2 November 2022
•••
Seharusnya, Wawan tak ikut saja, itu pilihan lebih bijak, karena sepertinya acara perpisahan tak sebahagia yang ia ekspektasikan. Awalnya sih, aman damai sentosa, bahagia, acara-acara berjalan mulus, sampai ....
Oh, para cowok sekolah lain, Wawan sempat lupa jika tak hanya sekolah mereka di sini.
"Mau nantang apa lu hah?" tanya teman Wawan yang sok jago, padahal Wawan tau dia cengeng, biasanya juga berlindung di ketek Wawan yang badannya lebih besar dan kuat. "Berantem? Ayo, Wan, maju ladenin!"
"Lah lu yang ngajak, kok gue jadi samsak?" Wawan tak terima.
"Gak, gue gak mau nantang kalian berantem, tapi main ToD sama kelas lain. Rules-nya kek biasa, tapi wajib dilakuin apa aja yang disuruh, itu sih kalau kalian berani."
Wawan jelas rasanya ingin menolak, dia malas begituan, pastilah banyak pertikaian, tetapi teman-temannya tak mau diremehkan, jadi dia ikut saja meski rada tak nyaman. Jujur saja, tantangan mereka aneh, meski tidak ngeri-ngeri banget, ada yang menyuruh lari ala banjay di depan para cewek, ada yang disuruh jujur berapa kali colay sehari, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya, lumayan seru, asalkan botolnya ... bukan ke arah Wawan.
Namun, semakin dia tak mau, nyatanya ujungnya ada padanya, anak kelas lain yang tadi kena tunjuk yang memberi tantangan.
"Muehehe balas dendam nih!" Dan anak kelas lain itu juga tadi, diberi tantangan paling memalukan oleh temannya.
Yang barbar temannya, Wawan yang kena, sialan emang.
"Truth, or dare?" tanyanya.
"Mm dare, eh truth truth, anjir salah sebut--" Wawan sempat lupa artianya weh.
"Lah, gak bisa ubah, duluan dare itu! Dare aja udah!" Anak sekolah lain itu tersenyum bengis. "Laki kok truth doang, cemen dah."
Sialan memang ... duh.
Mereka tampak berpikir, berdiskusi hal memalukan apa yang harus mereka perlakukan pada Wawan yang deg-degan bukan main. Takut kalau yang dilakukan menghancurkan reputasinya.
"Kita keluar bentar."
Semua anak keluar, Wawan semakin tak nyaman, sekaligus penasaran dengan apa yang akan mereka suruh.
"Sabar, Bro. Pasti gak papa kok, gak bakal malu-maluin."
Wawan menatap temannya dengan mata melotot, jelas sih meski bukan hal vulgar, tetap memalukan. Sialan memang mereka.
"Ja-jangan marah, Wan. Kan sekali doang, abis tu lo gak bakalan kena lagi." Ck tetap saja.
Sekali tapi kena mental seumur hidup kan tetap saja.
"Tuh tuh tuh, itu targetnya!" Semua menoleh ke tunjukkan si pemberi tantangan, di mana ada seorang wanita, di depan pagar, bersama mobil mewahnya, berpakaian modis tengah memelepon.
Harus diapain? Bukan dicopet kan?!
"Lu ajak nikah dia!"
"Lah? Lu gila apa?!" Wawan kesal mendengar itu. "Yakali, gue gak mau! Gak sopan!"
"Ck, cuman maen-maen doang, lu kira bikin gue melambay di depan cewek enak? Lakuin kalau lo laki!"
Mendengarnya, Wawan menatap kesal semua yang ada di sana, terutama teman-teman mereka yang nyengir lebar.
"Sialan kalian, gue pulang aja abis ini!" Ambil makanan terus pulang, udah bodoh amatlah.
Huh ... hanya sekadar ToD ngajak nikah, terus kabur sebelum wajahnya terlihat, oke. Bagus. Wawan pun mulai melangkah menuju wanita itu pelan tetapi pasti, ia harap sih si wanita yang sepertinya tante-tante langsung capcus, sayangnya malah tetap di sana sampai Wawan sampai di sampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TANTE ... NIKAH YUK!
Romance18+ Wawan dikejar tante cantik karena perkara TOD! "Tante ... nikah, yuk!" "Oke, kalau kamu mau jadi suami saya."