Malam ini aku sedang duduk di ruangan saka, saka sudah masuk ruangan dan jadwal operasinya besok jam 9. Aku sedang menatap anak tersebut yang asik menonton kartun sambil tiduran.
"Udah sering belum mulesnya?" Kak hafiz dia sedang mengusap punggungku yang terasa sangat panas.
"Enggak masih kaya tadi" aku masih tetap mengatur napas dan memejamkan mata ketika kontraksi muncul sesekali.
"Mau tiduran gak atau mau apa? Makan?" Aku menggeleng karena sungguh saat ini aku tidak mau apa-apa.
"Sayang, anak abi yang sholeh dan Sholehah bantu umma ya nak, cepet keluar ya sayang harus sehat kalian berduanya." Kak hafiz terus membisikan kata-kata kepada baby dan di respon dengan tendangan-tendangan yang semakin aktif. Aku sendiri merasa ngilu.
"Terus dzikir ya sama baca doa sayang. Kita ke kamar ya saka juga udah tidur nanti di titip ke mba sisi nanti saya tengok juga" aku mengangguk dan mulai berjalan keluar kamar inap saka untuk ke kamar inap ku sendiri. Kami berbeda lantai dan mengharuskan kami untuk berpisah beberapa jam kedepannya.
Setelah sampai kamar aku bergegas untuk tidur di kasur dengan kak hafiz yang masih setia duduk di dekatku.
"Makan dulu ya, kamu tadi makan sedikit sayang biar ada tenaganya ya kasian dedeknya" akhirnya aku mengangguk pasrah setelah di bujuk oleh kak hafiz untuk makan.
"Udah bi, mau makan yang manis aja" aku menyudahi makan yang kak hafiz berikan, setelah itu kak hafiz mulai mengangguk dan mulai mencari roti.
"Mules lagi ya?" Aku mengangguk menjawab pertanyaan kak hafiz "sabar ya insyaallah ini jadi pelebur dosa kamu dan menjadi hal yang paling kamu tunggu selama ini. Saya gak tau sesakit apa yang kamu alami sekarang, tapi terima kasih banyak sudah memberikan kehidupan baru untuk dedek yang sebenar lagi akan lahir. Setiap hari yang kamu lewatin dari awal hamil yang sering mual-mual, kaki bengkak, gak bisa tidur dan masih banyak hal yang lainnya saya mau bilang terima kasih untuk semua pengorbanan kamu untuk membesarkan dedek agar bisa sampai di detik sekarang untuk lahir. Perjuangan kamu tidak sebanding dengan apa yang pernah saya berikan bahkan kamu menjadi sosok yang sangat mulia mengorbankan semua hal, jadi semangat ya kita berjuang sama-sama agar dedek bisa lahir sehat ke dunia bersama kamu" aku terharu mendengar pernyataan kak hafiz. Nikmat sekali semua hal yang aku rasakan selama 8 bulan ini mengandung baby. Banyak suka dan dukanya tapi aku lebih tidak sabar lagi mendengar suara tangisnya.
"Tidur dulu ya, sambil saya elus dan saya bacakan sholawat" aku mengangguk dan mulai memejamkan mata, sungguh sangat mengantuk tetapi terus merasakan kontraksi.
*****
Hafiz prov
Jam 3 aqila membangun kan ku dia bilang mulesnya di perutnya semakin cepat setelah tadi jam 12 di periksa baru pembukaan 7. Aku mulai membatu alesha untuk duduk dan memanggil suster.
"Mau pipis bi mau ke toilet" aku mengangguk dan mulai membatu untuk jalan.
"Astagfirullah....ya Allah adek" aku mendengar suara alesha yang terus beristighfar dan melafalkan doa ketika kontraksi datang. Setelah selesai dari toilet ternyata sudah ada bidan dan perawat.
"Kita periksa dulu ya" aku membantu aqila untuk kembali tidur dan melakukan pemeriksaan.
"Kita pindah ke ruangan bersalin ya, udah lengkap" dokter mulai menyuruh aqila untuk masuk ke ruangan.
"Bismillah ya sayang, kita ketemu sama Dedek ya" aku membisikkan kata-kata semangat untuk aqila. Jujur saja kedatangan kami ke Singapore untuk berobat saka tetapi qodarullah aqila pun harus melahirkan hari ini juga satu hari bersama operasi saka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KA.HA (Kania & Hafiz)
General FictionAku Kania Bahira Hari-hari ku penuh dengan warna abu-abu dan Hitam. jika kalian menanyakan kamu suka apa Kania aku suka hitam dan minuman favorit ku Americano. Namun, semua hal itu berubah setelah aku bertemu dengan 2 sosok yang menjadi kan hidupku...