Prolog 👣

1.6K 131 13
                                    

Pagi yang cerah untuk saling bermesra dengan ditemani matahari yang menerpa sepasang kekasih di balkon hotel.

Kopi serta coklat hangat menjadi pelengkap obrolan mereka. Pelukan hangat serta musik klasik pun menjadi teman sejak satu jam lalu.

"Mas masih punya kontrak tiga tahun di Kalimantan. Sebelum mas sama keluarga ke rumah, kamu pastiin udah bicarain soal kepindahan kamu setelah nikah ke orangtua kamu."

Helaan napas pelan dilayangkan Dyra-- wanita yang kini menikmati elusan tangan besarr kekasihnya. Menjadi anak satu-satunya membuat ia berat untuk meninggalkan kedua orangtuanya dalam jarak jauh. Tapi, setelah menikah nanti, dirinya bukan lagi tanggung jawab orangtuanya, sudah sepantasnya ia mengikuti calon suaminya.

Dua tahun sudah Dyra menjalin kasih dengan Jefian, pria yang umurnya lebih tua lima tahun darinya. Ia merasa dua tahun cukup untuk mereka mengetahui satu sama lain. Jefian pun juga sudah mengeluhkan tentang umurnya yang tidak lagi muda, umur yang memang sudah sangat pantas untuk menikah.

Dyra, di umurnya yang baru menginjak angka dua puluh dua pun, siap tidak siap meng-iyakan ajakan menikah Jefian. Awalnya ia sempat ragu dengan hubungan mereka. Ia yang merasa masih sangat kekanakan takut tidak bisa menyeimbangkan sifat dewasa kekasihnya. Namun, dengan sabarnya Jefian selalu mengajari serta membimbingnya menjadi lebih dewasa. Pria itu pun selalu menjaga Dyra, membuat gadis itu benar-benar sangat yakin untuk menerima lamaran kekasihnya.

"Kenapa, hm?" Tanya Jefian dengan wajah tertunduk mengamati wajah cemas kekasih kecilnya.

"Ngga." Gelengan diberikan Dyra, gadis itu memberi jarak pada pelukan mereka.

"Minggu nanti beneran udah harus balik ke Kalimantan?"

"Iya, mas cuma bisa cuti satu minggu."

"Cuti nikah?"

"Cuma bisa dua minggu. Habis itu cuti tahunan mas abis."

Dyra hanya mempunyai waktu tiga bulan untuk menghabiskan waktu bersama kedua orangtuanya, sebelum tiga tahun ia menjalankan hubungan jarak jauh dengan orangtua kesayangannya.

"Don't worry. Nanti mas beli rumah buat orantua kamu, biar mereka ngga usah mikir biaya uang kontrakan."

Lagi-lagi, Dyra merasa sangat kecil berdampingan dengan Jefian. Keluarganya hidup berkecukupan serta dirinya yang hanya bekerja freelance tanpa kuliah, akan menikah dengan Jefian, seorang arsitek pintar serta mapan, keluarganya pun orang yang cukup berada dan terpandang.

Jefian menghela napas berat, jemari beruratnya mengusap lembut pipi berisi sang kekasih. "Apa yang kamu takutin, hm? Kalau kamu belum siap, kita bisa nunda punya anak nanti. Ngga usah buru-buru, mas ngga maksa kamu buat ngelakuin ini semua. Kalau emang kamu belum siap nikah, kita bisa nunda lagi tahun depan?"

Gelengan kencang Dyra berikan untuk menolak usulan Jefian. Dyra siap menjalankan pernikahan nanti dengan Jefian, ia hanya cukup gelisah dengan keadaan orangtuanya nanti setelah ditinggalkannya. Itu yang mejadi kekhawatiran anak satu-satunya.

Dyra sangat tau keinginan terbesar Jefian itu menikah dengannya dan mempunyai anak yang lucu. Semua temannya sudah menikah, menyisakan ia yang menjadi paling muda diantar rekan kerjanya yang belum menikah.

"Nanti aku ngomong sama orangtuaku."

Senyum Jefian mengembang, memperlihatkan lesung pipi yang dalam di kedua pipi. "Di Kalimantan nanti, ada mba Wulan. Jadi jangan takut kamu sendiri."

Jefian pun sangat mengerti, betapa sulitnya Dyra dalam bergaul. Pria itu selalu membuatnya tenang, tidak akan membuat dirinya merasa terabaikan.

Dyra mengangguk dengan senyum manisnya. Ia bawa tubuhnya dalam dekap hangat Jefian. Setelah lamaran nanti adalah awal bagi Dyra memulai semuanya. Meninggalkan zona nyamannya, meninggalkan kemanjaannya, meninggalkan lingkungan sejak kecilnya. Ia akan memulai dengan lingkungan baru, keuarga baru serta pendewasaan baru.

Dyra berharap, perjalanan rumah tangganya akan semulus perjalanan pacaran mereka.

⌒ ⌒ ⌒ ⌒

Character unlock 🔓

Dyra
22 tahun

Jefian27 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jefian
27 tahun

HAIII SIAPA YANG KANGEN JAEDOO ☝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAIII SIAPA YANG KANGEN JAEDOO ☝

Cerita ini aku persembahkan untuk kalian yang kangen jaedo. Jadi, beri dukungan terus ya buat cerita ini xixixi

Blue ClueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang