Saat itu anak PHI, sedang meeting, membahas ada anak baru yang bersikap seenaknya, memalak murid murid yang terlihat cupu, juga memaksa anak anak pintar mengerjakan tugasnya, masih banyak lagi tindakannya yang membuat PHI geram.
"Kita kasi pelajaran apa itu anak?" Ucap Helga kesal
"Mtk, kimia atau fisika?" Sahut Jaehan bercanda
"Serius" Gertak Veno menyenggol bahu jaehan
"Iye ah" Sambung JaehanVeno memperhatikan Dewa yang melamun, ia merasa bahwa ada banyak beban di pikiran temannya itu
"Wa? Kenapa diem aja, kita harus apain itu anak?" ucap Veno
"Hah? gatau, menurut lo gimana ra?" Dewa terbingung, ia justru melemparkan pertanyaan itu ke Aura"Wa? Lo gapapa? Muka lo pucet gitu?" Tanya Mika setelah menyadari, bahwa wajah Dewa benar benar pucat
"Hah, gapapa mik, ini pucet karna,
karna gua, kurang vitamin c, iya, kurang vitamin c" Ucap Dewa gugup
"Serius wa?" Tanya lainnya merasa tak yakin dengan jawaban yang dewa berikan"Iya serius, gua gapapa" Ucap Dewa meyakinkan teman temannya
"Gimana kalau.." Dewa menyusun rencananya—
Anak baru itu, Radit, ia terperangkap jebakan PHI, ia percaya dengan rayuan disana ada banyak anak anak bego yang pasti ngasih duitnya kalau di ancem, tapi ternyata yang di temuinya adalah PHI, anak anak yang ia sangat hindari.
"Tenyata bener ya dit, lo bego, udah pr di jokiin, gampang banget di kibulin lagi" Ucap salah satu pria sembari turun dari meja dan menghampirinya.
Radit berusaha keluar dari ruangan itu, namun ia di kepung.
"Ah bangsat, mau apa lo semua?" Seru Radit sembari memandangi phi satu satu, ia ngeri karna badan badan anak phi yang tak kalah kekar darinya
"Mau bully lo, biar lo ngerasain rasanya jadi korban" Ledek Veno
"Sok jagoan lo pada, beraninya kroyokan" Ucap Radit, melangkah mundur
"Terus lo apa? Jagoan neon? Beraninya sama anak anak yang ga setara sama lo" Sambung Helga"Apasih anjing, lo cewe gausah ikut ikutan" Radit mendorong bahu Helga sembari menaikan ujung bibirnya
"si anjing ngelunjak"
'Duakh' Tangan helga langsung mendarat di pipi RaditSebelum Radit membalas, Veno sudah mengancam Radit
"Kalau lo ngebuat cewe gua lecet sedikit pun, gua bikin lo lecet sekujur tubuh!"
Ancam nya membuat Radit sedikit panik"Helga, kita jangan pake kekerasan dulu, jangan kepancing!" Tegur Mika
"To the point aja, gua Ramika brawijaya, anak pemilik sekolah ini, lo stop ngebully atau lo keluar paksa dari sini karna ngelanggar peraturan"
Pelita Harapan memang sangat ketat aturan, alasan dibuatnya PHI memang untuk memantau gerak gerik siswa siswinya
"Shit, PHI sialan" Radit langsung lari dan mengincar Dewa yang sedari tadi berdiri lemas di pojok, Radit sudah berancang ancang dengan matang untuk memukul Dewa
Namun Dewa sudah membaca gerak gerik nya, dan berhasil menahan pukulan Radit.
Ia tak membalas, ia tak ada tenaga untuk membalas pukulannya, ia hanya menahan, dan menghindar, tetap saja, ia terkena beberapa pukulan di perutnya, karna ia merasa lemas, dan Radit terus memberontak dan memukulnya
"Ahahaha fuck, kenang kenangan dari gua, sebelum gua cabut dari sekolah sampah ini, makan tuh bekas luka di tubuh ketua kalian!" Ucap Radit
"Bangsat" Mika langsung berlari kearah Radit dan Dewa, segera memisahkan mereka, Jaehan, Veno juga membantu menahan Radit
Helga dan Aura hanya bisa melihat karna tak di perbolehkan mendekat.
Dewa tidak papa, hanya terkena beberapa pukulan ringan di perutnya
"Wa? lo gapapa? Tanya Mika"
"Gapapa mik, santai" Ucap Dewa sembari memberikan senyumannya menandai bahwa ia sungguh tidak apa apaNamun tiba tiba saja darah segar menetes dari hidung Dewa, Dewa memang merasa baik baik saja, benar benar tidak kenapa kenapa setelah menerima pukulan tersebut
Rasa sakit yang ia Terima bukan dari bekas pukulan Radit, melainkan dari kepalanya, ia menahan dirinya agar bisa berdiri tegak, ia mengumpat dalam hatinya
"sialan, kenapa harus sekarang"
Ingatannya kacau, ia terbayang saat ayah tirinya memukulinya karna nilai Dewa yang turun, ia terbayang saat ayahnya mengumpat dirinya, seolah Dewa sangat gagal, tidak berguna, dan bodoh.
Hanya karena nilainya turun 2 angka.
Pandangannya tiba tiba kabur, kepalanya sangat pusing, ia terus terusan memegangi bahu Mika
"WA? Lo kenapa?" Tanya Mika panik, ia menjadi tumpuan Dewa untuk berdiri tegak
"Mik, tolongin gua.." Ucap Dewa panik
"Lo mimisan!!" Seru Mika yang terdengar samar samar di telinga Dewa'Bruk' Dewa tiba tiba tak sadarkan diri membuat Mika panik setengah mati
Aura dan Helga pun ikut panik, mereka langsung menghubungi Veno dan Jaehan yang baru saja keluar untuk mengurus Radit
"Dewa! lo kenapa" Ucap Mika panik, sembari menepuk pipi Dewa
Berusaha membuatnya tersadar"Ka! Ka Dewa! Bangun, ka, bawa ke UKS"
"UKS bisa apa ra, kita ke rumah sakit, gua ambil mobil, lo tunggu Jaehan sama Veno kesini, terus kalian bawa Dewa ke parkiran." Ucap MikaAura membuka kancing baju Dewa, sembari menunggu Veno dan Jaehan datang, bertujuan melonggarkannya, agar nafas Dewa tidak terhambat, betapa kagetnya ia melihat luka lebam di bawah leher Dewa, yang tidak lain itu adalah bekas pukulan lama, Aura pun menutup kembali bekas luka itu.
Dewa menjadi pusat perhatian seluruh sekolah, saat ini ia tergotong lemas, pucat dan banyak darah.
saat di mobil mika, Dewa sempat tersadar lemas dan mengatakan"Jangan kasi tau bunda Mika.." Lalu ia kembali tak sadarkan diri
Seisi mobil khawatir, sebab Dewa tak pernah memberi tahu tentang dirinya, ia hanya di kenal pintar, tampan, dan baik, tak ada yang pernah mendengar ceritanya, kecuali Mika.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
Romance"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...