Chapter 26

1K 74 4
                                    

10 April 2023

•••

Nicole tersenyum, kesungguhan di wajah Wawan kentara, dia memang dididik baik oleh kakek nenek yang menyayangi serta mencintainya. Syukur saja orang tua Wawan tak membawanya, kalau begitu bahaya sekali.

"Sini, Sayang, Tante peluk kamu, unchhhh ...." Wawan menerima pelukan keibuan Nicole, nyaman, empuk pula dada Nicole.

"I love you, Tan, I love you sooo much."

"I know, Baby. I love you so much, too."

Lalu, besoknya, mau tak mau tak ada date meski hari libur. Nicole membuat waktu pertemuan antara orang tuanya dan Wawan, dan ini kali pertama Wawan datang ke rumah wanitanya itu.

Bahkan pagarnya setinggi tiga manusia, mewah pula meski agak terlihat tua, dijaga sekuriti yang langsung mempersilakan Wawan dan motor Nicole masuk begitu saja. Suasana jantung Wawan bagai berdisko semakin ia memasuki area rumah Nicole.

Ini bukan rumah, ini istana.

Sampai di depan rumah, Wawan bingung mau parkir di mana, dan syukurlah ada Nicole di depan yang sudah menungguinya.

"Parkir aja motornya di situ, Sayang."

"Ah, i-iya, Tan Sayang." Wawan melakukan itu dan menuju ke arah Nicole, yang langsung membawanya menghadang orang tua Nicole.

Bukan di ruang tamu atau di ruang keluarga, melainkan memasuki ruangan yang serupa meja hijau atau paling tepat meja interogasi mewah. Nicole duduk di bangku jauh dari Wawan yang kini menghadap orang tua Nicole, mereka sudah berusia lanjut tetapi terlihat gagah, seram, dan sangat mengintimidasi. Wajah itu keriput meski demikian, sangat modis serta setampan dan secantik itu.

Pantas, Nicole juga sama cantiknya.

"Jadi, kamu makhluk bernama Wawan Purnomo?" Makhluk katanya, seperti Wawan bukan manusia saja.

"Be-benar, Pak. Sa-salam kenal." Wawan ingin menyalami, tetapi mereka mengintruksi agar tetap duduk dan tenang, Wawan kikuk kembali duduk.

"Ceritakan segalanya tentang kamu, kami penasaran." Nicole bilang, pastilah mereka tahu soal Wawan, jadi harus jujur. "Segalanya."

"Mm ... baiklah, Pak, Bu, pertama-tama, saya ingin ceritakan, pertemuan pertama saya dan Tante itu sebenernya gak sengaja. Semua berawal ketika saya main ToD, terus disuruh ngajak nikah seseorang, dan saya disuruh ngajak Tante."

"Kamu menyebut anak saya, kekasih kamu, yang notabenenya tak setua itu Tante?" tanya ayah Nicole kaget. Wawan agak ciut.

"ToD?" Wajah ibunda Nicole sama kagetnya.

Mereka kaget, karena tidak tahu?! Wawan menatap Nicole yang seakan bilang, jujur saja semuanya, mereka sudah tahu begitu mulutnya berkata.

"Iya, Bu, Pak. Tante ... Sayang ... itu panggilan sayang saya ke Tante, terus ToD." Wawan cengengesan. "Ya gitu."

"Lanjutkan ceritamu."

Wawan mengangguk, meski was-was, si pemuda tetap menceritakan dari awal mereka bertemu, seluk beluknya, ToD, kedekatan ini itu, semua yang diberikan Nicole padanya.

"Jadi, kamu memanfaatkan harta putri kami?!"

Wawan menggeleng. "Bu-bukan, Pak, Bu. Saya dipinjemin Tante, dan saya janji buat balikin. Beruntungnya karier saya bagus sekarang, saya harap sih uangnya cukup buat ini itu, termasuk minang Tante, saya pengen menikahi Tante, Pak, Bu."

"Apa yang membuat kamu yakin kami akan menerima pinanganmu?"

"Dan apa kami bisa percaya kamu gak seperti orang tuamu yang bermasalah?"

"Saya dididik kakek saya yang setia pada satu wanita, dididik langsung dengan sangat baik oleh mereka. Orang tua saya pergi setelah saya lahir, saya yakin saya gak akan berakhir seperti mereka, saya sama sekali tak tahu soal mereka."

Kali ini, wajah orang tua Nicole terlihat menimbang-nimbang, apakah Wawan cocok atau tidak menjadi menantu mereka. Cukup lama mereka begitu sampai ....

"Baiklah, kami sudah memutuskan ...."

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

TANTE ... NIKAH YUK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang