Gema menatap dirinya di cermin. Dia tidak sedang meyakinkan diri. Gema hanya menatap bayangannya. Kesepuluh jemari Gema gemetar hebat karena melawan gejolak dikepala dan sesak didada. Panic Attack nya kambuh tapi Gema harus tetap berdiri. Ia harus membantu kakaknya untuk menyelesaikan peperangan ini.
Gema membuka pintu kamar dan mengatakan ia sudah siap pada Yoga yang sudah menunggu. Yoga mengangguk pelan dan meyakinkan pada Gema bahwa ia akan baik-baik saja. Komunikasi yang singkat itu berakhir dengan perjalanan menuju pusat kota dengan keamanan yang ketat.
Perjalanan kala itu adalah salah satu perjuangan terberat Gema. Sesak dan mual terus Gema rasakan. Perutnya yang kosong dipaksa untuk membuang makanan yang akhirnya hanya air putih saja yang keluar. Alhasil saat ini perutnya sedang kram dan Harry mengompresnya dengan air hangat agar lebih baik.
"Haruskah kita undur saja jamnya? Gema akan lemas dan kehabisan cairan saat sampai disana" Saran Harry dengan nada dan wajah khawatirnya. Sahir dan Yoga terdiam bukan karena mereka tidak mau menjawab. Tapi rasa khawatir yang mereka rasakan juga sama seperti yang Harry rasa.
"Aku baik, Kak" Jawab Gema lirih dengan kedua mata yang terpejam dan deru nafas yang melemah.
"Ini karena kau belum makan sesuatu dan elektrolit dalam darah menurun. Kau pasti belum makan sejak kemarin. Kau membuang semua makananmu lagi?" bawel Harry dengan memeluk Gema. Ia terdengar seperti seorang ibu yang sedang cemas pada anaknya.
"Biar Gema istirahat dulu, Har" ucap Yoga dengan pandangan lurus. Sahir yang sedang mengemudi hanya bisa memperhatikan dari kaca spion kondisi Gema. Sahir berharap tidak ada hal buruk yang terjadi.
Diwaktu yang sama, Rasya dan Deni menghadiri gedung pertemuan yang sudah ramai oleh pers dari banyak media pemberitaan. Deni yang pertama menyampaikan pelanggaran dan semua tindakan yang dilakukan oleh Randy serta semua fakta dibalik perceraian mereka berdua.
"Perceraian itu adalah jalan untuk Randy dan Marta melerai pertengkaran sekaligus pembagian harta mereka yang nantinya lebih mudah"
"Jadi kabar bahwa Gema bukan anak kandung Randy dan Marta itu tidak benar?"
"Hasil dari tes DNA membuktikan Gema adalah putra kandung Randy dan Marta. Dilanpirkan juga surat dari rumah sakit yang menyatakan Marta melahirkan Gema pada tanggal 1 September tahun 1997 dalam keadaan sehat dan persalinan dilakukan secara normal"
"Lalu bagaimana dengan kekerasan yang dialami Gema? Apakah bisa dijelaskan seperti apa kekerasan yang dialaminya?"
Deni tidak bisa menjawab karena pertanyaan itu menjurus pada keadaan dirumah keluarga Randy. Kali ini Rasya yang harus menjelaskan. Deni menoleh pada Rasya yang tengah menarik nafas panjang.
Deni melihat ke arah Rasya yang sepertinya belum siap. Akhirnya, Deni mengambil alih terlebih dahulu, "Berdasarkan hasil dari pemeriksaan fisik Gema, ditemukan luka lebam dan cedera kepala ringan yang dialami karena benturan dan pukulan yang keras. Ada beberapa bagian tubuh Gema yang sempat sembuh dan kemudian terluka lagi. Sementara pemeriksaan psikologis Gema didiagnosa memiliki beberapa penyakit mental seperti Panic Attack, Depresi, Kecenderungan Bipolar, dan Resiko Bunuh Diri yang berat ditandai dengan Self Harm dan perasaan Apathetic, yang diartikan apabila seseorang sudah mengalami sakit yang sangat mengganggu maka orang tersebut akan diam dan tidak berespon terhadap lingkungan sekitar. Sampai disini semua teman pers pasti sudah bisa memperkirakan apa yang dialami Gema selama ini"
Rasya menoleh pada Deni yang sekarang ini berstatus sebagai pengacaranya. Seseorang yang memilih membantu Rasya dan Gema demi keselamatan putranya. Meski begitu, sorot mata Rasya menggambarkan rasa terima kasih yang teramat sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA || END
Fanfictionada kalanya redup dan ada kalanya bersinar dan Gema tidak bisa membedakannya @okt2021