MEREKA menatap cahaya kerlap-kerlip yang berasal dari lampu-lampu wahana permainan yang ada difestival itu, mereka tanpa berhenti berdecak kagum. Sibuknya kegiatan disekolah membuat mereka kadang lupa ada tempat yang senikmat ini dipandang apalagi pada malam hari seperti ini.
Perjalanan antara cafe tempat mereka berkumpul menuju dufan cukup memakan waktu yang lama karna jaraknya yang lumayan. Sehingga kini mereka sampai saat malam hari.
"Ayo! Nungguin apa lagi disini."
"Sabar elah, lagi mikir ini mau naik yang mana dulu."
Sofia menoleh kearah Izora yang tidak lepas dari gandengannya. "Lo mau naik apa?"
Sedangkan yang ditanyai, menggulikan mata keseluruh penjuru melihat satu persatu wahana permainan yang ada disana dengan seksama.
"Gimana kalo kita mulai dengan yang damai-damai dulu." Celetuk Mahen
Daksa berdecak mendengar celetukan sahabatnya itu. "Mana bisa gitu, ada pribahasa yang mengatakan bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Jadi kita mulai sama yang mainstream dululahhh"
"Jangan bilang lo takut." Cibir Daksa pada Mahen.
"Sotoy lo anjing, yang ada lo kali yang takut."
"Fyi aja nih ya, gue bukan orang yang gampang takut naik wahana beginian."
"Huek!" Ejek Sofia yang sedari tadi mendengarkan perdebatan mereka.
Setelah beberapa saat terjadi perdebataan hanya karna memilih wahana permainan, mereka sepakat untuk memilih Kora-kora sebagai wahana pembuka acara bersenang-senang ini.
Arsal dan Kara terdiam menatap wahana yang ada dihadapan mereka, wajah mereka terkesan santai dibandingkan kedua sahabatnya yang terlihat sangat exited. Mereka saling pandang menyadari satu sama lain, dan tertawa tanpa ada alasan.
"Muka lo pucat Kar!" Ucap Arsal tersenyum miring.
Kara tertawa pelan sambil membuang wajahnya kearah samping sekilas. "Mana ada, lo kali yang pucat. Nih kresek, jangan sampai lo muntah didepan Izora. Malu-maluin." Ujar pemuda itu menyodorkan plastik hitam yang entah dia dapatkan dimana.
"Dapat dimana lo kresek, wah diam-diam lo udah nyediain kresek aja." Ucap Arsal menatap Kresek yang masih ada ditangan Kara.
Sontak Kara langsung membuang kresek itu kesembarang arah tidak peduli ada papan yang bertuliskan 'jangan buang sampah sembaranga!'
"Mas tolong jangan buang sampah sembarangan!" Tegur seseorang dari arah belakang mereka, seketika Kara langsung memungut kembali kreseknya dan meninta maaf.
"Hedeh ganteng-ganteng buang sampah sembaranagn, dasar anak muda." Cibir ibu-ibu yang kebetulan lewat.
Hal itu sontak membuat kedua pemuda itu menahan tawa menertawakan diri mereka sendiri, tanpa menyadari teman-teman mereka sudah melangkah maju masuk kedalam Kora-kora.
"Woi Arsal! Kara! Ikut kaga!" Teriak Daksa tanpa rasa malu, yang membuat beberapa orang disekitar mereka menatap aneh pemuda itu.
Mahen menjauh dari Daksa, "bukan temen gue" ujarnya.
Izora dan Sofia tertawa mendengar ucapan pemuda itu.
HUAAAAAAAA
Teriakan kesenangan dan ketakutan bercampur jadi satu saat wahana itu perlahan bergerak kesana-kemari sampai kecepataannya perlahan juga bertambah, semakin cepat kecepatannya semakin tinggi juga lambungannya.
Mahen, Sofia, dan Daksa berteriak paling nyaring diantara semua orang yang juga berteriak. Keduanya berteriak dengan kedua tangan yang terangkat keatas udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Main Character's Sister : Transmigration Story
Random[END] [JGN LUPA FOLLOW] Nada seorang gadis yatim piatu, yang memiliki seorang kakak perempuan bernama Maudy. Mereka hidup dengan sangat berkecukupan, begitu juga dengan hubungannya dengan Maudy, namun semuanya berubah karena pengaruh dunia luar yang...