saja" aku kembali mengangguk dan mengalihkan perhatian ku kepada saka.
Mobil yang kami tumpangi sudah memasuki halaman pesantren. Tetapi aku melihat banyak sekali orang yang sedang berkerumun. Aku mulai turun dan mulai menghampiri santriwati yang ada di sekitar sana.
"Itu kenapa de? Ko berkerumun" aku mulai menanyakan hal tersebut kepada santri yang sedang berdiri.
"Itu kak orang yang dulu jadi pengasuh zidan datang ke sini buat nuntut pesantren" degg ya Allah apa lagi ini. Aku mulai menyerahkan saka kepada sisi dan menyuruhnya untuk ikut menjauh bersama para santri aku dan arya akan menyelesaikan masalah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KA.HA (Kania & Hafiz)
General FictionAku Kania Bahira Hari-hari ku penuh dengan warna abu-abu dan Hitam. jika kalian menanyakan kamu suka apa Kania aku suka hitam dan minuman favorit ku Americano. Namun, semua hal itu berubah setelah aku bertemu dengan 2 sosok yang menjadi kan hidupku...