Setelah pulang dari studytour, 2 minggu yang akan datang akan di laksanakan ujian kenaikan kelas dan juga ujian nasional.
sejak setelah pulang dari bali Alice tidak pernah mengganggu Dewa dan Aura, bahkan saat bertemu ia langsung memutar balik langkahnya dan menghindari mereka
"ra, bentar lagi ujian kenaikan loh, jangan nyantai gitu" ucap Dewa memandangi Aura yang sedang bermain game online
"masih lama ka" ucap Aura tanpa berpaling dari hpnya
Dewa meraih paksa hp Aura"lo gaboleh nyepelein ujian ra, game kan bisa nanti kapan pun, setelah ujian lo bisa siang malem ngegame, buat sekarang lo fokus ujian dulu"
ucap Dewa sembari memajukan buku rumus matematika yang sangat tebal
Aura mendecak sebal dan memutar bola matanya
"woy pacaran bae" ucap Jaehan menghampiri meja mereka
"tau nih mentang mentang udah kissing" ucap Helga
"ha? kissing?" Aura bingung dengan perkataan helgaDewa hanya terdiam
"nih" seru Jaehan sembari menyodorkan hpnya.itu video saat Dewa menyebur ke kolam renang menyelamatkan Aura
"HAHA lo liat ekspresi Dewa ga sih, panik banget!!" seru Jaehan
"berarti sekarang separuh nafas Dewa ada di aura hahaha" ucap vero
"udah kaya lagu aja" sahut Mika
wajah Aura memerah, semerah tomat, ia hanya dengar ia di selamatkan oleh Dewa saja, ia tak ber ekspektasi Dewa akan melakukan hal seperti ini, wajah Dewa juga memerah malu
"apanih, muka lo pada jadi kaya semangka" ucap Helga
"ijo dong?" tanya jaehan
"MERAH" helga mengegas
.ujian tinggal 1 minggu lagi, mereka sibuk untuk mempersiapkan diri, apalagi Dewa, Veno, Helga dan Mika yang sudah menduduki kelas 12, yang tentunya akan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi
"kalian jadi belajar bareng pulang sekolah?" tanya Dewa
"jadi! di cafe ayang ya" sahut Helga yang di setujui semua anaksampailah mereka ke cafe itu, itu milik keluarga Veno, mereka langsung menempati ruangan biasanya
"nah kita fokus belajar materi masing masing ya, Aura, Jaehan kalau ada yang mau di tanyain, tanyain aja ke kita" ucap Dewa
"kita? lo aja kale" ucap helga
"yaudah ke gua" balas Dewa
"nah gitu" Helga menyetujui perkataan Dewa ulangmereka sibuk memelajari materi masing masing, Dewa yang sebenarnya sudah muak dengan materi materinya pun dengan terpaksa mempelajarinya
bagaimana tidak muak, di sekolah ia belajar, di rumah juga bukannya di suguhi makan siang malah di suguhi buku fisika oleh ayahnya.
bundanya pun tak bisa melakukan apa apa, karna Dewa melarangnya, jika bundanya ikut campur ke urusan mereka berdua maka bundanya pun akan kena imbasnya, tak segan segan ayah Dewa memukuli istrinya itu.
setengah jam, satu jam, dua jam berlalu.
mereka kecuali Dewa asyik mengobrol sembari memakan makanan mereka masing masing"wa, makan dulu, muka lo pucet tuh" tegur Mika.
Dewa masih bergulat dengan soal fisikanya, ia sudah menghabiskan setengah buku latihan soal soal fisikanya
"bentar mik, nanggung" ucap Dewa tak mengalihkan pandangannya dari bukunya
"wa, ayo lah, pikirin kesehatan lo" ucap Mika lagi, yang lain terbingung akan ucapan ucapan Mika yang terus memaksa dewa agar makan, seolah Dewa sakit.
tes tes
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
Romance"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...