BUTTERFLY S2 (END)

27

Hari ini pesta pertunangan Prince dan Becky.
Semua tamu penting datang menghadiri pesta tersebut mengingat Prince adalah Putra dari Sam Anuntrakul dan merupakan adik dari pengusaha ternama saat ini Freen Anuntrakul.

Freen menghampiri adiknya yang saat ini tengah bersiap mengenakan jas nya.

" Kamu terlihat tampan dengan jas itu prince ", ucap Freen.

" Terima kasih phi ", ucap Prince.

" Setelah ini jagalah becky dengan baik...
Bahagiakan dia dan jangan membuatnya sedih... ", ucap freen.

" Aku sangat mencintainya phi...
Aku tidak mungkin membuatnya sedih...
Aku akan selalu membahagiakan dia.. ", ucap prince tersenyum.

Mendengar setiap kata yang keluar dari bibir prince membuat Freen merasa lega.

Lalu freen memeluk adiknya itu dengan erat dan penuh harapan.

" Setelah ini tanggung jawab Anuntrakul Group akan berada dipundakmu jadi jagalah perusahaan dengan baik ....
Jaga daddy dan mommy juga karena mereka sudah semakin tua... ", ucap freen memeluk prince.

" Hei phi ...
Kamu mengatakan hal seperti ini seolah kamu ingin pergi meninggalkan kami ", ucap prince.

Freen melepaskan pelukannya lalu mencubit pelan pipi adiknya itu.

" Berjanjilah kamu akan melakukan apa yang aku katakan ", ucap freen.

" Baiklah aku berjanji ", ucap prince.

" Good boy ", ucap freen mengacak rambut adiknya itu.

" Phi...
Aku akan bertunangan jangan merusak rambutku ", protes prince membuat freen terkekeh.
.
.
.

Kini freen menemui becky yang saat itu tampak sangat cantik dengan gaun putih yang melekat ditubuhnya.

Sejenak freen membayangkan becky akan bertunangan dengannya.

Lalu bayangan itu memudar ketika bayangan itu hanya sebuah hayalannya saja.

" P'freen ", ucap becky yang melihat bayangan freen dari cermin.

Freen tersenyum dan mendekati becky.

" Kamu sangat cantik becbec ", ucap freen.

" Aku mohon jangan menangis ", ucap freen yang melihat mata becky berkaca².

Freen membelai wajah becky perlahan seolah ia ingin mengingat semua detail wajah cinta pertamanya itu.

" Aku akan merindukan wajah ini...
Mata ini... Hidung ini... Dan bibir ini ", ucap freen yang menyentuh bagian wajah becky.

Becky langsung menghambur kedalam pelukan freen dan memeluk freen dengan erat.

" Tidak bisakah kamu membawaku kabur dari sini? ", ucap becky.

" Jika Tuhan menakdirkan kita bersama...
Dia akan menyatukan kita suatu saat nanti ", ucap freen.

" Tapi aku hanya ingin bersamamu..
Aku tidak menginginkan pertunangan ini ", ucap becky.

" Aku pun ingin bersamamu tapi saat ini prince jauh lebih membutuhkanmu jadi aku mohon berusahalah untuk mencintai prince ", ucap freen.

" Aku tidak bisa mencintai siapapun lagi selain dirimu p'freen..
Meskipun aku bersama prince tapu hati dan pikiranku hanya memikirkanmu ", ucap becky.

" Terima kasih sudah mencintaiku sebesar ini....
Tapi sekarang berusahalah untuk hidup tanpa diriku ", ucap freen.

Becky tidak menjawab ucapan freen, ia memilih untuk mencium bibir freen.

Ciuman yang begitu lembut seolah mereka berdua saling memberitahu kalau cinta mereka begitu tulus melalui ciuman itu.
.
.
.

Acara pertunangan pun dimulai malam itu.
Kini Prince dan Becky slaing menyematkan cincin mereka satu sama lain.

Prince begitu sangat bahagia lalu memeluk kedua orang tuanya.
Sementara becky berusaha untuk tersenyum meskipun hatinya kini hatinya begitu sakit melihat tunangannya bukan freen.

Sementara itu dari jarak yang tidak jauh, freen tersenyum getir melihat pertunangan adiknya dan wanita yang dicintainya berjalan lancar.

" Kalau mau menangis pundakku siap menjadi sandaranmu ", ucap heng.

Freen melirik heng dan memukul pundaknya.

" Aku serius freen...
Menangislah kalau itu membuat hatimu lega ", ucap heng.

" Sudahlah jangan menggodaku terus...
Apa semuanya sudah siap? ", ucap freen.

" Ini ", ucap heng memberikan tiket pada freen.

Freen menatap datar tiket ditangannya lalu tersenyum pada heng.

" Berjanjilah padaku untuk tidak memberitahu siapapun kemana aku pergi termasuk orang tuaku ", ucap freen.

" Tapi kenapa harus berbohong freen...
Bagaimana kalau orang tuamu khawatir ", ucap heng.

" Jam berapa pesawatku berangkat? ", tanya freen.

" 2 jam lagi ", jawab heng.

" Kalau begitu aku harus pergi sekarang ", ucap freen.

" Aku akan mengantarmu ", ucap heng.

" Tidak perlu ! Kamu disini saja untuk memberitahu keluargaku kalau aku pergi ", ucap freen.

Heng pun diam dan menuruti kemauan freen.

Sejenak freen melihat keluarganya satu per satu dan tatapannya berhenti pada sosok cinta pertamanya.

" Rebecca Patricia Armstrong...
Nama itu akan selalu tertulis dalam hatiku...
Mencintaimu dan memilikimu merupakan kenangan yang indah yang pernah aku miliki...
Terima kasih sudah menjadi bagian terpenting dalam hidupku...
Terima kasih sudah memberi hidupku banyak warna...
Rebecca Patricia Armstrong aku mencintaimu sekarang, esok dan selamanya ", ucap freen dalam hati.

Malam itu adalah malam terakhir freen melihat keluarganya sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke suatu tempat dimana orang tidak mengenalnya.

" Aku akan kembali saat hatiku sudah siap ", ucap freen melangkahkan kakinya meninggalkan rumah besar itu.

" Selamat tinggal ".
.
.
.

Tbc