HARI yang ditunggu-tunggu seluruh peserta didik Mitra Harapan pun tiba, hari yang membuat rasa lelah dan tenaga mereka dikuras untuk kesuksesan acara tersebut.
Sementara disisilain Izora, Sofia, dan Mahen sedang berada dikelas mereka bersama Syifa -- bendahara kelas yang juga ahli dalam hal merias wajah.
"Wadaww cantik banget si hasil tangan gue ck!" Syifa berecak kagum sendiri menatap tiga orang yang sudah full dia riaskan.
"Mana! Mana gue mau liat." Izora berdiri menuju kaca yang berada dipojokan kelas. "Keren juga lo syif!"
"Gue gitu loh!"
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan sosok penghuni kelas XI IPA 1 yang lain. Dengan tangan kanan yang menenteng es cekek, Daksa masuk terdahulu lalu disusul oleh Arsal dan Kara yang masuk dengan bersinar-sinar.
"Mau kawin dimana lo Zor?" Daksa terkekeh menatap penampilan Izora, walau gadis itu tengah membelakanginya.
Izora berdecak mendengar ucapan pemuda itu, dan berbalik, Daksa tiba-tiba meloncat kaget sehingga Izora juga memberikan respon yang sama. "Lo jangan ngagetin gue dong!" Hardik Izora pada Daksa yang masih memegang dadanya.
"Gue juga kaget..." Ucap Pemuda itu pelan.
"Emang gue ngagetin lo?"
Daksa menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, lalu melangkah perlahan kearah kursinya. Tempat yang tadinya di-isi Daksa digantikan oleh Arsal.
Pemuda itu menatap gadis didepannya dengan seksama.
"Aneh ya?" Tanya Izora yang merasa aneh atas tatapan pacarnya.
Arsal menggeleng, "Cantik" pengakuan yang diberikan Arsal barusan seketika membuat Izora tersipu malu dan spontan memukul dada pacarnya itu.
Tangan Izora yang masih berada didadanya ditahan Arsal agar tetap berada didepan dada pemuda itu, entah alasan apa dia melakukannya.
Kara menatap dua insan itu dengan tersenyum miring dan menggeleng. Ternyata ada yang lebih tidak tahu tempat dari pada dirinya.
"Mohon maaf ni ya, kalo mau bucin tolong ingat! masih ada kita disini!"
"Sirik aja lo" Sahut Arsal yang membuat Daksa tidak mampu lagi berucap apa-apa.
"Mampus!"
"WHAHAHHAHA!" Daksa tiba-tiba tertawa terbahak-bahak yang membuat orang disekitarnya tersentak kaget karena intonasinya. "Muka lo berdua kenapa hitam putih gitu?... kenapa beda sama Izora?"
"Yaiyalah! Izorakan mayat, kami manusia!" Sahut Sofia dengan nada yang sedikit nyolot karena tidak terima ditertawakan.
Daksa mengerluarkan handphonenya diam-diam membuka kamera dan saat Sofia lengah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Main Character's Sister : Transmigration Story
Random[END] [JGN LUPA FOLLOW] Nada seorang gadis yatim piatu, yang memiliki seorang kakak perempuan bernama Maudy. Mereka hidup dengan sangat berkecukupan, begitu juga dengan hubungannya dengan Maudy, namun semuanya berubah karena pengaruh dunia luar yang...