KA.HA 00.26

113 11 0
                                    

Setalah 2 hari di rawat aku mulai pulang ke apartemen bersama kak hafiz. Apartemen ku jauh dari lokasi gempa kemarin dan untuk ke kantor aku perlu waktu 1 jam lamanya.

"Cafe mau launching kapan bi? Udah berapa persen" aku sedang bersandar di kasur dan kak hafiz sedang mengelus perutku.

"Kayanya lusa atau minggu depan, udah semua tinggal ngatur acara aja"

"Kalau gitu jangan dulu pulang, nanggung banget bi"

"Iya gimana aja, umroh yu sayang?" Ini kak hafiz kenapa sangat mendadak sekali.

"Kapan? Bi kan kita mau ke mesir sebelum atau sesudahnya?"

"Sebelum aja sayang, udah umroh kita ke mesir" ini maksudnya apa liburan panjang atau gimana.

"Jadi ini mau liburan panjang maksudnya? Boleh berarti abis pembukuan cafe ya?"

"Sekalian dong sayang, Iya sayang boleh ini juga udah mau akhir bulan" aku menyetujui kegiatan kali ini.

****

Malam harinya aku sedang memeriksa email juga sambil menunggu mba nia memasak. Untuk arya dia masih di rumah sana, di apartemen ini hanya ada 2 kamar dan kamar satu lagi di pakai oleh mba nia dan mba sisi.

"Ihhh abi saka ketinggalan" saka dan kak hafiz sedang sibuk bermain di bawah.

"Abi kan dapet double terus jadi cepat ke depan" aku akan meninggalkan mereka berdua karena aku yakin sebentar lagi saka akan menangis karena kalah.

"Mba sisi sama mba nia akhir tahun mau pulang ke kampung atau di sini?"

"Kami belum ada rencana bu"

"Ikut umroh aja ya sama kita, tapi nanti pulang berdua ya saya mau lanjut ke temu anak-anak"

"Gak usah bu, ibu aja sama bapak kami di sini aja"

"Lo gak papa, ikut aja kan saya yang nawarin biar rame umrohnya kalau saya bertiga agak sulit melihat tingkah saka" aku memang sudah lama merencanakan untuk mengajak mereka ikut umroh.

"Tapi kita gak enak bu, masa cuman art sama pengasuh ikut umroh"

"Mba saya gak membeda-bedakan Drajat manusia bagi saya kita sama aja, saya butuh mba di rumah mba banyak berjasa buat saya masakin saya, beresin rumah saya, nyiapin keperluan saka dan ngajak main saka itu sebuah pengorbanan yang besar mba, dan itu semua kerja keras mba dan juga saya sangat terbantu. Semua itu jasa-jasa mba yang sudah membantu saya selama 2 tahun ini"

"Tapi itu pekerjaan kami bu..."

"Mba saya merasa mba itu berjasa buat saya bukan bekerja, dan saya juga sudah menganggap mba-mba seperti keluarga saya"

"Umma abiiii nakall" ya Allah anak ini gak pernah ada habisnya.

"Gak boleh teriak-teriak ini di rumah, umma gak suka" aku mulai pamit untuk ke depan.

"Tapi abi nya nakal saka di tinggal"

"Kan adek lagi main sayang, kalau main itu ada yang menang dan ada yang kalah, saka kan kalah dan abi yang menang. Itu namanya permainan sayang"

"Tapi saka kalah terus, umma abi curang" aku mulai menarik nafas yang panjang agar tidak emosi.

"Sini duduk sama umma, saka tadi lihat abi curang kaya gimana? Abi kocok dadunya berapa kali? Liat gak saka no nya berapa? Kalau 6 abi kan ngulang lagi sampai gak dapet angka 6, terus tadi abi kan naik tangga otomatis cepet gak?"

"Abi kocoknya banyak, tapi abi 3 kali kocok uma dan semuanya angka 6, tapi saka gak naik-naik saka turun terus"

"Itu abi gak curang sayang kan kaya gitu mainnya, kalau saka turun terus itu namanya saka belum beruntung dan harus kocok lagi, kalau masih bilang curang umma gak bakalan kasih ijin main itu lagi ya" saka mulai mengangguk dan mulai meminta maaf kepada kak hafiz.

KA.HA (Kania & Hafiz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang