"Gila lo ka, satu jam loh" ucap Aura sembari berjalan menyebelahi Dewa menuju ruang tamu"Maaf ya ra, gua telat banget" Ucap Dewa lemas
"Wa? lo gapapa? muka lo pucet gitu"
Aura menyadari ada yang tidak beres dengan Dewa.Dewa mengacak rambutnya, memberikan senyuman manisnya "gapapa, ayo kita bantai soalnya"
Setengah jam berlalu
Aura sudah mulai banyak menguap, jam sudah menunjukan pukul 23.05
"Soal nomor 18 ini caranya pake rumus yang tadi, masih sama kok, cuma..."
Dewa mengajari Aura dengan sabar, meskipun, Aura sangat terpaksa untuk tetap membuka matanya, berusaha mencerna materi berisi angka angka yang membuatnya muak.
"Ka, ngopi yuk, masih banyak kan" Ucap Aura sedikit merengek
"Lo aja ra, gua ga ngopi" Jawab Dewa
"Aneh lo, masa cowo ga doyan kopi"
Ledek Aura sembari beranjak ke dapur, membuat kopi.Makanan yang Dewa konsumsi memang tidak yang aneh aneh, Dewa jarang sekali menyentuh kopi, mie, ataupun junkfood, Aura pun sering di nasihati oleh Dewa tentang makanan.
Dewa tak mempedulikan ledekan Aura, ia tetap fokus membantu menyelesaikan pr Aura
Tak lama Aura kembali ke ruang tamu setelah membuat kopinya
ia terkejut
"Ka? lo mimisan!"
"H,hah?"Dewa bingung, karna tak merasakan apa apa, hanya rasa pusing yang tersisa sedari tadi.
Aura berlari kearah Dewa sembari mebawa tissue
"Ka? ko bisa sihh"
Omel Aura sembari membersihkan darah yang mulai mengucur ke bibir Dewa"Gua bisa sendiri" Ucap Dewa sembari menahan tangan Aura yang sedang membantunya
"Gak, lo diem".Akhirnya mereka mengakhiri belajarnya, karna Aura sangat khawatir dengan kondisi Dewa
"Perasaan gua emang gaenak banget dari tadi."
Ucap Aura sembari mengelap darah Dewa"Lo sakit kali ra.. Jangan banyak pikiran, jaga kesehatan"
"Lo pinter ngomong gituan tapi nggak pernah praktekin ke diri sendiri." Tatapan Aura semakin dalam kepada kedua manik milik Dewa
"Udah malem? Lo mau gue anter ka?" tanya Aura
"Gausah lah ra, gua bisa sendiri" Balas Dewa disertai senyuman guna meyakinkannya"Lo sakit ya kak?"
"Hari ini lo beda"
Ucap Aura.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
Romance"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...