"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat...
Hi sengkuhhhh, gimana hari ini damai damai aja nggak?
Dear, aku suka bacain komentar dari kalian. Komen kalian bikin aku semangat.
...
DEAR KA NAR UPDATE LAGI
VOTE MIN 1K UNTUK NEXT
KOMEN PERPARAGRAF
KOMEN 1K UNTUK NEXT
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah diberi kabar bahwa anaknya bertengkar dengan teman sekelas, Nora buru buru datang ke sekolah. Ia tahu anaknya sangat aktif dan berpotensi membuat keributan. Ya, Nora meyakini hal itu karena gen ayahnya sangat melekat pada tubuh anak itu.
"Ini masih terlalu dini Nak," gemas Nora terhadap Al.
Dengan gugup dan khawatir, Nora Meminta izin sebentar pada jam istirahat. Untung saja kantor tempatnya bekerja tidak jauh, cukup sepuluh menit saja, sampai.
Maya tak memberi tahu detailnya, intinya yang terpenting dari hal ini adalah Zoya, ibu sosialita dari mama Ziro ngamuk kepada guru di taman kanak kanak tersebut. Siapa lagi yang dicari kalau bukan wali murid dari anak yang telah menggigit putra kesayangannya.
Alzelvin di pojokan, dia bermain dino kesayangannya sembari meminum sisa susu yang ada dibotolnya. "Lama cekali sih, Al lapel banget tau," ucapnya kadang menatap Zero yang berada di dekapan Zoya.
Kadang juga Al menjulurkan lidah tanda mengibarkan bendera perang. Anak itu jangan ditanya soal keberanian, apa lagi mengenai hal sensitif pasti anak itu langsung tantrum. Jangan dikira dia akan berhenti dan takut, yang ada malah meraja Lela.
"Balu juga di gigit sama Al, nanti liat aja kalo Al dah gede, Al bakal belihala dinosaulus, macan juga bial gigit zilo," ucap bocah itu menakut nakuti temannya.
Si gembul Ziro langsung ketar ketir, dia jadi trauma akibat gigitan tajam bak anak serigala itu. Kerasa sekali giginya runcing runcing.
"Bu Maya sebagai wali kelas gimana sih menghandle anak anak, lihat anak sampai luka kayak gini, ibu lihat, anak saya sampai ketakutan, dia trauma, luka di lengannya juga sangat parah." Sambil menunjuk nunjuk dengan wajah merah padam, ibu muda itu berulang kali menggebrak meja. Zoya tersulut emosi apalagi saat menunggu Nora, yang tak kunjung datang.
"Sekali lagi saya minta maaf atas kelalaian saya dalam menjaga anak anak, Bu."
Tak selang lama, Nora mengetuk pintu sehingga Atensi semua langsung berpindah kearah suara tersebut.
"Oh, jadi ini orang tua yang nggak bisa mendidik anaknya," lontaran tajam tepat ditunjukan pada Nora yang tengah menuju kearah mereka.
Nora tidak marah, ia berusaha menenangkan dirinya. Matanya langsung mencari buah hatinya.
