'Bagaimana?'
Elora membeku sesaat. Wajahnya agak pucat dan tiba-tiba dia merasa hawa dingin entah datang dari mana terasa di kulit terutama bahu yang terbuka. Ia memang menggunakan manset sulaman tipis berwarna putih gading yang senada dengan gaunnya. Namun, kain tipis itu hanya menutupi sampai pergelangan tangan.
Jonathan masih melanjutkan kata-katanya, tidak menyadari Elora sudah memucat dari kabar yang dia sampaikan. "Kebanyakan bangsawan Provinsi Nordiff yang diserang adalah pedagang," katanya seraya menaruh gelas di nampan saat pelayan lewat di depan mereka. Pelayan itu menawarkan satu gelas ke Jonathan yang Elora kira adalah alkohol, tetapi Jonathan menolaknya. Ia membungkuk singkat ke mereka berdua dan pergi.
"Mereka ingin apa?"
"Tidak jelas. Para kriminal itu menggeledah kapal dagang milik mereka sebelumnya, tapi tidak mengambil apa pun. Terkadang ada beberapa keluarga di serang saat mereka di mansion, membunuh kepala keluarga dan pewaris sahnya, lalu mengambil aset keluarga," jelas Jonathan panjang lebar. Elora mengalihkan pandangan ke orang-orang berdansa, melipat kedua tangan di dada dan mencoba menjernihkan isi kepala yang penuh pertanyaan.
"Karena itu, Duke Trevil ke istana, Kak? Dia mencari bantuan?" Tanya Elora dengan suara agak rendah. Jonathan akhirnya melihat Elora dan mendekat ke gadis itu, merangkul bahunya yang sudah menggigil.
"Mungkin. Aku tidak tahu pasti, tapi desas-desus mengatakan begitu," jawabnya. Jonathan menarik Elora ke pelukannya, mengira ia kedinginan dengan suhu ruangan. "Kenapa kau bisa sepucat ini? Apa kita pulang saja?"
Elora melirik Jonathan dari sudut mata dan mengangguk. Itu yang diinginkan olehnya sejak awal. Kepalanya sudah pusing mendengar berita penyerangan Provinsi Nordiff yang tentunya tidak pernah ada di novel. Kenapa Duke Trevil - seorang warrior kerajaan - sudah menyerah dengan kriminal ini dan minta bantuan ke Raja?
'Bukannya mereka itu musuh?'
Elora teringat dengan perkataan pria bertopeng yang mengajaknya berdansa tadi. Pria itu jelas-jelas menghina Duke Trevil bahkan. Tidak peduli dia adalah bangsawan tertinggi, pria itu tetap menghina Duke Trevil.
"Aku mau pulang, Kak," lirihnya. Elora menyandarkan kepala ke dada Jonathan, tidak peduli dengan fakta kalau Jonathan seharusnya bukan kakaknya.
'Aku mau pulang ke rumah, di mana ada Vania.'
"Kalau begitu jangan memeluk begini. Bagaimana kita ke kereta? Memangnya kau yang baru mendapat gelar Lady tidak malu digendong?" Meski kata-kata Jonathan agak ketus di telinga Elora, tangan pria itu masih menepuk punggungnya.
Melihat gadis itu masih tidak bergerak, Jonathan menekankan ancamannya lagi dan membuat ia menyingkir. Pria itu mendengus kecil seraya menaruh tangan Elora di lengannya. Dia menggandeng adiknya keluar dari istana.
Di perjalanan ke mansion, Elora memperhatikan luar jendela. Jalanan kota agak lengang mengingat waktu hampir larut malam. Beberapa orang baru saja menutup toko, bahkan ia melihat ada 3 sampai empat toko sudah tutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Hanya Ingin Menonton! (FIN)
Fantasy○○○ Fantasy - Isekai ●●● Buku 1 : Kerajaan Arden Salisha bertransmigrasi menjadi figuran Elora Chantela dalam novel harem favoritnya, usai mengalami insiden pengeboman. Salisha bisa kembali ke dunia asal, dengan syarat tidak mengganggu alur plot as...