25 Februari 2023
•••
Oh, itu kan nama belakang Nicole, berarti itu kantornya Nicole? Atau keluarganya?
"Lagi pembukaan pelatihan itu, kesempatan gak dua kali, Wan." Ibu memberitahu, dan Wawan agak dilema.
Jadwal dia banyak, jujur saja, besok audisi, nanti stream, lalu ini itu. Cuma, satpam sepertinya menjanjikan, Nicole bilang kalau ada kesempatan masuk saja.
Cuma, apa Nicole akan keberatan pacarnya jadi satpam di kantornya sendiri ya?
Uhuk, Wawan merasa besar kepala mengakui Nicole pacarnya.
Sekalipun Nicole bilang dia dukung apa saja, entahlah ya.
"Mm mungkin saya mikir-mikir dulu, Bu."
"Jangan kelamaan mikir, Wan." Sang ibu menegaskan.
Wawan mengangguk. "Iya, Bu, baik. Saya permisi dulu, ya."
Wawan beranjak pergi dari sana membawa uang hasil penjualan kue, pulang ke rumah, dan sepertinya tak ada tanda-tanda Nicole. Hanya ada kakek makan siang dengan lahap bersama maid. Nicole sudah bilang dia akan mendatangkan maid dengan supirnya di waktu begini jadi dia tak kaget.
Kakek sih, jelas setuju apa saja yang Wawan lakukan, bagaimana Nicole ya?
Memasuki kamarnya, Wawan duduk di kursi gamer yang bisa berputar-putar itu dan mengecek kontak Nicole. Online, Wawan segera mengetik soal hal tadi, tetapi jujur dia ragu menyampaikannya sekarang.
Bingung.
Nicole yang tengah di ruang kerja, bersantai, melihat ponselnya.
Terlihat, bagian kontak bernama my future husband, mengetik di sana.
Nicole sudah tersenyum manis, dia menunggu apa yang ingin dikirim Wawan, tetapi cukup lama, tak ada perubahan.
Nicole berdecak, dan mengirimi pesan lebih dahulu.
"Kamu sebenarnya mau ngetik apa, Sayang?" Wawan terkejut, ia kaget karena Nicole tahu dia sedang ingin mengirim pesan, oh benar memang ada fiturnya.
"Maaf, Tante Sayang." Wawan segera membalas segera.
Nicole tersenyum, sepertinya dia mulai terbiasa dengan kata sayang itu, manis juga berondongnya ini.
"Kenapa? Hm? Kangen?" Nicole tampak percaya diri.
Itu memang dirasakan Wawan saat ini, tetapi bukan itu permasalahan sekarang. Namun, sekarang Wawan tak mau membicarakannya, topik yang dibawa Nicole bagus.
"Iya ...." Wawan memberikan emotikon malu-malu. Nicole tertawa geli akan hal itu.
"Belum setahun, sudah kangen aja kamu, Sayang." Nicole gemas, rasanya dia mau mencium-ciumnya saat bertemu nanti. Sayang, pekerjaan menumpuk karena sempat dia tinggalkan beberapa hari.
"Hehe, maaf, Tante Sayang."
Minta maaf terus, menggemaskan sekali.
"Keknya, kamu udah kecantol cinta saya ya? Ingat kamu bilang gak bakalan jatuh cinta karena kita gak saling kenal lama?"
Ngena sekali, Wawan menutupi kedua wajahnya yang memerah. Bisa secepat itu ya jatuh cinta? Khawatirnya sih cuma nafsu. Apalagi Nicole agresif sekali orangnya, cantik dan baik sekali juga pada dia.
Astaga ....
Biarkan ini berjalan semestinya.
Lalu tiba-tiba, muncul panggilan video, Wawan kaget, dia ragu-ragu dan agak tak siap mengangkatnya, tetapi akhirnya terangkat juga karena rasa rindu yang kentara.
Oh, wajah cantik itu kini kembali, di depan mata, tampaknya dia di sebuah ruangan kantoran?
Wawan fokus ke wajah itu, yang tersenyum manis padanya.
"Pipi kamu merah sekali," komentar Nicole, Wawan menunduk malu-malu. Ia tersenyum. "Setelah pekerjaan agak beres nanti saya usahakan ke sana buat anterin kamu ke audisi."
"Gak usah, Tan kalau Tante sibuk, Tante pasti capek karena kerja, kan? Jaga kesehatan terus, Tante ... Sayang." Kedua pipi Wawan semakin merah kala mengatakan. "Aku gak mau egois atau bikin Tante repot."
"Serius kamu gak mau dianterin?" tanya Nicole memastikan.
Mau, banget, tapi sekali lagi, sesuai alasannya. "Gak masalah, Tante, pas Tante senggang aja datangnya. Meski aku ... kangen banget, tapi aku gak mau Tante kenapa-kenapa."
"Eh, tunggu, tunggu, kamu bilang apa tadi?"
Wawan kaget, apa dia ada salah ngomong?!
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

KAMU SEDANG MEMBACA
TANTE ... NIKAH YUK!
Romance18+ Wawan dikejar tante cantik karena perkara TOD! "Tante ... nikah, yuk!" "Oke, kalau kamu mau jadi suami saya."