Pagi hari pertama ku di rumah kak hafiz, pagi ini aku belum menemukan ide untuk sarapan pagi melihat isi kulkas yang kosong tadi aku masih berpikir ulang untuk memasak apa.
"Umma" saka dia baru bangun efek kelelahan yang di rasakan, biasanya dia bangun di waktu subuh.
"Kenapa sayang" aku yang sedang merapihkan baju bergegas menghampiri saka.
"Umma pusing, ini saka panas" saka mulai menunjukan bagian badannya yang terasa tidak enak.
"Coba umma periksa dulu boleh" aku mulai menyentuh dahi, leher saka anak ini sedikit demam karena perubahan cuaca.
"Tenggorokan nya sakit gak nak?" Aku mulai menanyakan hal tersebut karena cuaca di sini cukup dingin. Saka mulai menganggukkan kepalanya.
"Minum dulu ya, habis itu kita makan nanti umma buatkan bubur ya nak" saka kembali mengangguk dan mulai menerima minum yang aku berikan.
••••
Kak hafiz tadi pamit ke pesantren dia bilang ada kelas yang kosong tidak ada ustadz nya. Aku pun mengangguk, tadi pagi aku sudah mengobrol dengan kak hafiz selepas sholat dan kesalah pahaman pun sudah selesai.
"Assalamualaikum, saka umma" itu suara kak hafiz aku dan saka sedeng ada di dapur.
"Waalaikumussalam" aku mulai menjawab dan mengalihkan pandangan ku kearah kak hafiz.
"Kenapa di gendong umma sayang, sama abi yu, liat abi bawa apa buat saka"
"Gak mau saka mau sama umma, saka pucing panas" saka masih setia memelukku dia sedang kode manja.
"Ya Allah anak abi sakit ya, duduk yu sama abi nanti abi bacakan doa mau gak sayang biar sembuh" saka yang tertarik dia mulai merentangkan tangannya ke arah kak hafiz.
"Kue nya di masukin ke kulkas aja sayang"
Saka mulai di ajak ke depan bersama kak hafiz, aku masih membuat bubur yang sebentar lagi akan matang. Sambil menunggu aku memasukan kue yang di bawa oleh kak hafiz ke dalam kulkas.
Setelah selesai aku mulai membawa bubur saka ke depan, ternyata anak tersebut sedang tiduran di pelukan abinya sambil di bacakan sholawat tetapi ada yang aneh kakak-kakaknya sedang memperhatikan saka mereka melakukan video call dengan pemandangan punggung saka.
"Adek, sakit ya?" Kali ini rehan yang bertanya.
"Iya adek pusing sama panas kaget sama cuaca di sini"
Aku mulai melangkah kan kaki mendekati mereka.
Setelah sampai aku duduk di sebelah kak hafiz."Ade makan dulu ya nak, ini umma bawa bubur buat adek" aku mulai mengelus rambut saka.
"Ummaaa, hiks panas umma panas" saka memang tidak suka dengan suhu tubuhnya sendiri.
"Iya, makan dulu ya nanti umma kasih obat ya biar sembuh, itu kakak saka nungguin saka ngobrol sayang" aku mulai mengaduk bubur yang tadi aku bawa setelah membacakan doa aku mulai menyuapi saka.
"Kalian sehat kan nak" aku mulai bertanya kepada 4 orang anak yang sedang merantau.
"Sehat umma, umma dan abi sehat kan di sana" haris mulai bertanya.
"Alhamdulillah sehat, besok teman abi yang ke tarim berangkat dari sini"
"Iya umma, makasih banyak maaf buat umma dan abi repot"
"Sama-sama, umma dan abi gak repot. Kopernya ada 2 ya nak buat kalian satu-satu. Buat rehan sama fauzan lusa ya nak" aku masih menyuapi saka.
"Udah umma, saka mau muntah" dia menutup mulutnya dengan tangan gembul nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KA.HA (Kania & Hafiz)
General FictionAku Kania Bahira Hari-hari ku penuh dengan warna abu-abu dan Hitam. jika kalian menanyakan kamu suka apa Kania aku suka hitam dan minuman favorit ku Americano. Namun, semua hal itu berubah setelah aku bertemu dengan 2 sosok yang menjadi kan hidupku...