30. Meet?

7 1 0
                                    

.
"astaga Aura, demam lo ga turun turun ya? udah 2 hari, ke rumah sakit ya?" ucap Jaehan
"ga, gausah han, gua gapapa" balas Aura lemas
"kita ke rumah sakit, gaada penolakan"

Aura akhirnya terpaksa menuruti perkataan Jaehan, ia pergi ke rumah sakit, di tangani oleh ayah dari teman dekatnya itu sendiri

"ra, bentar ya, lo belum sarapan kan? gua beliin bubur depan rs ya?" ucap Jaehan di balas anggukan oleh Aura

"jangan sering kecapean Aura, apalagi stress, itu pemicu tubuh kamu menjadi lemah" ucap dokter fernand,

"kamu tidak perlu rawat inap, karna bukan dbd, cukup rajin diminum obatnya, kalau ga kunjung turun, ke rumah sakit lagi ya?" sahutnya

"iya dok, makasih ya" Aura menerima obat itu dan pergi menuju ke kamar mandi

setelah ia keluar, ia heran mengapa ada Dewa yang terlihat melangkah menuju ruangan dr fernand, rasa keponya pun bergejolak, ia sekarang sedang mengendap endap menguping pembicaraan mereka
.
"dok, yang berhasil dari kemo itu hanya 3% dan 97% itu gagal, so? buat apa dok? buang buang uang buang buang waktu.."

"waktu saya ga lama disini, saya ingin melakukan yang terbaik untuk orang orang yang saya sayang"

Aura tak bisa mendengar dengan jelas percakapan mereka

ia tak sengaja menguncang rak di samping pintu itu, membuat perhatian Dewa dan dokter fernand tertuju padanya lewat pintu kaca yang sedikit buram

"saya pulang dulu dok" pamit Dewa

.
"ka, maaf gua ga bermaksud nguping"
Aura menyamai langkah Dewa
"ka maaf"
"KADEWA MA-"

"ini rumah sakit, bukan pantai yang lo bebas teriak sepuaslo" ucap Dewa
"lo denger apa aja?"
"ga denger apa apa, serius ka!"

tak lama Jaehan datang, membawa 2 bungkus bubur ayam, ia menghampiri Dewa dan Aura yang sedang sama sama mematung

"ra makan dulu" ucap Jaehan menyodorkan bubur yang baru saja ia beli

"jadwal kem-?" ucap nya di balas anggukan oleh Dewa
"sorry" ucap jaehan cepat

Aura bingung memandangi Dewa dan Jaehan bergantian
Dewa mengambil langkah lebar dan meninggalkan Aura dan Jaehan

.
"sialan, kenapa ada Aura, ck" umpat Dewa di jalan

"awas!" seru Dewa sembari mengerem motornya

seorang anak kecil tampak terkejut, es dagangannya tumpah, Dewa segera menghampiri nya

"dek, astaga maaf ya" ucap Dewa membereskan gelas plastik bekas es yang berserakan

"gapapa kak, ini salah Diwan, Diwan nyebrang ga liat liat" ucap seorang anak kecil itu merapikan gelas gelas plastik itu

"berapa total semuanya ini dek?"
"gausah kak, ini salah Diwan"

"yaudah sini duduk dulu" Dewa mengajak Diwan untuk minggir, ia membelikan makanan dan minuman untuk anak kecil itu

"Diwan, kenalin nama kaka, ka Dewa"
"Diwan kenapa jual es gini?" tanya Dewa

"Diwan sama temen temen, mau beliin kado, buat ibu panti kak, besok minggu, ibu panti ulang tahun, uang Diwan sama temen temen baru ada 100ribu" Dewa terlihat sedang berfikir

"Diwan tenang aja, Diwan gausah jualan es kaya gini lagi ya? ka Dewa janji, besok minggu ka Dewa bakal ngasi kejutan buat ibu panti" Diwan memaparkan ekspresi senang

"alamatnya dimana Diwan?"
"di jl merpati kak no.68" seru Diwan
.

Dewa melajukan motornya santai, memandangi toko demi toko yang di lewatinya, ia langsung tertuju pada sebuah toko hijab, ia memasuki toko itu, berjalan kesana kemari, ia sebenarnya tak tau selera wanita yang seperti apa, akhirnya ia memutuskan

SADEWA & RAHASIANYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang