Hari ini kak hafiz akan pulang sudah 1 Minggu dia di Jakarta dan dia bilang karena banyak kerjaan. Aku pun memahaminya dan juga kita memang sudah sepakat sejak awal menikah.
"Abi pulang? Saka ikut ya" saka masih bermanja-manja dengan kak hafiz.
"Saka sama umma aja ya nak, tunggu di sini jagain umma sama dedek" saka sudah di beri tahu sepulang dari makan malam, anak ini sungguh sangat senang mengetahui dia akan mempunyai adik.
"Tapi...tapi saka mau ikut Abi aja, umma di sini ada mba ko, nanti kalau saka gak ikut abi gak pulang" aku terkejut dengan apa yang barusan saka katakan. Dia takut kak hafiz tidak akan pulang lagi seperti 1 bulan kemarin.
"Enggak nanti abi pulang nak, maaf ya kemarin abi gak pulang ke sini" kak hafiz masih setia mengelus punggung saka anak ini sudah menangis.
"Sayang gimana?" Kak hafiz mulai bertanya kepada ku.
"Sama umma aja ya nak, abi nya mau kerja. Kalau abi gak kerja nanti saka jajan pakai apa, kasihan juga ya om santri Abi juga harus ngasih ilmunya" aku mulai mengambil saka dari pangkuan kak hafiz tapi anak tersebut tidak mau.
"Umma kan abi udah ada rezekinya, kan umma juga punya rezekinya jadi abi gak usah kerja. Kan om santi ada kakek dan om arkam sama om yang lain pokonya abi gak boleh" yang di maksud saka ini cafe punya kak hafiz dan kartu yang di miliki oleh aku.
"Gak gitu sayang, kan rezeki juga harus di cari nak, abinya kerja ya sayang minggu depan kan pulang lagi ke sini nak, yah sama umma aja ya kan saka harus sekolah"
"Gak mau abi bohong kemarin juga gak pulang, saka sekolah sama abi aja" saka masih tetap ngotot tidak mau lepas dari kak hafiz.
"Enggak gitu sekarang abi pulang dulu, yu sama umma kalau saka ikut sama abi umma sama siapa? Sama umma aja ya nak, abinya harus berangkat"
"Gak mau umma.....hiks...hiks..." Saka malah semakin menangis di pelukan kak hafiz.
"Bawa aja ya sayang, gak tega aku ninggalin nya" kak hafiz mulai menenangkan saka.
"Kalau di bawa kak hafiz gak bisa kerja nanti, yang ada saka nempel terus berangkat aja nanti biar aku yang nenangin" aku mulai mengambil saka di gendongan kak hafiz.
"Gak umma gak mau saka mau sama abi umma" saka mulai menangis kembali dia masih memeluk abinya dengan erat, aku terus menarik napas agar tidak emosi dengan tingkah saka kali ini.
"Bawa aja ya gapapa, aku gak banyak ngisi kajian ko minggu ini, jadi gak terlalu padat, gapapa ya?" Aku pasrah dan mengangguk kemudian menyiapkan barang-barang saka.
****
Aku sudah sampai di bandara, aku sengaja mengantar kak hafiz dan saka ke bandara.
"Inget ya sayang, nurut apa kata abi, nenek dan kakek ya di sana, paham kan nak inget juga pesan umma kalau mau berpergian" saka mulai mengangguk dia masih setia di gendongan kak hafiz.
"Umma saka perginya sebentar ko ya gak lama nanti pulang lagi sama abi buat ketemu umma sama dedek" saka mulai menciumi ku dengan lembut dan terkahir dia mulai memelukku dengan erat.
"Iya sayang hati-hati ya"
"Saya berangkat dulu ya, kalau ada apa-apa kasih tau saya, abi pergi dulu ya nak sama abang saka nanti kita ketemu lagi ya nak" kak Hafiz mulai mencium dan mengelus perutku.
"Iya, hati-hati ya nanti kabarin ya kalau udah sampai" aku mulai memeluk kedua orang yang akan jauh dari ku selama 2 minggu ini.
Setelah melepas kan mereka aku mulai melihat saka dan kak hafiz pergi untuk masuk ke pesawat, sedih tapi bagaimana ini kehidupan rumah tangga ku. Mungkin aku akan mengajukan resign ke kantor aku sangat kasihan melihat kak hafiz bolak-balik ke Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
KA.HA (Kania & Hafiz)
General FictionAku Kania Bahira Hari-hari ku penuh dengan warna abu-abu dan Hitam. jika kalian menanyakan kamu suka apa Kania aku suka hitam dan minuman favorit ku Americano. Namun, semua hal itu berubah setelah aku bertemu dengan 2 sosok yang menjadi kan hidupku...