"Izora! Cepet anjay!" Mereka berdua bersama anak-anak perempuan yang lain dikelas mereka sedang berada diruang ganti, dikarnakan hari ini ada mapel kebugaran jasmani-- jadilah mereka mengganti seragam menggunakan pakaian olahraga yang sudah ditentukan oleh sekolah.
Sekarang Sofia tidak henti-hentinya mendengus kesal karena Izora yang sangat lama mengganti pakaiannya, apa lagi cuaca yang semakin lama semakin terik membuat gadis itu semakin darah tinggi.
"Iya-iya sabar cinta." Izora membereskan seragamnya yang akan dimasukan kedalam lokernya.
Setelah meletakan seragam mereka, kedua gadis itu langsung bergegas menuju lapangan. Keduanta berjalan bersamaan dikooridor menuju lapangan, ya karena hanya tinggal mereka saja.
"Kenapa di luar si, panas tau!" Gerutu Sofia tak henti-hentinya.
"Takdir" Sahut Izora apa adanya.
Sofia memutar bola matanya jengah mendengar sahutan Izora.
"Zor! Zor! Lari anjir yang lain udah pada baris tuh, tinggal kita berdua aja" Ucap Sofia, keduanya langsung berlari sekuat tenaga.
Mereka masuk kedalam barisan dengan nafas ngos-ngosan. Karena ketelambatan itu semua mata tertuju pada mereka, termasuk guru olahraga yang berdecak singkat.
"Yang baru datang pimpin pemanasan!" Ucap guru olahraga didepan sana, sontak Izora dan Sofia mengangkat kedua kepalanya kaget.
"Loh kok kita pak?" Protes Izora.
"Sapa suruh lambat." Sahut Guru olahraga itu, yang seketika ingin Sofia lempari dengan sepatunya.
"Lo sih Zor, lama tadi." Jengkel Sofia
"Sorry" hanya itu yang keluar untuk menyahuti kejengkelan Sofia padanya.
Mau tak mau kedua gadis itupun maju dengan langkah gontai. Mereka mengambil posisi dengan mata yang tak dapat melihat wajah-wajah temannya didepan, karna silau.
"Ayo mulai!"
---
Tak berselang lama, penjelasan materi-praktek- pengambilan nilai sudah terlaksanakan semua. Semua anak Ipa 1 tengah duduk meneduh dipinggir lapangan sambil mengibas-ngibaskan bajunya.
"Masih ada waktu 20 menitan, kalian boleh istirahat tapi jangan ganggung kelas lain."
Serentak mereka langsung meninggalkan tempat menuju tujuan masing-masing- ada yang ke kantin, ada yang keruang ganti, ada yang ke kelas, dan adapun yang tetap ditempatnya.
"Eh! Basket kuy" ajak Daksa
Teman-temannya menganguk, para cowok yang tersisa bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tengah lapangan yang panasnya luar biasa.
"Kok mereka tahan ya?" Tanya Sofia
"Mereka mah udah biasa, kalo pun jadi item juga suka balik sendiri, kadang mereka kepanasan mukanya merah palingan. Kalo kita kepanasan terus item langsung overtingking yang ada makin parah."
"Pantes gue jarang liat cowo ganti warna kulit, biar item pun juga udah dari lahir kayanya." Celetuk Zahra-- salah satu teman sekelas Izora
"Bukan item, tapi sawo matang."
"Aduhh Zahra.."
"Orang Indonesia itu identik dengan warna kulit yang diucapkan dengan pengibaratkan. Kaya kuning langsat, sawo matang, putih gading.. gituu" Ucap Devina berlagak bijak.
"Bubar! Bubar! Kalian ga ke kantin"
"Ayo"
Para cewek-cewek itu berdiri dan melangkah keluar dari lapangan dengan mulut yang tak berhenti mengeluarkan suara. Entah apa yang mereka bicarakan, karna semua hal dapat mereka jadikan bahan gosipan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Main Character's Sister : Transmigration Story
Random[END] [JGN LUPA FOLLOW] Nada seorang gadis yatim piatu, yang memiliki seorang kakak perempuan bernama Maudy. Mereka hidup dengan sangat berkecukupan, begitu juga dengan hubungannya dengan Maudy, namun semuanya berubah karena pengaruh dunia luar yang...