Izora reflek melempar ponselnya setelah membaca notifikasi pesan yang muncul dilayar kunci ponselnya. Gadis itu memegang dadanya, dan perlahan meraih ponselnya kembali.
Wah ni orang kebiasan ngechat ga pake aba-aba, ga baik buat jantung gue huh. Batin Izora, walaupun begitu dia tetap membalas pesan dari Arsal dengan tersenyum sumbring.
Gadis yang sudah lengkap mengenakan seragam sekolahnya itu, beranjak dari kasurnya melangkah keluar kamar sambil menutup pintu kamarnya kembali.
Setibanya diruang makan, Izora disambut hangat oleh anggota keluarganya yang sudah duduk rapi dibangku masing-masing. Gadis itu meraih dua lembar roti tawar dan mengolesinya dengan selai kacang.
"Zora kemarin jalan sama siapa?" Tanya Abian, yang membuat Diana menatapnya sambil tersenyum menggoda kearah Izora.
Sontak Izora menundukan kepalanya malu menghindari tatapan mata semua orang yang langsung mengarah kepadanya, terutama tatapan Kara.
"Kakak pacaran ya sama bang Arsal?" Tanya Bara ikut-ikutan.
"Ih kata siapa?" Sahut Izora
"Bang Kara."
Buk!
Lengan kekar Kara langsung mendapatkan pukulan mentah-mentah dari Izora, pemuda itu meringis sambil mengusap lengannya yang terasa panas.
"Pacaran apanya! Orang kemarin cuma jalan-jalan" Bisik Izora pada Kara, namun yang lain masih dapat mendengarnya.
Kara tertawa. "JIAKH- Kasiannn. Belum diajak jadian ya?"
"Udah diem!"
Izora meneguk susu coklat yang disediakan untuknya dengan kasar, mengabaikan yang lain tertawa karna ucapan Kara.
Seorang pelayan berjalan menghampiri meja mereka, "Permisi tuan maaf mengganggu. Didepan ada teman den Kara, katanya nungguin non Izora."
Izora terdiam, pasrah karna detik berikutnya semua orang yang berada dimeja makan kembali menatapnya dengan tatapan menggoda.
"Suruh masuk aja" titah Diana, pelayan itu mengangguk dan izin undur diri.
"Maaa~" panggil Izora ingin memprotes.
"Mamah cuma mau tau gimana sih cowok kamu" Sahut Diana.
"Mamah lupa? Abang arsal yang sering kerumah... ituloh" Celetuk Bara yang tidak bisa diajak kompromi. Ucapannya mampu mengundang tawa dari Abian dan Kara.
Diana sontak menyuruh anak itu diam. "Udah kamu diam, anak kecil jangan pacar-pacaran dulu!"
Mendengar ucapan sang Mama, Bara langsung mengertukan wajahnya masam. Sedangkan yang lain hanya terkekeh melihat aksi bocah smp itu.
"Pagi Om, tante" semua perhatian kompak beralih kearah seorang pemuda yang baru saja melangkah masuk kedalam ruang makan. Pemuda itu disambut hangat oleh Diana dan Izora, sedangkan Abian, Kara, dan Bara menatap intens kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Main Character's Sister : Transmigration Story
Random[END] [JGN LUPA FOLLOW] Nada seorang gadis yatim piatu, yang memiliki seorang kakak perempuan bernama Maudy. Mereka hidup dengan sangat berkecukupan, begitu juga dengan hubungannya dengan Maudy, namun semuanya berubah karena pengaruh dunia luar yang...