26. ALZELVIN || MASALAH BARU

178K 10.2K 1K
                                    


Lama kali ga update, kalian dah lupa alurnya belumm

Kanar baru bisa update lagi dear, jangan maafkan aku nanti aku gampang ngulangin nggak update lagi.

Kanar baru bisa update lagi dear, jangan maafkan aku nanti aku gampang ngulangin nggak update lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seusai camping, bocah 5 tahun itu tampak percaya diri. Hal ini karena yang mengaku papanya itu benar benar datang dan flexing, tentu saja membuat Alzelvin senang. Entah kenapa bocah sekecil itu juga ingin unjuk diri kalau dia juga bisa seperti teman temannya. Kasihan.

"Mom, ayo angkat om bos beneran jadi papa, dia ngebet jadi papanya Al." Bocah itu menggoyang nggoyangkan lengan ibunya.

Nora menghela napas, kenapa jadi serumit ini sih. Padahal memang Darren papa kandungnya Al, tapi kenapa harus dengan seperti cara mereka saling komunikasi. Mana pakai acara papah papahan segala.

"Ayooo," mohonnya dengan bibirnya yang dimajukan, membuat bocah gembul itu makin menggemaskan.

"Ayo gimana sayang, kita nggak bisa maksa orang buat selalu jadi apa yang kita mau Nak," Nora lagi lagi beralasan.

"Tapi om bos sama Al mau jadi anak cama papa, kita beldua setuju." Al mengangguk mantap sekali. Dua kali anggukan yang sangat serius.

Nora pun sebenarnya tahu Al dan Darren sudah sedekat itu. Namun yang Nora takutkan ialah kehilangan Al. Mengingat Darren begitu kejam dan yang pasti ia akan memisahkan Al dengannya. Tidak, Dia bisa gila tanpa anak semata wayangnya itu.

Rina yang mendengar percakapan ibu dan anak itu juga menggigit bibirnya,  solusi apa yang paling tepat kalau sudah begini. Menyatukan Al dan Darren sama halnya memisahkan Nora dengan anaknya. Temannya itu pun hanya bisa meringis miris melihat Nora yang dari tadi hanya setengah melamun meladeni anaknya.

"Momm," ringiknya kembali. Botol susunya ia letakan dan malah memeluk ibunya sebagai wujud permohonan. Nora memejamkan matanya erat, ia sangat mengerti sang anak ingin memiliki ayah seperti anak pada umumnya. Haruskah Nora mengiyakan.

"Kita berdoa aja ya sayang, Mommy nggak bisa berbuat apapun sekarang," lirih Nora sambil memeluk sang anak. Akhinya keduanya pun memejamkan matanya agar sebentar saja melupakan hal itu.

Beberapa saat setelah sang anak tidur, barulah Nora pelan pelan bangkit dari ranjang, tak lupa ia menyelimuti dan mengelus pipi gembul anak gantengnya. "Kayaknya baru kemarin banget kamu ada di perutnya Mommy Nak," lirihnya sebelum akhirnya meninggalkan Al yang tengah terlelap.

"Lo mau kayak gini terus?" Rina dari belakang mengikuti Nora yang akan menuju dapur.

"Maksud lo?" Nora mengerutkan dahinya. Tanganya sibuk membuka beberapa plastik berisikan buah untuk menjadi bahan dagangannya.

"Lo sama Darren, maksud gue." Rina pun seperti biasa, langsung duduk dengan tatapan mengintrogasi Nora. " Kata gue mah, lo mending obrolin sama Darren, dari pada kayak gini nggak ada kejelasan. Lagian kan Darren mau Al, Darren mau nerima Al sebagai anaknya."

ALZELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang