CHAPTER 06

33.2K 3.6K 42
                                    

KARA melepas helmnya dan turun, kakinya melangkah memasuki pelataran sebuah rumah mewah dan megah. Saat pintu terbuka dia sudah disambut oleh beberapa pelayan - tidak seperti biasanya.

"Kenapa?" Tanya Kara saat Wisnu-- tangan kanan Papanya menghampiri.

"Seluruh keluarga inti sedang berkumpul diruang kerja Pak Abian, jadi anda juga ditunggu disana."

Kara mengertukan keningnya bingung-- tak biasanya kehadirannya ditunggu seperti, walaupun rapat dihadir oleh para keluarga inti biasanya hanya para tetua yang bisa masuk kedalam rapat itu. Dia melangkahkan kakinya kembali menuju ruang kerja papanya dengan Wisnu yang membututinya.

Pintu terbuka menujukan beberapa orang yang menatap kehadirannya. Ternyata ada Mamanya juga disana.

"Duduk Kara" Ucap Abian yang membuat Kara duduk dikursi tepat disamping Mamanya.

"Karna anak sulung saya sudah datang, jadi pembicaraan bisa saya mulai sekarang."

Abian nampak menarik nafas panjang, bingung harus menympaikan bagaimana. "Sebelumnya saya minta maaf apabila hal yang akan saya bahas sekarang menyinggung beberapa orang, terutama istri saya.

Kara semakin dibuat bingung dengan situasi ini.

"Ini ada apa si?"

"Kara! Jangan menyela" tegur Diana pada putra sulungnya itu.

"Mungkin ini hal yang baru untuk kamu kara. Sebenarnya- Papa punya anak lain selain kamu dan Bara. Maaf papa baru bisa mengakuinya sekarang. Dia yang lahir dan besar tanpa saya disampinya, saya juga merasa bersalah padanya--"

"Jadi bayaran rasa itu... saya memutuskan untuk membawanya kerumah ini"

Gayatri-- Ibunda Abian langsung menyentuh dadanya mendengar keputusan Anak semata wayangnya itu. Beberapa tetua lain pun ikut terkejut karna pria itu.

"Kamu yakin dengan keputusan itu Abian!"

"Pikirkan lagi, lebih matang!"

BRAK

Sebuah geprakan meja, mengejutkan mereka semua. Kara menatap Diana yang terlihat begitu marah- baru kali ini dia melihat Mamanya itu semarah ini.

"Kamu ga pernah membahas hal ini sama aku mas! Kenapa tiba-tiba?" Diana terkejut dengan keputusan Suaminya. Awalnya dia mengira abian hanya ingin memberi tahu pada Tetua keluarga Atmadewa tentang 'anaknya yang lain'.

"Diana... tolong dia juga anakku, darah dagingku"

"Tapi bukan berarti kamu bisa membawanya kerumah yang sama dengan kami!!"

Kara tertunduk, mencerna semua yang diucapkan Papanya. Pemuda itu perlahan mengangkat kepalanya, "jadi papa punya anak-- sama orang lain?"

"Iya.. maaf nak. Papa ga mau menyembunyikan hal ini terlalu lama lagi, cepat atau lambat kamu harus pasti tau, dan papa ga mau kamu tau sendiri"

"Papa sudah cari dia dari 2 tahun yang lalu, dia sepantaran dengan kamu. Tolong jangan benci dia, papa yang sepenuhnya salah disini."

"Izora Nadaline! Namanya"

Kara tak mampu berkata apa-apa lagi saat nama itu disebut namanya. Dan tanpa permisi air matanya jatuh dari kelopak matanya begitu saja, jadi ini? Alasan dia selalu teringat sesuatu jika menatap wajah Izora.

Apa-apaan ini!

---

Diana merupakan ibu kandung Kara dan Bara. Dulu setelah pernikahannya dengan Abian, mereka harus menunggu lumayan lama untuk mendapatkan keturunan tentu saja banyak hal sulit yang harus keduanya lewati dalam masa itu terutama Diana.

Become The Main Character's Sister : Transmigration StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang