HI DEAR KA NAR UPDATE LAGI
VOTE MIN 1K UNTUK NEXT
KOMEN PERPARAGRAF
KOMEN 1K UNTUK NEXT
Sudah 1 jam Nora menunggu Darren membukakan pintu apartemennya. Sayangnya cowok itu sama sekali tidak ada respon.
Nora dengan gemetar karena kehujanan pun berusaha menekan bel, "Darren, aku kedinginan."
Hal bodoh yang paling Darren benci adalah saat Nora menyakiti dirinya untuk mengejar cowok itu.
Darren dari layar menatap Nora dengan tatapan kosong. Ia memejamkan matanya pelan. Lalu membukanya dengan hembusan kasar. " Bodoh!"
Cowok itu kemudian membuka kan pintu, dan menatap Nora dengan tatapan tajam. "Mau ngemis lagi? Gue benci cewek goblok dan suka ngemis kalo Lo mau tau Ra."
Nora menunduk, harus bagaimana cara menjelaskannya. Gadis itu hanya menangis pelan seraya memeluk dirinya.
"Masuk!"
Nora mengangguk pelan, lalu mengikuti Darren.
"Darren?" Panggil Nora lembut.
Darren melirik sebentar, ia pun menyugar rambutnya kemudian menyahut jaket yang menganggur di meja.
"Darren mau kemana? Darren." Tanya Nora seketika menahan, "kamu mau kemana. Aku mau ada yang mau diomongin, ini penting."
"Nggak ada yang penting bagi gue, apa lagi tentang Lo."
"Aku mohon, ini beneran penting," Nora menatap dengan penuh permohonan.
"Cepet, gue sibuk."
"Aku, aku hamil."
Darren tetap tenang, ia seolah tidak ada hal yang perlu di khawatirkan. Cowok itu tak membuka suara, hanya tangannya yang melepaskan pegangan Nora.
"Bukan anak gue."
Nora menangis, seluruh tubuhnya gemetar. Darahnya seolah mengalir kebawah. Gadis itu pun akhirnya melepaskan tangannya.
Nora pun duduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Ini yang Lo mau, kan Ra?" Tanya Darren dengan tatapan tajam khasnya.
"Aku juga nggak mau kayak gini," cicit Nora kebingungan.
"Terserah Lo, gue nggak ada mau ikut campur. Gue, punya jalan yang gue mau tempuh sendiri. Begitu pun Lo, mau Lo gugurin, gue kasih uang, mau Lo gedein, gue ga akan berurusan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZELVIN
General Fiction"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat...