Suster yang mengganti infus Dewa membuat Aura terbangun dari tidurnya
ia melirik sekitar, jam menunjukan pukul 2, Dewa tak kunjung membuka matanya, Aura melihat Mika tertidur di sofa rumah sakit, dengan kondisi yang masih setengah basah, ia baru sadar Mika basah kehujanan.
karna almamaternya di pakaikan ke dirinya, ia pun berniat menyelimuti Mika karna melihat Mika kedinginan
setelah itu kembali ke samping Dewa dan menangis pelan, ia cemas dan bingung dengan kondisi Dewa belakangan ini"ra?" panggilnya, Aura hanya menoleh ke arah Mika sejenak, kemudian menyembunyikan wajahnya ke selimut Dewa
"ra lo sadar ga sih, yang bikin lo sesakit ini itu apa?" ucap Mika
"maksudnya?" Aura menoleh kearah Mika
"yang bikin lo sesakit ini liat Dewa drop" Aura mencoba mencerna perkataan Mika
"yang buat gua sedih ngelihat Dewa sakit?" tanya Aura pada dirinya sendiri
"iya, menurut lo kenapa?" Mika kembali melemparkan pertanyaannya"gatau ka, rasanya gua ikut ngerasain sakitnya" ucap Aura berusaha menjelaskan apa yang dia alami
"cinta ra" ucap Mika singkat yang membuat Aura termenung
"lo cinta sama Dewa" ulangnya sekali lagi memperjelas kalimatnya
"masa gua cinta sama ka Dewa?" tanyanya
"ra, jujur sama perasaan lo sendiri" ucap Mika yang membuat Aura berusaha berpikir keras
"Dewa juga cinta sama lo" ucap Mika lagi
"ha? bercanda kali ka, gamungkin lah""nggaada yang ngga mungkin di dunia ini, kalau Dewa ga cinta sama lo, Dewa gaakan bantuin lo tiap lo ada tugas yang susah, dia gabakal mati matian nyelametin lo pas tenggelam di bali, masi banyak lagi kan?"
"kalian sama sama ga peka ya"
"soal traumanya dia ga cerita ke siapa siapa, dia cerita ke gua juga setelah gua terlanjur tau, and now, mungkin pertama kalinya, dia cerita, dengan niat nya sendiri, ke lo, ra"
Aura terbungkam sesaat
"iya, gua cinta sama ka Dewa" ucapnya singkat sembari memandangi Dewa yang tak kunjung membuka matanya
"ka, gua cinta sama looo, cepet bangun, terus nanti kita pacaran"
Aura terkejut, setelah ia mengucapkan itu, mata Dewa perlahan terbuka, mulutnya bergerak namun tak ada suara yang keluar, Mika membantu melepas alat bantu pernapasan Dewa, beberapa kalimat keluar dari mulut Dewa
"gu..a juga cin..ta sama lo ra.., ayo pacaran"
Aura mengangguk dan memeluk Dewa yang baru saja tersadar.
Mika tersenyum memandangi mereka berdua yang berpelukan seperti teletubbies.
.
Esoknya Aura berangkat ke sekolah, atas pemaksaan Dewa, Aura awalnya kekeh ingin menemani Dewa yang masih belum pulih, namun atas rayuan pacarnya itu, Aura pun luluh, dan mengalah."Dewa mana ra?" tanya Helga sembari memakan rotinya di kantin
"kecelakaan" ucap Mika santaiHelga tiba tiba tersedak roti setelah mendengar ucapan Mika itu
"hah?serius lo" ucap Veno sembari mengurut leher pacarnya yang tersedak
"ko bisa? kecelakaan dimana, sama siapa, naik apa, gimana caranya" tanya Jaehan"Pertanyaan lo yang bermoral dikit napa han" Ucap Helga
"mobilnya nabrak pohon di jl. flamboyan" balas Mika lagi
"lah ko bisa nabrak?" sahut Helga
"ngantuk katanya" bohong MikaAura memandangi Mika yang dengan tenang merahasiakan alasan Dewa masuk rumah sakit.
.Mika pulang sekolah segera ke rumah sakit, sedangan phi lain menyusul setelah makan siang.
sesampainya ia di rumah sakit, ia melihat ayah dan bunda Dewa yang terlihat sedang berbicara serius
"ah goblok dasar anak gaguna, ulah apalagi yang dia buat" seru Vito sampai terdengar di telinga Mika
"sabar yah, Dewa juga ga mungkin sengaja" ucap Diana menenangkan suaminya
"alah tai, itu anak emang ada aja ulahnya, bener bener gaguna, bisanya nyusahin orang tuanya aja, udah tau ekonomi kita lagi menipis dia malah ngerusakin mobil dan masuk rumah sakit"
"yah sabar yah" Diana mengelus punggung suaminya itu
"sabar sabar sabar aja terus na, aku udah cukup sabar ngurus anak penyakitan itu, kenapa juga dulu kamu nyetujuin permintaan nenek tua bangka itu buat nitipin Dewa sih?"
"yah tolong sabar, ini rumah sakit, untuk masalah ekonomi, Dewa gaada ikut campurnya yah, lagian keluarganya kan sudah ngasih uang yang sangat cukup untuk kebutuhan Dewa"
"YAUDAH KAMU KEMBALIKAN SAJA ANAK TIDAK BERGUNA ITU KE KELUARGA KANDUNGNYA DIANA, DIA BISANYA CUMA NYUSAHIN DAN BIKIN MALU KELUARGA"
'plak' tangan diana mendarat di pipi Vito
ia sampai tak bisa mengeluarkan sepatah katapun"sialan, urusin aja anak bangs*t itu."
Mika yang mendengarnya sangat sakit hati atas perkataan ayahnya Dewa, ia kemudian memberanikan melirik kesana, betapa terkejutnya ia saat melihat Dewa berdiri kaku tak jauh dari mereka.
yang tentu saja Dewa mendengar adu mulut itu, airmata Dewa mengalir. tepat saat itu beberapa orang datang, Mika langsung mengalihkan mereka sesaat agar memberi ruang untuk Dewa sendiri
setelah mengalami kejadian ini
Dewa tak langsung kembali ke kamarnya, ia justru ke ruangan psikologi di rumah sakit itu, menemui dokter Fira, dokter yang sudah sangat ia kenali, ia kemudian menangis sejadi jadinya ia mengungkapkan beban beban yang selama ini ia tanggung sendiri.ia juga menceritakan kejadian tadi yang sangat membuatnya terpukul, akhirnya Dewa di berikan beberapa obat obatan lagi untuk ia konsumsi, kemudian kembali ke kamarnya dengan kondisi matanya yang sangat sembab, ia tak pernah menangis sepuas ini, ia selalu menahan air matanya keluar, saat ia ke ruangan nya, teman temannya sudah disana, Dewa langsung memakai topengnya dan berlagak baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
Romantizm"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...