Bab 37

2.1K 267 22
                                    

”Terserah Count Wyatt saja,” putusnya dan berbalik pergi meninggalkan Leo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

”Terserah Count Wyatt saja,” putusnya dan berbalik pergi meninggalkan Leo. Jika bangsawan satu ini keras kepala mau mendapatkan hati Elora, maka ia tak segan bersikap abai ke pria itu. Dia ingin dari sikap tidak acuhnya sekarang sudah memberi kesan ke Leo kalau dirinya benar-benar tidak tertarik.

Elora pergi mendatangi kakaknya yang sedang mengobrol dengan seseorang. Begitu  Jonathan menoleh ke arahnya, pria itu mengangguk sebentar ke rekannya tadi dan berjalan menghampiri Elora.

“Bagaimana?”

“Apanya?”

Jonathan tampak bingung dengan sikap Elora. Ia menggeser tatapannya ke belakang gadis itu tetapi tidak menemukan sosok Leo Wyatt.

“Bukannya Leo melamarmu?”

“Dan menurut Kakak, aku menerima dia? Dia temanmu, mengapa aku harus jadi berurusan dengannya?” Elora melampiaskan kekesalannya ke Jonathan. Ia merasa dijodohkan sekarang, padahal kakaknya sudah janji membiarkan Elora memilih seseorang yang dia suka meskipun itu tidak akan terjadi. Gadis itu masih yakin, ia bisa pulang setelah masalah utama alur utama selesai.

Jonathan hanya bisa menghela napas panjang. Dia masih baik-baik saja jika pasangan Elora adalah Leo. Namun, sepertinya adiknya tidak tertarik dengan pria itu. Jonathan sudah tahu Leo sudah menyimpan rasa sejak Elora masih di akademi. Walaupun awalnya dia marah dan mengira Leo menjalin pertemanan dengannya demi mendekati Elora, Jonathan akhirnya mengerti.

Temannya satu itu menaruh hati ke adiknya, jauh dari pertemanan mereka bermula. Ia memang memperingatkan Leo pada awalnya jika ingin mendekati Elora, setidaknya ketika gadis itu menyelesaikan debutante. Dan pria itu setuju. Sayangnya Leo ditolak oleh Elora, dan sekarang adiknya menumpahkan emosi kesal ke dirinya.

“Setidaknya, kamu memberinya kesempatan Elora.”

“Dia ingin sebulan pendekatan. Tapi aku tidak mau ada campur tanganmu, Kak,” sungutnya sembari bersedekap dada. Payung renda gadis itu dijepit antara lengan dan bahu, kadang-kadang Elora memainkan gagangnya sampai berputar. 

“Lagi pula, aku masih 17 tahun. Mengapa aku harus menerima lamarannya padahal Kakak belum ada calon?”

“Baiklah ... baiklah. Itu urusanmu dengan Leo. Aku janji tidak akan mengganggu.” Tampaknya Jonathan memilih menyerah, ia berbalik dan menunjuk arah barisan kapal di ujung pelabuhan.

“Kamu penasaran dengan kapal kita, bukan? Jadi jangan merajuk dan ayo pergi.”

Elora mengangguk. Diam-diam, ia menertawakan tingkah Jonathan yang tak nyaman begitu diungkit tentang pasangan hidup. Tentu saja, selagi kakaknya belum juga menemukan kekasih, mengapa dia harus repot-repot memikirkan pernikahan?

Begitu mereka sampai di sisi pelabuhan, Elora memperhatikan sekelilingnya. Ada empat sampai lima kapal berada dekat tepi dermaga. Beberapa orang yang ia kira mereka adalah awak kapal, sibuk mengangkut barang-barang ke kapal.

Figuran Hanya Ingin Menonton! (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang