THE END: Keputusan Gema untuk Semuanya

795 81 8
                                    

Untuk Kak Rasya.
Kak, maafkan aku karena aku penyebab semua kekacauan ini. Aku tidak bisa berfikir jernih dengan kepalaku sendiri. Aku tidak akan bisa mendampingi Kak Rasya atau memulai kehidupan yang baru karena aku akan terus seperti ini.

Terima kasih banyak Kak Rasya, Kak Sahir, Kak Naresh, Kak Harry, Kak Yoga dan Kak Ares sudah sangat membantuku dan membuatku bangkit lagi.

Maafkan karena aku selalu jatuh ke tempat yang sama. Aku membiarkan jam berhenti berputar untuk diriku sendiri, dan memang seharusnya untuk diriku sendiri. Aku tidak akan membiarkan waktu berhenti untuk semua orang.

Ayah, ibu. Aku tidak membenci kalian. Tapi aku mohon jangan ganggu Kak Rasya. Aku yakin ayah dan ibu juga ingin Kak Rasya bahagia.

Adakalanya, manusia memiliki limit sendiri, batasan, dan juga kemampuannya. Disinilah aku sekarang, Kak. Aku sudah mencapai limitku. Aku sudah sangat ingin pulang. Jika tidak didunia ini, aku yakin kita akan dipertemukan ditempat yang lebih baik. Dimanapun Kak Rasya berada, aku pasti akan menemukannya.

Tidak bisa aku ukur rasa syukur dan terima kasih untuk Kak Sahir, Kak Yoga, Kak Harry, Kak Naresh, dan Kak Ares yang selalu berusaha menyembuhkanku dan menyayangiku. Tapi Kak, semakin kalian melakukannya maka aku akn semakin menyakiti dan merepotkan. Aku tidak mau.

Keputusan ini aku ambil untuk semuanya. Untuk kebahagiaan dan ketenangan setiap harinya. Aku tidak akan bisa hidup jika tidak merasakan tenang. Sama saja aku berusaha bangkit dari kematian dan itu sangat melelahkan.

Kak Rasya, aku putuskan untuk mengakhiri semuanya. Bahagia selalu, Kak. Aku menyayangi kalian semua.

-Gema-

Begitulah isi surat Gema yang mengacaukan perasaan semua orang. Keenam kakaknya bergegas untuk mencari Gema. Sahir juga langsung melaporkan pada pihak berwajib karena Gema mempunyai mental illness sehingga hilangnya dia bisa menjadi kemungkinan tindakan yang mengancam bahaya.

Kacau, semuanya kacau.
Rasya yang paling tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Ia langsung mengemudikan mobil menuju rumah ayahnya. Emosi dan kesedihan membuat Rasya tidak bisa berfikir jernih. Dalam surat Gema sudah sangat jelas baginya, niat Gema dan keterlambatannya untuk menyelamatkan nyawa adiknya.

Rasya mengusap kasar air mata yang jatuh dari mata kirinya. Mata elang itu memerah karena Rasya menahan tangisnya. Air mata itu tidak akan bisa mengembalikan Gema padanya.

Fokus Rasya pada jalanan teralihkan sejenak dengan ponselnya yang terus berbunyi. Nama 'Ares' sudah berkali-kali muncul pada panggilan yang tidak terjawab itu. Rasya yang kesal langsung melempar ponsel keluar jendela.

"Jika memang harus berakhir seperti ini. Maka, apa boleh buat? Aku akan menemui dan berbahagia dengan Gema dilain dunia!" Ucap Rasya.

Tatapannya teralihkan pada senapan dan pisau tajam yang ia bawa. Tidak ada lagi rencana yang bisa menggantinya dan tidak ada lagi ketakutan dalam dirinya. Rasya akan mengakhiri semua ini dengan darah yang dipertaruhkan.

Tapi, yang sebenarnya terjadi.....

Pada malam sebelumnya, Gema yang masih dalam pengaruh obat tidur berusaha menahan kantuknya. Gema mengambil selembar kertas dan pulpen yang ada didekatnya untuk menyampaikan apa yang tidak bisa ia utarakan pada semua kakaknya.

Ketika sudah selesai dengan suratnya, Gema mengambil botol obat tidur lagi entah yang sudah lama atau yang baru, entah yang sudah expired atau tidak, Gema berencana untuk menghabiskan semuanya.

GEMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang