Hari ini kami sudah siap untuk ke Singapore, paman dan bibi sudah kami hubungi mereka sempat terkejut dan menanyakan apa yang terjadi kepada saka aku menjelaskan secara rinci. Mereka ingin menyusul kami tetapi aku bilang tidak usah karena kami hanya 2 minggu di Singapore dengan waktu pemulihan saka, setelah sembuh kami akan langsung pulang ke rumah di pesantren.
"Saka gak mau ini bi, saka mau brokoli aja" saka sedang menikmati sarapan pagi dengan tumis brokoli, wortel dan jagung.
"Iya boleh, tapi nanti jangan pilih-pilih makanan ya nak" kak hafiz mulai memberikan apa yang saka inginkan.
"Iya abi, hari ini aja ya bi" kak hafiz mengangguk dan kami mulai melakukan sarapan.
"Mba sisi jadi nyusul sayang?"
"Jadi bi, mungkin duluan mba yang sampai" aku memang meminta bantuan mba sisi untuk membantu merawat saka, bukannya tidak mau namun dengan kondisi ku yang sekarang sudah hamil 8 bulan aku pun sedikit kewalahan dengan reaksi tubuhku yang tidak bisa untuk terlalu lelah.
"Yaudah gapapa, udah nak mau nambah lagi gak sayang"
"Enggak abi saka udah kenyang"
Setelah sarapan kami pun bersiap-siap untuk berangkat ke bandara. Kami berangkat bersama anak-anak yang lain mereka akan mengantarkan kami sampai ke bandara.
"Umma berangkat ya nak, kalian hati-hati di sini ya. Yang semangat belajarnya semoga berkah ya, jangan lupa sholat ya nak, doakan kami sampai ke tujuan selamat ya, jangan lupa sering kabarin umma dan abi ya nak" aku memeluk semua anak-anak.
"Abi pamit ya, kalau ada apa-apa kabari abi ya nak, nanti yang pulang ke yaman jangan lupa hati-hati ya nak"
Kami akan berpisah untuk beberapa bulan ke depan lagi, Aku dan kak hafiz akan sibuk dengan kegiatan kita dan anak-anak akan sibuk dengan kegiatan belajarnya. Setelah memberikan nasehat dan berpelukan kami berpisah di bandara dengan aku dan kak hafiz yang akan melakukan perjalanan kembali ke Singapore.
"Abi, kepala saka pucing hiks...hiks" saka masih setia di gendongan kak hafiz anak ini demam kemarin malam.
"Sebentar nak, kalau udah masuk ke pesawat saka boleh bobo ya" saka masih terisak pelan dengan muka yang sedikit merah.
****
Setelah melakukan perjalan selama 12 jam akhirnya kami sampai di Singapore, mba sisi sudah sampai 2 jam yang lalu. Aku dan kak hafiz langsung menuju ke penginapan kita yang cukup dekat dengan rumah sakit.
"Abi mau kemana?" Saka masih setia di gendong oleh kak hafiz, anak ini tidak mau lepas dari pangkuan kak hafiz.
"Mau ke tempat nginap, sebentar ya nanti saka bobo di kasur ya nak" kak hafiz masih menggenggam tangan ku dan tangan satunya memegang troli koper.
"Taxi nya udah ada bi"
"Udah, ada di depan capek gak sayang"
"Dikit sih lebih ke pegel aja, topinya pakai nak" aku mulai memakaikan topi saka yang tadi dia taruh di tas ku.
"Sayang hp saya getar ada yang nelpon kayanya" aku mulai mengambil hp kak hafiz dan mengecek ternyata anak-anak yang menelpon.
"Anak-anak bi yang telpon, jangan dulu di angkat aja ya kita masih repot" kak hafiz mengangguk aku mulai mengirimkan pesan memberitahu kita sudah sampai.
Setelah berjalan kami menemukan taxi yang sudah kami pesan, setelah melihat koper sudah masuk kedalam bagasi aku bergegas untuk masuk kedalam mobil.
"Mau minum gak nak?" Aku mulai menanyakan kepada saka, anak ini demam ringan aku tidak memberikan dia obat karena besok saka akan melakukan cek untuk operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KA.HA (Kania & Hafiz)
General FictionAku Kania Bahira Hari-hari ku penuh dengan warna abu-abu dan Hitam. jika kalian menanyakan kamu suka apa Kania aku suka hitam dan minuman favorit ku Americano. Namun, semua hal itu berubah setelah aku bertemu dengan 2 sosok yang menjadi kan hidupku...