Hai hai, update lagi. Ayo berkembang, ayo berpositif thiking, ayo positif vibes.
Selamat siang.
Ini Kanara.
Bertemu kembali, malah membuat luka baru.
Nora.
VOTE MIN 1K UNTUK NEXT
KOMEN PERPARAGRAF
KOMEN 1K UNTUK NEXT
"Gue kira lo berubah, atau semakin menghargai diri. Gue salah, Lo malah makin murah."
Ucapan itu terus membuat Nora mengingatnya. Telinga serta otaknya seolah memutar kalimat itu berulang ulang.
Darren, cowok yang ia tunggu bertahun tahun. Doa yang ia ucapkan sebelum tidur agar bertemu dengan sosok Darren yang telah berubah, bukanya berubah. Untuk pertemuan kembali setelah lama ternyata makin parah.
Nora terus menatap Darren nanar, sedangkan seolah cowok itu tidak merespon apapun. Cowok itu hanya tersenyum miring seolah meremehkan.
Sesekali Darren meneguk minumannya dengan santai, tak terkecoh sedikit pun dengan kehadiran Nora.
"Darren, aku rindu. " Lirihnya, sangat lirih. Hanya dia Nora yang mendengar kalimat itu.
Setelah sekian detik, gadis itupun tersadar. Temanya sudah berjalan keluar dari ruangan itu bersama Leo. Cowok yang terkenal fakboi pada masanya.
"Rina! Rina!" Panggil Nora terus menatap kepergian sahabatnya, dengan tergesa perempuan itu pun sangat khawatir.
"Rina!"
"Rina, Lo ga boleh pergi sama Leo , dia cowok ga bener!" Kesalnya menggebu nggebu. Pikiran buruk langsung memenuhi otak Nora, pasalnya bukan sekali dua kali Leo merusak perempuan. Dulu dari jaman SMA terhitung lebih dari 5 gadis yang dia pakai lalu di buang sia sia. Bahkan ada sebagian yang sampai depresi karena vidio nya tersebar.
Bayangkan betapa ketakutannya Nora saat Rina sahabatnya yang terkenal lugu tiba tiba dibawa oleh Leo.
Dengan frustasinya, Nora bangkit dan membenarkan bajunya yang sedikit kusut. "Lo bisa nyesel Rin," lirihnya sejenak memejamkan mata. sangat teleihat dia khawatir dengan tatapannya itu.
"Rinaaa," panggilnya melirih. lagi pula tidak akan terdengar mengingat ruangan itu sangat berisik.
Seperti usahanya sia sia, Nora pun menoleh melirik cowok yang ada di depannya dengan tatapan tajam.
"Temen lo beraninya bawa sahabat gue kabur. Kalian pikir semua cewek sama aja!" Serunya sebelum meninggalkan cowok yang terpaku menatapnya serius.
Baru beberapa langkah, Nora pun berhenti, ia pun berbalik lagi menatap Darren yang duduk dengan santai.
Seolah santai. Ingat.
Cowok itu pun langsung membusungkan dadanya dengan sombong. "CK, Lo masih sama."
"Apa maksudnya masih sama." Sentak Nora dengan tegas, "Kasih tau alamatnya temen kamu yang biasa buat bawa cewek!"
"Bukan urusan gue,"
"Apa?" Nora langsung mendekati Darren, "Leo bakal ngerusak temen aku! Leo cowok brengsek. Temen kamu brengsek!" Teriak Nora meluapkan amarahnya.
Darren terbungkam, tatapan Nora dulu sangat berbinar saat menatapnya. Bibirnya selalu tersenyum usai berbicara dengannya, kepalanya menunduk tanpa pernah mendongak, suaranya sangat lembut dan manis, lalu sekarang apa? Tatapan Nora begitu garang, matanya nya seperti menatap kebencian yang teramat di pendam. Suaranya sangat dingin ditambah lagi dengan nada tinggi.
Darren berdecih, "Kalo gue nggak ngasih, Lo akan apa?" Tanyanya dengan nada meremehkan.
Nora tak bergeming. Ia menarik napas sejenak lalu dengan hati hati ia menghembuskan.
"Akan punya orang yang benci seumur hidup." Ucapnya lalu kembali membalikan tubuhnya, cewek itu tahu Darren yang tidak punya jiwa peduli itu pasti tidak akan pernah memberikan alamat kepada dirinya. Apa lagi hanya sebuah alamat temannya, jelas jelas Nora hamil saja tidak peduli.
"Bagus kalo Lo benci gue."
"YA!" Seru Nora sebelum pergi mengejar sahabatnya.
Yuk bilang lanjut, dan semangatin.
Vote + komen ya dear.
Kok dikit banget kak? Iya. Plis aku juga pengen nulis banyak, ini sedang proses kembali ke masa masa bisa nulis banyak lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZELVIN
General Fiction"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat...