Bagian 20 : Garis Keturunan

466 77 7
                                    

Rasya menyampaikan keinginan Gema pada semua sahabatnya. Saat ini mereka sedang berkumpul di rumah utama kecuali Yoga yang sedang bersama Gema di rumah dekat danau. Sahir dan semu yang mendengar kabar dari Rasya berdecak kesal dan ada yang merasa kecewa. Bukan karena merasa sia-sia atau merasa tidak berguna tapi mengapa dari semua keinginan Gema yang bisa mereka wujudkan, Gema harus memilih kata 'pulang' dan memohon hal itu terjadi dengan teramat sangat.

Sahir yang paling tua merasa ini bukan keputusan yang baik bagi Rasya ataupun Gema. Pulang dengan kondisi Rasya yang berantakan dan Gema yang belum sembuh benar. "Tidak akan ada satupun dari kita yang setuju kau dan Gema pulang", putusan Sahir yang diiyakan oleh semua orang.

Rasya juga tidak ingin. Tapi Gema tetap menginginkan pulang ke rumah. Malam itu Gema tidak memberikan alasan dan bercerita dari mana usulan itu. Yang jelas, Gema memohon pada Rasya agar bisa pergi dari sini.

"Kak Yoga sedang bersama Gema. Mungkin setelah ini kita akan tau alasannya untuk pulang ke rumah" ucap Harry yang mencoba menengahi. Harry berharap dia bisa malakukan hal yang lebih berarti untuk kesembuhan Gema sekaligus membantu masalah Rasya.

"Kak Sahir yakin kalau Gema akan menjawab semua pertanyaan Kak Yoga dengan jujur? Terakhir, kita semua tau Gema berhasil mengelabui Kak Yoga bahkan kita semua" ucap Ares dengan nada khawatirnya.

Naresh menghempaskan nafasnya sejenak lalu membalas ucapan Ares dengan nada bicara yang serius, "Ares, kita semua tau kalau Kak Yoga pasti akan belajar dari kesalahannya. Lagipula apa yang terjadi pada Gema sekarang adalah karena kita semua belum berusaha semaksimal mungkin menjaga adik kita. Jangan saling menyalahkan dan jangan berprasangka yang tidak-tidak"

Itulah Naresh yang selalu bisa menemukan celah untuk tidak menyalahkan siapapun atau menyudutkan salah satu pihak. Kebijaksanaa dan kejeniusan Naresh yang membuat ia menjadi lead dan juga penengah yang baik diantara mereka.

"Terima kasih, Kak" hanya ini saja yang bisa Rasya ucapkan. Dia tidak bisa menemukan kalimat untuk menunjukan bagaimana bersyukurnya dia karena telah dipertemukan dengan sahabat-sahabatnya.

"Lalu apa rencanamu selanjutnya, Rasya?" Tanya Harry dengan hati-hati. Setelah mendapatkan pertanyaan itu, Rasya terlihat berfikir sejenak. Rencana pembalasan untuk ayah dan ibunya harus berhasil.

"Aku tetap akan menjalankannya, Kak. Kedua orang tuaku itu harus tau bahwa seorang anak bukan ajang untuk menaikkan popularitas" jawab Rasya yakin.

"Kau masih mau menjadikan ibuku sebagai batu loncatannya?" pertanyaan dari Naresh ini membuat Rasya menoleh padanya dengan wajah yang tidak mengerti.

Naresh itu adalah seorang penyelidik dan Sahir adalah seorang jaksa. Entah mengapa Rasya baru teringat sekarang. Seharusnya Rasya meminta tolong pada mereka sejak dahulu. Naresh dan Sahir adalah orang pertama yang tepat untuk membantunya.

"Kau lupa apa pekerjaanku dan Naresh, Rasya?" Tanya Sahir yang kemudian tersenyum pada Rasya.

"Rasya, aku rasa tidak tepat untuk menggunakan ibumu. Karena dia sendiri juga tidak menginginkan Gema. Dia hanya ingin kau kembali padanya. Salah satu cara agar kau ingin kembali adalah ibumu harus menerima Gema. Dia pasti terpaksa melakukannya" ucap Harry yang menambahkan.

"Selain itu dari penyelidikanku. Alasan perceraian kedua orang tuamu adalah..." Naresh tidak tau apakah dia bisa membuat Rasya mengerti tanpa tersakiti dengan ucapannya nanti. Tapi yang jelas, Rasya harus tau yang sebenarnya. "Keberadaan Gema diantara mereka. Ayah dan Ibumu memang tidak menginginkan Gema sejak awal" lanjut Naresh.

"Apapun alasannya. Gema itu adik kandungku!" Tegas Rasya yang tidak terima.

"Dan dari situlah kesuksesan mereka, Rasya. Mereka memaksa Gema untuk memenuhi ekspektasi semua orang tanpa kau tau. Orang tuamu membuat persepsi masyarakat, walaupun tidak menginginkan anak kedua tetapi mereka menyayanginya dan akhirnya Gema bisa membuktikan kecerdasannya selama ini. Ya, lebih tepatnya kedua orang tuamu sudah mengeksploitasi Gema. Kau tau maksudku, kan?"

GEMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang