KA.HA 00.29

127 13 0
                                    

Kami sudah tiba di Mesir sekarang sedang menunggu rehan dan fauzan untuk menjemput mereka memaksa untuk menjemput kami, kami akan tinggal di dekat asrama rehan dan fauzan.

"Umma saka mau bobo" saka sejak di pesawat dia tidak tidur dan asik bermain serta memakan kurma anak ini sangat gemar memakan kurma.

"Sebentar ya sayang kakaknya belum sampai, kalau saka bobo umma gak bisa gendong nak" aku sangat kasihan melihat saka yang sudah menahan kantuk tapi kalau saka tidur akan repot juga koper kami ada 3 dan semua itu besar yang lebih kecil hanya punya saka saja.

"Biar tidur aja sayang, nanti saya yang gendong, koper nanti di angkut dulu aja ya" aku mengangguk dan mulai mengelus punggung saka. Anak ini kalau tidur suka sekali bersandar di perutku dia senang mendengarkan gerakan adiknya.

Tak lama muncul rahan dan fauzan yang sudah memarkirkan mobil.

"Assalamualaikum Umma abi maaf kami telat" mereka mulai menyalami aku dan kak hafiz.

"Waalaikumussalam Gapapa nak, umma hanya kasihan sama saka yang mau tidur" aku masih mengelus lembut punggung saka.

"Yah adek tidur" fauzan mulai duduk di hadapan saka "adek ini kakak ko bobo?" Fauzan mulai menusuk-nusuk pipi saka tapi saka yang sudah capek pun hanya bergumam dan mengibaskan tangannya.

"Hahaha ngantuk dia kak, dari berangkat cuman tidur sebentar asik makan kurma sama coklat" aku mulai menjelaskan kegiatan saka.

"Udah ya abi gendong aja sakanya" aku mengangguk karena perutku sudah sangat berat menahan kepala saka.

"Udah semua kopernya? Tas adek bi" aku mulai berdiri dan mulai melangkah ke arah mobil.

"Ini mah bukan tas, ini mah boneka yang di kasih tali" fauzan melihat tas yang saka kenakan. Memang tas saka ini berbentuk gajah karena dia memaksa untuk membawa boneka gajah aku pun berinisiatif membawa tas gajah saja kalau membawa boneka takut hilang.

"Ade kalian kan maniak gajah, apa-apa harus gajah" kami sudah mulai pergi dari bandara. Tadi saka pindah duduk bersama rehan di depan.

"Bi tolong pinggangnya sakit banget" aku mulai meminta untuk di pijit sungguh pinggangku sangat sakit, padahal sudah menggunakan sabuk untuk kehamilan.

"Buka dulu sabuknya umma, lihatnya ke sini dulu" aku mengangguk mulai membuka sabuk dan mulai menghadap kak hafiz menyandarkan tubuhku yang terasa remuk.

"Revan sama haris kapan ke sini nak" aku mulai bertanya kepada rehan dan fauzan dengan masih menikmati elusan dari kak hafiz.

"Hari ini umma, mereka gak jadi besok katanya udah di jalan juga tadi tuh bilangnya 3 jam lagi sampai ke kota yaman, terus susah sinyal juga jadi belum ngasih kabar lagi" ah mereka sudah sangat ingin cepat-cepat bertamu dengan saka.

"Ya sudah, nanti kasih tau umma atau abi kalau sudah mau naik pesawat. Ac nya kecilkan nak kasian itu adek sampai ngigau" saka kalau kedinginan suka sekali berceloteh memanggil ku atau kak hafiz.

"Ko kepala adek benjol umma?" Saka ini kemarin setelah pulang dari mencari oleh-oleh dia kembali lagi menabrak lemari baju yang pintunya terbuka.

"Adek kalian kalau jalan suka mundur apalagi kalau lagi bareng sama orang dia gak bakalan lihat ke depan, udah sering kaya gitu hampir 2 bulan ini, rencananya habis dari sini mau di bawa berobat"

"Hah, serius umma separah itu? Terus gimana kalau di sekolah masa mundur juga perasaan kemarin enggak gitu. Adek ko kamu ada-ada aja sih, mau di periksa di sini juga gak umma abi?"

"Ada rekomendasi dokter yang bagus gak nak" kali ini giliran kak hafiz yang bertanya.

"Ada bi, kita coba dulu aja. Oh ya tadinya mau di bawa berobat ke mana sama umma dan abi?"

"Umma kalian mau saka dibawa ke Singapore abis dari sini kita gak langsung pulang mau ke situ dulu, tapi kalau di sini bagus ya di sini aja"

****
Kami sudah sampai di penginapan untuk hari ini kami belum berencana melakukan hal apa pun, dan akan bertemu nanti malam bersama anak-anak. Saka? Anak itu masih setia tidur dia tidur di sebelah ranjangku.

