Kedua mata Elora membola.
Dia menatap pergelangan lengannya di genggam Azael lalu menoleh ke pria itu. Kening Azael berkerut dan melirik belakang Elora yang membuatnya ikut menoleh. Rupanya tanpa Elora sadari, ia tidak berbelok ke arah akademi. Melainkan kakinya tetap berjalan lurus tanpa menyadari di depan Elora adalah jalur sungai yang bercabang menjadi dua.
"Kamu tidak ingin berenang di sungai dingin-dingin begini kan?" Azael menariknya lebih dekat agar dia menjauh dari pinggiran sungai. Elora menunduk dan melihat kedua kakinya sudah menginjak rerumputan basah. Begitu Elora mengangkat kepala, ia menyadari jarak dirinya dengan Azael terlalu dekat. Elora segera menjauh tetapi pergelangan lengannya masih ditahan Azael.
"Tunggu dulu, aku punya urusan denganmu."
'Tapi aku tidak punya!' Dia menghela napasnya panjang dan menatap mata emas Azael yang sekarang kembali ramah. Berbeda jauh dari terakhir ia lihat di taman beberapa tahun lalu.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Elora tidak langsung menjawab. Ia mengangkat pergelangan tangannya.
"Lengan saya dulu, Tuan Azael."
"Kamu akan pergi," ucapnya. Elora tidak bisa menyalahkan tuduhan pria itu. Kalau dia bisa pergi dengan mudah, sudah sejak tadi Elora meninggalkannya.
"Tidak." Elora sekali lagi mencoba menarik lagi lengannya tetapi Azael lebih erat menggenggam lengannya. "Tidaklah bagus dilihat jika seseorang tak sengaja lewat di dekat sini."
"Jangan khawatirkan itu."
'Aku yang khawatir ....' Elora memendam lagi perasaan kesal dengan susah payah. "Saya hanya berjalan-jalan." Dia pun menjawab pertanyaan Azael seraya melirik lengan kirinya.
'Sebenarnya urusan apa yang dimaksud?' Ia tidak ingat berurusan dengan pria ini setelah empat tahun berlalu tidak bertemu. Elora kira setelah Azael lulus di tahun keduanya, interaksinya dengan Azael berakhir.
"Hanya itu?" Nada suara Azael terdengar tidak percaya di telinga Elora. Satu alisnya terangkat dan senyum di wajah pria itu menjadi miring.
"Memangnya menurutmu, apa lagi yang saya lakukan di sini, Tuan Azael?" Tanya Elora, dia mencoba menjaga sikap hormatnya ke Azael tetapi merasa semakin susah.
"Kamu tidak ke sini karena suatu hal?"
"Saya di sini sejak satu jam yang lalu." Ia menebak pertanyaan Azael berkaitan dengan Putri Alexandra. 'Kau dicari oleh Putri, kenapa malah bertemu denganku?'
Azael mengalihkan matanya ke sungai dengan tangannya masih erat menahan lengan Elora. Tampaknya pria itu sedang memikirkan sesuatu dan mengabaikan Elora yang entah berapa kali berusaha membebaskan lengan miliknya.
"Tuan Azael, saya harus kembali ke asrama. Tolong lepaskan." Elora mencoba merendahkan suaranya dan tetap ramah. 'Bukannya urusanmu sudah selesai?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Hanya Ingin Menonton! (FIN)
Fantasy○○○ Fantasy - Isekai ●●● Buku 1 : Kerajaan Arden Salisha bertransmigrasi menjadi figuran Elora Chantela dalam novel harem favoritnya, usai mengalami insiden pengeboman. Salisha bisa kembali ke dunia asal, dengan syarat tidak mengganggu alur plot as...