Kepala Dewa pusing, ia termenung di rooftop gedung kosong, yang kini menjadi rumah untuknya pulang selain pantai, ia memandangi isi kota, dengan secangkir kopi, sebungkus rokok, dan sebotol miras di sampingnya.
"hahaha, dari pada akhir hidup gua di pake buat kemo gajelas, mending di nikmatin aja kali ya" ucap Dewa meratapi nasibnya, ia menuangkan minuman berwarna ungu dan barbau alkohol itu ke gelas dan meneguknya
"Ra, maaf gua gapernah pantes jadi cowo lo" gumamnya
"ka Dewa!" suara Aura terdengar
"ka? astaga!" Aura menghampiri Dewa dan meraih kopi rokok dan botol itu, kini ia duduk di dekat Dewa"lagi kenapa? belakangan ini, ngilang mulu, dan sekarang? lo malah nyiksa diri lo sendiri gini"
ucap Aura"ra?" panggil Dewa
"kalau lo sakit gimana ka, kalau lo kenapa napa gimana?" Ucap aura panik"Aura?" panggil Dewa lagi
"gua ga suka ya lo gini ka, nanti gimana kalau-""Aura" dewa sedikit menaikan suaranya membuat aura sontak terbungkam
"Iya? ka? kenapa?" tanya Aura"kita putus ya?" ucapan Dewa membuat Aura tambah terbungkam
"GALUCU TAU AH APASIHHH KA" ucap Aura
"serius, ra" ucap Dewa
"aduh ka udah malem, pulang yuk dicariin bunda nanti""ra.." ucap Dewa lemas "kaa... jangan bercanda, ini galucu, sama sekali ga lucu ka"
ekspresi Aura berubah
Ia tak lagi menunjukan deretan gigi tapinya"serius" ucap Dewa
"kenapa?" tanya Aura, matanya mulai berlinang airmata
"hahahaha" Dewa tertawa membuat Aura kebingungan
"ka?" Ucap Aura bingung"ra, gua ga bener bener suka sama lo, gua ga bener bener cinta sama lo" ucap Dewa enteng
"hah.. maksudnya?""hahaha gua ga serius sama lo anjing, gua cuma mainin lo ra, gua gabut, tapi sekarang, gua udah bosen sama lo, gimana dong? mangkanya, kita putus ya? gua udah punya mainan baru" ucap Dewa membuat Aura menangis deras
"ka bilang kalau ini bercanda, bilang kalau ini ga serius ka, KA DEWA" ucap Aura memegang kerah baju Dewa dan mendorongnya
"ra, gua serius, gua udah bosen main sama bocah, gua udah nemuin orang baru, yang lebih dari lo ra, maaf ya haha" ucap Dewa santai
"plakkk" tamparan renyah mendarat di pipi sebelah kiri Dewa
"anjing, brengsek lo kak"
Aura berlari menjauh meninggalkan Dewa
Dewa terus memegangi pipinya, airmatanya mulai mengalir, ia mulai menampari dirinya sendiri lebih keras dari tamparan yang ia Terima sebelumnya
"brengsek lo wa, anjing"
"maaf ra.. maaf, ini demi kebaikan lo.."
setelah puas menyakiti diri sendiri, dewa pun melanjutkan ke 3 batang rokoknya dan menghabiskan sisa minumannya itu"untuk kali ini aku tidak lagi tau, aku yang akan terluka atau aku yang menjadi lukanya"
.Jaehan bergegas menghampiri aura di rooftop SMA-nya, benar saja, Aura hampir saja membuat gambar di tangannya, untung saja Jaehan tepat waktu datang kesana dan menghentikan niat Aura
"RA! JANGAN GILA!" ucap Jaehan cepat menepis silet yang sudah di pegang Aura
"han.. ini sakit banget, ka Dewa han, ka Dewa.."