"Abi, tolong ini gak kuat pinggangnya" aku merasakan sakit pinggang kembali mungkin karena melakukan perjalanan yang sangat memakan waktu.

"Masih sakit, periksa ya mau kita ke rumah sakit" aku menggeleng membayangkan akan menaiki kendaraan saja sudah membuatku malas apa lagi harus ke rumah sakit.

"Bantu angkat dulu perutnya sebentar, capek banget ini pinggangnya sakit banget bi huuuhh" aku mulai membelakangi kak hafiz untuk membantu ku mengangkat perut karena aku merasa sangat sakit sekali.

"Enakan gak sayang, sabar ya nanti baringan di kasur saya pijit ya" aku mengangguk terasa lebih ringan tubuhku dan juga pinggangku tidak sakit lagi.

"Yang dari tarim udah sampai mana bi?" Aku masih asik melihat pemandangan mesir dari kaca jendela.

"Tadi udah mau naik pesawat, mungkin sekarang sudah di pesawat, tadi nge hubungin abi sebelum sampai ke sini" aku mengangguk dan menyuruh kak hafiz untuk melepaskan perutku.

"Seneng di sini atau di mekkah bi" aku mulai percakapan dengan kak hafiz

"Dua-duanya nyaman, mekkah kota yang sangat mulia dan sangat di cintai oleh umat muslim di seluruh dunia, Mesir sendiri negara yang menurut abi sangat maju dalam dunia pendidikan, abi pengen belajar di sini juga"

"Sama, diem dulu di sini yu bi. Sampai dedek umur 3 bulan mau gak? Umma kan udah gak kerja, abi bisa kerja online gak? Pesantren bisa di tinggal gak, umma pengen banget di sini bi"

"Serius mau sampai dedek lahiran di sini juga? Kalau kerja bisa cuman cek aja kan paling 5 bulan ini gak survei ke tempat kerja aja, yaudah kita tinggal di sini aja mau?"

"Mau banget, nanti mau belajar ilmu juga. Obrolin dulu ya sama anak-anak dan keluarga yang lain. Ijin dulu buat tinggal di sini bi"

"Iya nanti kita ngobrol ya pas makan malam, ko aktif banget sih nak, seneng ya mau di ajak tinggal di sini" kak hafiz mulai mengelus perutku.

"Biasa kan jam segini lagi aktif-aktifnya, Tapi keseringan aktif jadi kewalahan banget. saka di betulin dulu bi" aku mulai menengok ke arah saka "astagfirullah anak ini ya Allah" aku melihat tinggal pinggang dan kakinya saja yang belum jatuh ke bawah.

"Ya Allah saka, nak kamu ko tidur sampai muter gini, umma suka heran" aku mulai memegang kaki saka agar tidak jatuh, sedangkan kak hafiz sedang membetulkan saka.

"Bahaya ini saka kalau tidur sendiri, nanti cari tempat buat tinggal yang bisa kita ubah aja ya, tempat tidur nanti pakai yang bawah aja" aku mengangguk saka ini kalau sampai barusan jatuh bisa benjol kepala nya.

"Iya boleh, buat janji dulu bi sama dokter yang kata fauzan tadi. Laperr bi mau makan" aku sudah duduk di kasur di dekat saka.

"Iya, nanti minta no nya ke fauzan, mau makan apa? Kacang mus kan belum dimakan" ah aku teringat kak hafiz membelikan ku kacang dan kismis cukup banyak.

"Iya belum di bongkar ya koper, punya anak-anak belum di kasih juga ya"

"Iya, bentar abi ambilkan dulu" kak hafiz mulai membongkar koper dan mulai memisahkan barang-barang untuk anak-anaknya.

"Bi pengen cari tempat yang produksi kain di sini di mana ya, umma mau lihat-lihat"

"Mau buat baju? Nanti tanya temen abi dulu, lusa gak papa kan kalau ketemu dokternya sekalian periksa dedek ya"

"Iya pengen nyoba kain dari sini, yaudah gapapa yang penting udah ada janji ketemu aja sama dokter nya"

"Anak-anak nanti malam mau ke sini, ngajak makan juga kata mereka kangen makan bareng" aku masih asik makan kacang mus sambil menyender di pundak kak hafiz.

"Yaudah ke sini aja, sekalian nanti ngobrol juga sama rencana kita buat tinggal di sini"

"Iya nanti sekalian kita ngobrol, ini adek laper ya ko gerak-gerak terus sih nak" kak hafiz sedang mengelus perutku.

"Kayanya iya deh laper, tapi masa sih de tadi kan udah makan kamu aktif banget sayang" aku masih tetap setia memakan kacang dan kismis.

Hari pertama ku di mesir di isi dengan kegiatan membongkar koper dan juga cerita mengenai hal-hal baru bersama kak hafiz. Banyak hal yang kami rencanakan setelah pulang dari mesir bahkan rencana untuk tinggal pun sudah kami rencanakan.

KA.HA (Kania & Hafiz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang