Bab 33

2.3K 263 22
                                    

Dia memang boleh pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia memang boleh pulang. Namun, Azael mengantarkan Elora ketika waktu hampir menyentuh dini hari. Tentu saja dia tertidur. Begitu terbangun sudah menemukan dirinya di kamar.

Gadis itu menguap. Rasa kantuknya jelas-jelas masih membayangi kesadaran Elora. Mungkin dia kembali tidur kalau saja Amelli tidak mengetuk keras pintu kamar. 'Sial, sudah pagi ternyata,' kesalnya. Elora kira waktu sekarang setidaknya masih pukul enam kurang. Ia melirik jendela, menyadari sinar matahari berada di sela-sela gorden biru yang belum terbuka.

'Tumben Amelli tidak datang lebih awal,' pikirnya. Lamunan Elora buyar saat ketukan kedua dari pintu terdengar. Dia lupa mengijinkan Amelli masuk.

"Masuk saja." Suaranya masih terdengar serak. Bahkan tenggorokannya terasa kering. Elora sudah lama tidak tidur lebih larut semenjak dirinya berada di dunia novel. Begitu ia sudah terbiasa tidur di jam seorang gadis, seorang penyihir malah datang dan merusak jam tidur cantiknya.

Pintu dari ujung kamar terbuka dan di sana berdiri Amelli dengan raut wajah tidak biasa. Elora mengangkat sebelah alisnya, merasa ada yang salah. "Ada apa? Kenapa wajahmu muram begitu?"

Amelli menghampiri Elora yang masih duduk di atas kasur dan menunduk. "Lady, ini tentang Tuan Jonathan."

Kedua telinga Elora seperti terangkat naik begitu mendengar kabar tentang kakaknya. Ia berkedip sekali dan bertanya maksud ucapan Amelli.

"Kenapa dengan kakak?"

"Tuan Jonathan mengalami kecelakaan di perjalanan ke pelabuhan tadi subuh," jawab Amelli. Mendengar jawaban Amelli, Elora buru-buru bangun dari kasur. "Di mana kakak sekarang?"

"Ada di kamarnya, Lady." Dia langsung pergi ke kamar Jonathan yang berada di lantai dua, tidak peduli saat ini Elora bertelanjang kaki . Gadis itu bahkan berlari sepanjang menuruni tangga, mengabaikan wajah kaget kepala pelayannya yang sempat berpapasan. Begitu hampir sampai di depan kamar Jonathan, Elora melihat beberapa pelayan ke luar dari sana dengan mendorong trolli makanan.

"Lady Elora ...." Dua pelayan itu tampak terkejut dengan penampilan Elora yang berkeringat dan tanpa alas kaki. Tubuh gadis itu bergerak naik turun, masih berusaha menormalkan napasnya.

"Lady, apa yang terjadi?"

Mereka baru mau menghampiri Elora tetapi Lady mereka tidak mau menunggu lebih lama untuk menjelaskan kondisinya sekarang. "Kakak di kamar?" Keduanya mengangguk dan Elora segera membuka pintu kamar yang baru ditutup, mengabaikan tanda tanya dua pelayan tadi.

Ketika Elora masuk ke kamar Jonathan, bau obat dan herbal tercium olehnya. Ia mencari-cari di mana keberadaan Jonathan di tempat tidur yang sayangnya tidak ada. "Elora? Kenapa kamu ke sini dengan gaun tidur?" Elora memutar tubuhnya, mendapati sosok kakaknya berdiri di belakang dengan teh cangkir di tangan pria itu.

"Kamu berkeringat begitu banyak, bahkan tidak memakai sandal. Apa yang terjadi padamu?" Elora tidak menjawab rentetan pertanyaan Jonathan. Ia merasa lega dan mampu bernapas dengan benar sekarang.

Figuran Hanya Ingin Menonton! (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang