CHAPTER 08

31.4K 3.5K 20
                                    

"Sejak awal hubungan kami tak lebih dari ketidak sengajaan, aku mencintainya, dia mendorongku untuk menjauh dari kehidupannya. Aku tak punya hak dan kekuasaan untuk melawan, aku mengorbankan kehidupan putri kecilku untuk kebahagian mereka."

11 tahun yang lalu.

"Wilona berhenti menghubungiku." Ucap Abian tegas pada wanita dihadapannya yang hanya dapat tersenyum miris mendengar ucapannya.

Wajah wanita itu nampak tenang walau sebenarnnya matanya tak mampu berbohong akan luka yang ia dapatkan selama hidupnya.

Wilona menarik nafasnya panjang lalu mendongak menatap pria yang selama ini ia cintai sejak pertama kali bertemu.

"Demi kebaikan kamu dan keluargamu, aku selalu berpikir untuk berhenti melakukan hal yang bersangkut paut denganmu dan menghilang begitu saja..." Ucapnya dengan nada yang sangatlah tenang

"Tapi kenapa aku masih disini, apa kamu tau?" Lanjutnya.

"Karna ada makhluk tanpa dosa yang tercipta karna perbuatan dosa kita, yang harus menangung akibatnya. Dia masih butuh kamu"

"Tapi apa boleh buat, kamu ga pernah mengharapkan dia dalam hidupmu. Aku turuti kemauan mu, jangan menyesali hal ini! Jangan pernah cari dia karna kamu yang meninggalkannya!"

Wilona bangkit dari duduknya, "Aku benar-benar minta maaf atas semua kekacauan ini"

"sepertinya pembicaraan kita sudah cukup sampai disini, Abian terima kasih untuk semuanya, saya pamit" lanjutnya

"Setelah ini anggap kita tak pernah mengenal satu sama lain dan bertindaklah layaknya orang asing" Ucap Abian tiba-tiba.

Mendengar hal itu pergerakan Wilona terhenti sejenak, ingin rasanya menolak namun ia tak bisa apa-apa. Tanpa memperpanjang waktu wanita itu berancak dari tempatnya dan melangkah meninggalkan Abian yang masih duduk ditempatnya tanpa menolehpun kearah Wanita itu.

Setelah keluar dari tempat itu, wilona langsung menuju mobilnya dan masuk untuk menangis sepuasnya disana, sampai-sampai ia lupa bahwa ada peri kecil yang tertidur disana.

---

"Aku tahu waktuku disini tak lama lagi, aku ingin menyerah lebih cepat, Cynta... dia yang terus memberikan semangat padaku untuk melupakan perasaan itu dan menyuruhku untuk mengingat putri kecilku."

Izora kecil bersembunyi dibalik dinding, dia terbangun karna mendengar isak tangis bundanya saat berbicara dengan Tante Cynta.

"Dia yang minta-- minta untuk akhiri ini semua" Mata Willona tak henti-hentinya menitikan air matanya saat berucap demikian.

"Itu ga penting sekarang Wil! Sekarang kamu harus khawatirkan keadaan kamu, itu lebih penting!"

Willona menunduk mendengar ucapan resti. "Aku ga bisa Cyn... aku cape... ga ada tempat buat aku bahagia disini, kondisi aku pun ga memungkinkan untuk bertahan lebih lama lagi."

"Ada! Tempat kamu didunia ini ada, Izora salah satunya. Kamu cuma perlu mencarinya, lupakan yang menyakiti Wil! Kalau bukan kamu siapa lagi yang bakal Izora panggil bunda?"

Bunda ya?

Betapa merdunya suara putrinya itu saat memanggilnya.

Dirinya sangat menyukai panggilan itu, mungkin sekarang menjadi candu.

"Kamu harus hidup bahagia! Kamu ga maukan Izora merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya? Dia cuma punya kamu Wil"

Semuanya benar-benar hancur. Dia rela meninggalkan keluarganya untuk mengejar impiannya sebagai model. Yah- keluarganya benar-benar menolak seseorang dari keturunan mereka menjadi seorang yang berkerja dibidang hiburan,

Become The Main Character's Sister : Transmigration StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang