5. ALZELVIN | BERTEMU

299K 13.6K 487
                                    

DEAR KA NAR UPDATE LAGI

VOTE MIN 1K UNTUK NEXT

KOMEN PERPARAGRAF

KOMEN 1K UNTUK NEXT


Seorang cowok dengan perawakan tinggi besar menghampiri sesorang yang tengah duduk di VIP bar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang cowok dengan perawakan tinggi besar menghampiri sesorang yang tengah duduk di VIP bar. Dengan santai tangannya mengeplak kepala cowok yang tengah duduk itu. Seketika tangannya langsung di sahut dan di hempas dengan cepat.

"Shit!" Dengan tatapan tajam, ia hampir tersulut emosi.

"How are you dud?" Leo cengengesan. Alih alih menanyakan kabar, dia juga tanya seperti dibuat buat.

Yang ditanya hanya geleng geleng menatap Leo, bisa bisanya masih hidup temannya itu. Padahal dia juga sudah mikir kalau sahabat yang mirip Dajjal itu berumur tidak panjang.

"Minggat Bae lu!" Leo dengan celotehannya langsung duduk menggeser.

Saat bersamaan, dia juga akan meneguk minuman digelas. Tanpa sengaja dia langsung tersedak.

"Aih bangsat!" Serunya malah di tertawakan oleh sahabatnya. Ia menyeringai, rupanya sesak juga terdesak begitu.

Darren, menetralkan napasnya yang memburu. Leo ini baru saja ketemu langsung membahayakan nyawa.

"Gimana gimana, mantep mantep gak cewek sana."  Leo bertanya,  dengan tanpa bertanya dia langsung menuangkan botol vodka kedalam gelas yang kosong didepannya.

Leo cowok gila, sama halnya dengan Darren. Untungnya mereka berpisah. Coba kalau gabung, kan bisa memporak porandakan dunia.

Sialnya, kecerdasan di rauk oleh Darren semua. Yang tertinggal hanya kebodohan. Leo memang bodoh soal pelajaran. Tapi Soal buat buat, pasti bisa. contohnya buat anak.

Darren hanya terkekeh. 5 tahun sudah berpisah, Leo masih sama dalam urusan otak. Hanya saja tubuhnya yang kurus kerontang kini jadi lebih berisi.

"Yang lain kemana?" Darren dengan santai menyandarkan  punggung ke sandaran sofa. 5 tahun dia benar benar tidak pulang ke indonesia. Kalau saja Opa tidak meninggal bulan lalu, mungkin cowok itu memutuskan menetap di Amerika. Oma akhirnya menyuruh Darren mengelola bisnis Mereka.

"Yang lain udah pada jadi PNS, makanya pada sibuk." Celetuk Leo, hal itu tentu saja tidak benar. Leo suka asal bicara.

"Jadi PNS pala Lo."

Leo pun terkekeh.  Dia kembali tertawa riang, dia kembali mengamati "Gue kemarin liat mantan lo,  gilak makin semok aja dah. Cakep Darr."

"Gue ga punya mantan."

"Si Siska? Masa buka mantan Lo. Sekarang udah jadi artis, mana sombong banget sama gue."

Darren menyugar rambutnya, bahkan Dia sudah melupakan Siska. Siska hanyalah pelampiasannya. Buktinya saat Darren bertahun tahun di luar negeri, segala pesan dan panggilan Siska tidak pernah di gubris.

"Lu pacarin harusnya, cewek sombong harus di taklukan," balas Darren. Satu alisnya terangkat, mengode temannya yang menatapnya aneh.

"Pacarin? Ogah. Bekas Lo!" Leo berdecih, langsung pura pura mual.

"Gue nggak pernah makek Siska bego." Toyoran tangan kekar cowok itu langsung hampir membuat Leo oleng, badan Darren sangat atletis. Bisa dibilang, dada yang sixpak tubuhnya tinggi. Apalagi  sekarang wajahnya tampak tegas dan berwibawa.

"Yang bener Lo?" Leo malah bersemangat, jadi bisa nih buat dipacari. Toh bukan bekas sahabatnya.

