DENGAN kondisi yang acak-acakan Izora berakhir di amankan dikantor polisi dengan 4 orang yang mengeroyoknya.
"Sebut nama!"
"Izora Nadaline."
"Kamu!" Tujuk petugas itu pada gadis yang duluan mejambaknya tadi.
"Yolanda" sahutnya
"Nama panjang!"
"Yolandaaaaa.."
Izora menoleh dan tersenyum miring mendengar ucapan gadis yang duduknya hanya berjarak beberapa meter darinya. "Sok polos atau ngelawak lo?"
"Diam lo bangsat!" Bentak Yolanda pada Izora.
Pak polisi menarik nafas panjang. "Haduh mulutnya!"
"Maaf pa." Yolanda begumam sambil menunduk.
"Ok-- lanjut!" Perhatian pak polisi beralih kearah gadis yang lain.
"H-hah?" Gagapan mereka karena ditatap intens oleh Pak polisi.
"Sebut nama." Ucap Pak polisi dengan nada tinggi.
"Lina Octaviani"
"Dewinta maharani"
"Nadira Rifanka"
Polisi itu menghela nafas panjang lagi, dan menatap 4 gadis yang duduk dihadapannya dengan wajah babak belur.
"Haduh kalian ini, belum legal udah main berantem-berantem! Apa masalahnya? Rebutan cowo?" Tanya Polisi itu ngasal
"Dia yang duluan malak saya pak" Sahut Izora.
"Kamu.. yolanda--"
"Yolanda!"
"Iya itu. Kamu dan teman-teman kamu ini penah ditahan kan! Saya cek catatan kriminal kalian semua loh!"
"Sekarang telpon orang tua kalian suruh kesini! Kalo ga kalian saya tahan!"
Sontak mereka kecuali Izora langsung membuka ponselnya dan menelpon orang tua masing-masing.
"Kamu kenapa ga telpon kaya mereka?"
"Saya ga punya orang tua!"
Petugas itu nampak kembali menarik nafas panjang. "Kalo ada masalah dirumah, dibicarakan baik-baik jangan ngomong begitu ga baik!"
Apa-apaan polisi ini dikira izora anak durhaka apa?
"Lah... saya benar ga punya orang tua! Bunda saya udah meninggal, Ayah saya ga tau kemana!"
Petugas itu nampak terkejut. "Eh... Maaf kalo begitu-- tapi ada wali yang bisa dihubungi tidak?"
Pikiran Izora langsung jatuh kepada Bi Siti. "Ga ada hubungan darah ga kenapa-kenapa kan?"
"Iya, hubungi aja dulu."
Izora langsung menelpon nomor Bi Siti.
"Assalamualaikum Bi.."
"Waalaikumsalam, kenapa non?"
"Bibi sibuk ga?"
"Memangnya kenapa non. Bibi lagi dirumah sakit, anak bibi kecelakan sore tadi."
Mendengar hal itu. Izora terdiam, dia tidak ingin menambah beban pikiran Wanita paruh baya itu.
"Ga papa bi, cuma nanya aku. Yaudah ya bi aku tutup, Assalamualikum.."
"Waalaikumsalam"
Telpon dimatikan sepihak oleh bi Siti. Harapan Izora satu-satunya pupus, mungkin sudah takdirnya untuk bermalam ditempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Main Character's Sister : Transmigration Story
Acak[END] [JGN LUPA FOLLOW] Nada seorang gadis yatim piatu, yang memiliki seorang kakak perempuan bernama Maudy. Mereka hidup dengan sangat berkecukupan, begitu juga dengan hubungannya dengan Maudy, namun semuanya berubah karena pengaruh dunia luar yang...