"gua tau ini sakit banget, lo udah sakit, jangan malah lo sakitin diri lo sendiri lagi"Aura menceritakan tentang kejadian tadi
Jaehan bingung, ia terjebak diantara harus mengikuti permintaan Dewa atau mengikuti isi hatinya, tetapi ia kembali teringat akan penyakit Dewa yang membuatnya terpaksa harus melakukan ini"Air mata lo berharga ra, jangan keluarin air mata lo cuma karna cowo gatau diri"
kalimat itu terpaksa harus keluar dari mulut Jaehan
"Gua bingung, gua harus gimana, pergi dari hidup dewa?"
"Ra, kata bokap, lari dari apa yang nyakitin, akan semakin nyakitin. Jangan lari, menderitalah sampai terbiasa, nanti diri kita akan sembuh dengan sendirinya."
malam itu mereka habiskan bersama dengan cerita dan umpatan aura, menyalurkan emosi dan kekecewaanya kepada Dewa
.
esoknya Dewa kembali tak terlihat dimana pun, mau di warung bakso ataupun di cafe Veno, Aura menceritakan perbuatan Dewa hari itu"ga, gamungkin anjing Dewa begitu" Helga menyangkal cerita Aura
"ra, gua temenan sama Dewa ga sebentar, dia gamungkin jadi brengsek kaya di cerita lo itu" sahut Mika
"iya anjir ra, Dewa, gamungkin lah.." Veno juga menyangkalAura meyodorkan hp nya, yang membuka postingan ig Dewa, fotonya dengan seorang wanita, bahkan mereka kissing?!
Airmatanya mulai mengalir lagi
"si anjing, Dewa, gatau di untung, ternyata dia busuk ya, gua pikir dia baik" ucap Helga
"tai, kita semua ketipu sama tampangnya yang sok baik itu, di belakang dia bajingan ternyata" sahut Veno dengan emosi
"udah lah ra, gausah lo nangisin cowo brengsek kaya Dewa itu, masih banyak kok cowo yang lebih baik buat lo'' ucap Helga mengusap rambut Aura
Jaehan, dan Mika terdiam, ia, Mika, mengenal wanita di dalam foto itu, ia memilih untuk pergi meninggalkan mereka ber 4
.
"makasih ya line" ucap Dewa
"sure, lagian lo kesambet apa ngelakuin hal hal gamasuk akal kaya gini kak?" balas Raline sembari memakan eskrimnya"ini demi kebaikan dia line, and sorry for.."
"kiss?? santai kali, bukan first kiss gua itu" balas Raline santai sembari memakan eskrimnyaDewa menghembuskan nafas lega dan memakan eskrimnya tanpa nafsu
Raline abianaka, sepupu perempuan Dewa, mereka tak terlalu dekat, tapi mereka 1 kampus, tak banyak orang tahu mereka sepupu, tapi Mika tau."hellow ka Mika" sapa Raline
"mik? lo kok tau kita ada disini"Dewa bingung dengan kedatangan mika
"gua yang sharelock, tadi ka Mika nanya kita lagi ada dimana, emang kenapa ka?""lo sinting ya wa? kenapa lo tiba tiba cosplay jd brengsek gini?" tanya Mika dengan agak emosi
"gini mik.." dewa menceritakan tentang alasan ia melakukan ini kepada Mika dan Raline
mereka berdua terkejut dan memahami perbuatan Dewa
"tapi ga gini juga caranya wa, lo nyakitin Aura, dan diri lo sendiri" sangkal Mika
"lebih sakit lagi kalau dia masih sama gua mik, bahaya kalau dia makin cinta sama gua, gua bentar lagi pergi ninggalin dia buat selamanya""dia berhak ngedapetin yang lebih baik dari gua mik, yang ga penyakitan"
balas Dewa di sertai senyum paksa
mika tak habis pikir dengan Dewa, ia lelah menasihati Dewa yang tetap tegar dengan pendiriannya.semakin dewasa semakin banyak yang harus direlakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
Romansa"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...