VOTE+KOMEN💜
--
Aline benar-benar lemas pagi ini, sebab tadi malam Yoongi tidak hanya meminta jatahnya satu kali. Setelah melontarkan kalimat-kalimat penuh ke posesif an, Yoongi kembali menghujami tubuhnya hingga menjelang pagi.
"Mau saya bantu ke kamar mandi?" tawar Yoongi, pria itu selalu bertingah baik setelah melakukan kegiatan panas.
Aline mengangguk. Lagi pula, ia merasa benar-benar lemas hanya untuk sekedar berjalan. Yoongi mengendong istrinya itu, kemudian membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
"Langsung mandi aja kalau berendam waktunya tidak akan cukup, kita harus segera ke kampus."
Aline lagi-lagi hanya mengangguk pasrah. Ia sebenarnya sempat takjub kepada suaminya, karna hari ini dia berbicara cukup panjang dengan intonasi bicara yang terdengar lebih lembut dari biasanya.
Tindakan Yoongi selanjutnya benar-benar mengejutkan Aline. Ia pikir Yoongi akan keluar dari kamar mandi, namun ternyata tidak. Suaminya itu malah bergabung di bawah shower, jadi lah mereka mandi bersama.
Aline semakin dibuat terkejut saat melihat Yoongi membantunya membersihkan tubuh. Aline membiarkan Yoongi melakukan itu, ia menahan rasa malunya. Sejak tadi ia juga tidak berani menatap ke arah bawah, hanya berani menatap wajah Yoongi. Ia akan semakin malu ketika melihat tubuh tanpa busana suaminya.
Selesai dengan kegiatan di kamar mandi yang untungnya benar-benar mandi, mereka lanjut berganti pakaian, dan lagi-lagi Yoongi membantu Aline memakaikan pakaian Aline seperti sesudah malam panas mereka sebelumnya.
"Kamu duduk di sini, biar saya yang bawa barang-barang mu," ujar Yoongi.
Aline menurut, ia duduk di tepi kasur sambil memperhatikan Yoongi yang tengah sibuk mengemas barang-barang mereka berdua lalu membawanya. Hari ini mereka akan kembali ke rumah.
Keduanya turun menuju lantai dasar, terlihat nyonya Min sudah menunggu di sana.
"Kalian benar-benar akan pulang? Tidak mau menginap selama beberapa hari lagi disini?"
Yoongi menggeleng. "Tidak, Eomma."
"Yaudah. Lagipula lebih nyaman di rumah sendiri, kan? Bebas melakukan apa saja sesuka hati tanpa terpergok oleh Eomma," goda nyonya Min seperti kemarin, ia lantas tertawa cekikikan.
Aline yang mendengar hal itu pun langsung menunduk malu, sedangkan Yoongi memutar bola matanya malas.
"Al pamit dulu Eomma," kata Aline sambil memeluk sang ibu mertuanya itu, diikuti oleh Yoongi di setelahnya.
"Hati-hati di jalan, sayang. Ah, iya mengapa kamu terlihat begitu lemas?" heran nyonya Min.
"Uhm..." Aline menggantung ucapannya, ia melirik ke arah Yoongi.
"Aline cuma kecapean, tadi malem kurang tidur," ucap Yoongi dengan cepat. "Kita pamit pulang sekarang."
Agar tidak di integrasi lebih lanjut, Yoongi dengan cepat menarik lengan Aline lalu membawa istrinya itu keluar dari rumah orang tuanya. Pagi ini mereka akan langsung berangkat ke kampus, baru lah kembali ke rumah mereka.
Yoongi mulai melajukan mobilnya. Ia sesekali melirik ke arah Aline yang tampak terkantuk-kantuk. Ia ingat kalau tadi malam dirinya menggempur Aline habis-habisan. Yoongi mengusap wajahnya, tampak merasa bersalah tetapi gengsinya terlalu tinggi untuk mengutarakannya atau sekedar meminta maaf pada Aline.
"Setelah pulang ngampus langsung pulang ke rumah, istirahat" ujar Yoongi.
"Nee Oppa," angguk Aline
Sesampainya di kampus, lebih tepatnya di parkiran khusus dosen, Aline melepas sabuk pengaman. Belum sempat ia membuka pintu mobil, Yoongi sudah lebih dulu menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕯𝖔𝖘𝖊𝖓 𝖐𝖎𝖑𝖑𝖊𝖗 || Min Yoongi
Fiksi Penggemar[Follow sebelum baca] Akibat malam panas itu, Aline gadis 18 tahun berakhir menikah dengan Dosen Killer di program studinya- Min Yoongi pria 29 tahun yang memiliki sikap Dingin dan perkataan pedas. .... Di saat perasaan benci telah berubah menjadi c...