"Pacarin aja kalo Lo tertarik, gue nggak sama sekali. Yang udah gue buang, ga akan gue ambil kembali." Cowok itu berbaju hitam itupun menimpali.

Leo langsung meneguk vodkanya kembali, cowok yang berprofesi sebagai youtober langsung cekikikan. Untung saja tidak yang memvidiokan, coba saja kalau ada. Pasti subscribe nya tinggal nol. Mana image nya di youtober sangat bijaksana.

"Mantap kata kata Lo, gue bisa nih niru. Walaupun tampang gue ga seganteng Lo. Tapi tetep aja urusan cinta pasti beruntungan gue,"

Urusan cinta memang Darren tak beruntung, selama di Amerika beberapa kali cowok itu berhubungan dengan wanita, tapi tidak berselang lama pasti berakhir. Dia tidak benar benar serius, hatinya seperti sedang beku.

"Beruntung, mana keberuntungan Lo?" Darren mencebikan bibirnya, "kalo Lo bisa pacarin cewek yang lagi duduk disana. Lo, gue rekrut kerja di kantor gue. Lumayan, jabatannya ga main main. Gue lagi butuh karyawan banyak." Tangannya menunjuk cewek baju kuning yang sedang duduk sendirian sambil meminum.

Leo membulatkan matanya, lah kok bisa bisanya Darren jeli sekali dengan gadis cantik. Tak  menunggu lama, cowok itu langsung oke. Tantangan adalah favoritnya, makanya tak heran youtobenya semua tentang challenge.

"Let's go, brother!"

Leo langsung semangat, mata setajam singa itu mengedip menandakan jika dia setuju. "Kasih waktu gue 10 menit, cewek itu udah bisa gue grepe."

Darren hanya mengamati, sumpah teman nya satu itu. Ternyata benar, cewek yang didekati Leo dengan santai mau di peluk olehnya.

Dari keramaian, seorang perempuan kebingungan mencari temannya, karena mendapatkan telpon dari temannya yang mengatakan mabuk, dia dengan terpaksa harus mencarinya di bar. Padahal ini kali pertama dia di dalam diskotik. Perasaan takutnya langsung di singkirkan demi sahabat yang sedang galau itu. Teman itu adalah Rina. Rina yang patah hati karena idol K-Pop nya menikah, padahal cuma ngefans artis.
Nora pun kadang tidak habis pikir dengan jalan pikirannya.

Tak lama setelah ia keluar dari kerumunan. Nora melihat Rina sedang duduk bersama cowok, tak mau menunggu lama, dia pun menghampirinya.

"Rin, Pulang." Nora langsung menarik lengan sahabatnya itu.

Sontak Rina yang berada dalam pelukan Leo langsung kaget semua.

"Lo siapa? Lah Lo kenapa pakek baju princes, mau dilamar Lo." Celoteh Rina, halusinasinya macam macam. Maklum kan dia mabuk.

Nora yang tahu sahabatnya tengah mabuk tetap menarik temannya. "Pulang, jangan kayak gini kamu. Sadar Rin, ini dimana."

"Ini bukannya di bukit prindapan ya?" Rina malah terkekeh. "Sayang jangan lepasin pelukan kita," cewek itu kembali memeluk Leo, dengan cepat dia pun menagkangkap pelukan itu.

Nora mengehala napas kasar, "tolong lepasin temen saya," ucapnya sambil terus memisahkan keduanya.

Karena Rina yang tidak mau melepaskan pelukan, akhirnya Nora lah yang tersungkur.

Saat Nora hampir jatuh, sesorang langsung menangkapnya. Sosok tinggi besar itupun seketika kaget.

Nora pun ikut kaget, ia langsung melepaskan diri.

Keduanya tak bersuara, lidahnya kelu tak mampu berucap apapun.

"Ra, ngapain Lo diam aja. Gue mau di anboxing sama ni cowok brengsek," celoteh Rina  melepaskan pelukannya. Juga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALZELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang