Dewa merasa tubuhnya lelah setelah seharian berkeliling, doubledate fake, mengantar Aura memilih dress, kuliah, membagi makanan, bermain bersama anak panti, menyumbangkan barang barang nya, mengantar bundanya kerumah temannya, seharian ini Dewa tidak sempat beristirahat, bahkan makan
"bruk" akhirnya ia dapat membaringkan tubuhnya ke kasur
handphone nya bergetar, notifikasi chat berbunyi'gua di rs, aura..'
belum selesai membaca notifikasi tersebut sampai akhir, ia langsung beranjak dari kasurnya
kepalanya berputar karna terlalu cepat bangunpersetan dengan pusing
ia langsung mengambil jaketnya yang tergantung di belakang pintu, darah segar mulai menetes dari hidungnya, menandakan ia sudah mencapai limitnya
ia menghapus kasar darah itu dan bergegas ke rumah sakit menyusul mereka
.
ia sangat terburu buru dan panik saat membaca chat dari mika, ia berlari menelusuri lorong rumah sakit tanpa memedulikan rasa pusingnya sampai ia bertemu Aura Jaehan dan Mika di depan suatu ruangan."ra? lo gapapa?" ucap Dewa tersenggal senggal sembari mengecek satu persatu bagian tubuh Aura
"hah? ya gapapa lah, gua cuma keserempet motor ka" ucap Aura santai bercampur bingung sembari memandangi Dewa yang terengah engah"hah?? keserempet?" sambung Dewa
"iya, keserempet, pas nyebrang jalan, gua gapapa ko, lo kenapa sih ka" ucap Aura
"astaga wa, lo pasti gabaca chat gua sampe abis ya?" ucap Mika"ko lo pucet sih wa?" tanya Jaehan
Dewa bingung, ia tambah merasakan sakit di kepalanya karena ia tak sempat istirahat seharian ini, darah segar kembali menetes
"eh wa, lo mimisan" ucap Jaehan
"hahhh.." Dewa mengusap hidungnya dan mengelus rambut Aura
ia memberikan senyumnya
"syukur kalau lo gapapa ra" ucap Dewa lemas
"WA LO MIMISAN" seru Jaehankaki dewa melemas, ia terduduk di kursi tunggu, ia memegangi kepalanya, menjambak keras rambutnya yang beberapa sudah rontok, ia merintih kesakitan dan meneteskan airmatanya
"DEWAA, DOKTEEER" panggil Jaehan panik"ka Dewa, lo kenapa" ucap Aura memegang dan menggoyangkan kedua bahu Dewa
"gapapa ra" ucap dewa menggeleng
pandangan dewa menjadi gelap, ia memberikan senyumannya kepada Aura dan akhirnya ia pun tak sadarkan diri
.
"dewa kembali drop, kita tidak bisa melakukan apa apa lagi kepada Dewa mika" seketika kalimat itu membuat hati Mika hancur"sembuhin Dewa dok.. sembuhin!!" ucap Mika menggoyangkan bahu pria yang kira kira sudah berusia kepala 4 itu
"udah mik, udahh, kita gabisa apa apa lagi" sahut Jaehan menahan tubuh Mika
"HAN, DEWA PASTI BISA SEMBUH, PASTI BISA HANN.." seru Mika
"mik.. gabisa, Dewa gabisa sembuh" lirih Jaehan"hahaha? lo bercanda kan han, ra.. Dewa pasti bisa sembuh kan?"
kini ia beralih ke Aura yang menggigit jarinya khawatir
ia kemudian memeluk mika yang sedang tersulut emosi"kita doain dewa, semoga ada keajaiban"
.
"han, lusa kita wisuda, tapi Dewa belum sadar juga, gimana ya? ini wishnya, aku janji bakal ngewujudin wish wishnya"
ucap aura memandangi city light"ga harus ra, ga semua yang kamu mau itu bisa kamu raih, Dewa ga minta buat kamu kabulin wishnya kan? Dewa itu cuma perlu tujuan di hidupnya, bukan tugas kamu juga buat wujudin wish wishnya itu"
balas jaehan mengelus rambut aura"kamu bener han, hufttttt, tapi besok lusa ulangtahunnya" ucap Aura murung
"ra, Mika itu kenapa sayang banget ya sama Dewa?" tanya jaehan mengawali topik baru
"Dewa sama Mika itu udah sahabatan dari mereka tk, sebelum kebahagiaan Dewa di renggut.
dulu itu ka Mika cengeng, dia selalu di kerjain sama temen temennya, tapi ka Dewa itu berani, bandel malah, ka Dewa selalu ngelindungin ka Mika dari rundungan orang lain, mereka juga nganggep satu sama lain saudara karna mereka sama sama anak tunggal"
"ohh gituu, pantes aja Mika sekhawatir itu sama Dewa" ucap Jaehan
"jangankan Mika han, aku sebenernya juga khawatir sama kondisi nya, Dia sebenernya kenapa? dia sakit apa han?" ucap Aura"kamu ga benci sama dia ra?" Jaehan kembali mengganti topik
"soal selingkuh?" tanya Aura
"heem""kalau kamu tanya aku marah atau ngga, jelas aku marah, kalau kamu tanya aku kecewa atau ngga, aku juga pasti kecewa han, aku marah, aku kecewa, aku hancur. tapi kalau benci, ngga. mungkin kita emang belum jodoh, kita ga cocok, atau Dewa bosen kali? aku gatau alesan yang pasti dia ninggalin aku apa
tapi aku fine kok han, aku sekarang punya kamu yang selalu ada buat aku, yang treet aku like a queen, makasih ya?"
ucap Aura memainkan rambut Jaehan"gaperlu, itu udah tugas aku ra, makasih ya? udah ngasih kesempatan aku, aku emang ga sebaik Dewa, emang jauhh, tapi aku yakin, aku bisa bahagiain kamu dengan cara aku, yang pastinya lebih dari apapun"
"jangan bandingin diri kamu sama siapapun, kamu tetep jadi yang paling spesial buat aku han."
malam itu mereka habiskan di tempat biasa, rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
Romantizm"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...