CHAPTER 13

27.1K 3.2K 33
                                    

BEL istirahat sudah berbunyi, seluruh peserta didik SMA Mitra Harapan berhamburan keluar kelasnya menuju kantin tercinta.

Untungnya kantin ada banyak disekolah ini jadi tidak usah khawatir dengan namanya berdempet-dempetan. Namun juga tidak semua murid memiliki tujuan ke kantin, biasanya beberapa memilih ke Perpustakan karna mencari ketenangan, adapun langsung bermain bola dilapangan bersama teman-temannya.

Sementara dilain sisi Izora, Sofia, dan Kara dkk. Berjalan bersamaan menuju kantin karna Kara menjanjikan akan menteraktir mereka semua.

Ditengah penjalanan Izora memisahkan diri dan teman-temannya karna kebelet pipis. Awalnya Sofia menawarkan untuk menemani, tapi Izora menolak dia tidak akan lama.

Dengan rambut dikuncir, gadis itu berjalan menuju toilet terdekat. Untungnya toilet itu sepi jadi Izora merasa lebih leluasa disana. Setelah selesai buang air kecil dia menuju wastafel mencuci tanganya, dan memeriksa penampilannya dicermin yang ukurannya sangat besar.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki dari segerombol orang yang mendekati toilet itu. Izora menyudahi aktifitasnya ingin keluar dari toilet

"Lo Izora anak 11 Ipa 1 kan?" Tanya salah satu dari segerombol orang itu saat berpapasan dengannya.

Izora menaikan sebelah alisnya menatap orang itu, dia lirik lengan kiri salah satu dari mereka. Mereka sengkatan. "Kenapa?"

"Pas banget gue mau nanya! Lo punya hubungan apa sama Kara?" Izora dikejutkan dengan perubahan emosi gadis dihadapannya itu dengan begitu cepat saat berucap.

"Hubungan? Ga ada"

"Jujur! Awas ya lo kalo gatel deketin Kara! mau nasib lo kaya Luna hah?" Ancamnya, namun itu terdengar sangat kekanak-kanakan bagi Izora

Izora maju selangkah, dengan pandangan tidak lepas dari gadis dihadapannya. Dia tatap name tag gadis itu, "Ansellma..."

"Emang lo siapa, nentu-nentuin nasib orang? Tuhan? Bukankan." Tanya Izora, dia dorong bahu Ansel dengan kuat menggunakan telunjuknya.

Izora terkekeh singkat sambil membuang wajahnya sekilas. "lagian lo bukan siapa-siapa yang bisa nentuin siapa yang dekat Kara, dia manusia! Manusia itu makhluk sosial jadi ga mungkin dia ga berinteraksi sama manusia lain?!" Sambung gadis itu yang seketika membuat segerombol orang didepannya semakin menatapnya tajam.

"Kenapa mata lo pada? Kesel, makanya kalo suka sama orang tuh, dijaga kelakuannya! Jangan yang buruk aja dilakuin, mau nyaingin setan?"

Ansellma bersama dayang-dayangnya itu terdiam dengan wajah masam, karna sudah kalah telak dengan ucapan Izora.

Sedangkan Izora tersenyum lebar, yang lebih terlihat seperti ejekan. Gadis itu berbalik melangkahkan kakinya keluar dari Toilet itu menuju tujuan awalnya- kantin dimana teman-temannya berada.

Sebenarnya dia masih agak sedikit kesal bila mengingat betapa songongnya wajah cabe-cabe pemuja Kara itu.

"Lagian kalo deket harus ada hubungan gitu?" Cibirnya pada dirinya sendiri. "Ga jelas banget manusia, manusia"

---

Izora dengan tenang melangkah menuju meja langganan Kara dkk, seolah-olah sudah menjadi hak milik mereka. Walaupun ke empat orang itu tidak kekantin, hanya meja itu yang kosong diantara meja yang rata-ratanya sudah terisi penuh.

Tanpa mempedulikan pandangan beberapa orang yang secara terang-terangan memperhatikan mereka. Izora duduk disamping Sofia, dan pas didepan Arsal.

"Ngeri juga ya duduk sama artis sekolah." Celetuk Izora dengan kekehan kecil diakhir kalimatnya.

Become The Main Character's Sister : Transmigration StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang