14. good treatment

1K 72 7
                                    

VOTE+KOMEN

-

-

Ketika tersadar sepenuhnya, Yoongi langsung melunturkan senyum di wajahnya dan kembali dengan wajah datar.

"Saya sudah kenyang," kata Yoongi, kemudian berlalu dari meja makan tanpa berucap terima kasih.

Aline tidak mempermasalahkan hal itu. Sejujurnya mengenai percakapan tadi, perlakuan dan omongan Yoongi selama ini, semuanya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang pernah ia hadapi dulu. Bisa dibilang, ia sudah cukup kebal.

Ketika malam hari menjelang waktu mereka biasa tidur, Aline sudah bersiap hendak merebahkan tubuh ke atas kasur. Namun, dering dari ponselnya terdengar. Ia mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Melihat nama sang penelpon, seketika Aline tercekat. Telepon dari Siska, Ibu kandungnya.

"Halo, ma?" sapa Aline dengan suara lirih.

📞: Besok kamu libur?" tanya Siska dari seberang sana tanpa menjawab sapaan sang anak.

Aline menatap ke arah kalender. Ah, iya, besok ia libur.

"Libur ma, ada apa?"

📞: Mama akan berkunjung ke rumah kamu besok, tapi jangan beri tahu Yoongi."

Aline mengernyit, namun ia tak banyak bertanya.

"Baik, ma."

Tut.

Panggilan terputus disusul dengan helaan nafas panjang dari Aline. Melihat Yoongi yang keluar dari kamar mandi, Aline langsung meletakkan ponsel ke atas nakas lalu memberikan tubuh ke atas kasur.

Keduanya sama seperti malam-malam sebelumnya, tidur saling berhadapan. Aline menata Yoongi, tampak ragu hendak bertanya sesuatu.

"Oppa besok libur?"

"Tidak, ada kerjaan yang harus saya selesaikan di kampus."

Aline mengangguk-angguk. Baguslah kalau begitu, karena tadi ibunya bilang tidak memperbolehkannya untuk memberitahu Yoongi perihal kunjungannya. Jika Yoongi tidak ada di rumah, itu akan lebih baik. Meskipun Aline sendiri tidak tahu mengapa Ibunya berkata demikian.

Membuyarkan pikiran, Aline kembali memfokuskan pandangan pada Yoongi. Ternyata suaminya itu sudah memejamkan mata. Aline menggigit bibir, ingin minta dipeluk seperti sebelum-sebelumnya. Tetapi ia terlalu malu untuk mengatakannya.

"Uhm.. Oppa?" panggil Aline, terdengar ragu. Yoongi kembali membuka kedua matanya. Ia mengamati sang istri selama beberapa detik. Seolah paham, ia mendekat ke arah Aline lalu meraih tubuh Aline ke dalam pelukannya.

"Tidur."

Sudut bibir Aline tertarik ke atas, ia tersenyum. "Nee"

Tak lama, keduanya mulai terpejam, terbang ke alam mimpi dengan deru nafas teratur yang saling bersahutan. 

.
.
Esoknya kedua mata Aline terbuka perlahan. Sebelahnya kosong, pertanda kalau Yoongi sudah bangun. Aline menatap ke arah jam di atas nakas, ternyata sudah menunjukkan pukul setengah sembilan, sepertinya Yoongi sudah berangkat ke kampus.

Aline beranjak duduk lalu merentangkan kedua tangannya. Ia tersenyum, tidurnya akhir-akhir ini terasa lebih nyenyak dari biasanya. Sebab, sebelum-sebelumnya ia selalu terbangun di tengah malam karena mimpi buruk dan harus mengkonsumsi obat tidur, jika tidak maka dirinya tidak akan bisa tidur. Namun, sejak Yoongi memeluknya saat tidur, entah bagaimana ia dapat tertidur begitu nyenyak, bahkan sampai bangun kesiangan. Ya, menurut Aline, jam setengah sembilan termasuk siang, rekor barunya dalam bangun tidur.

𝕯𝖔𝖘𝖊𝖓 𝖐𝖎𝖑𝖑𝖊𝖗 || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang