39. Go away

16 3 0
                                    

Aura menangis, membuat halaman demi halaman yang berisikan lukisan itu sedikit basah, ia membaca selembar kertas yang berada di tiap halaman lukisan itu

Lukisan di halaman awal memang sangat berantakan
Begitu juga selembar kertas dengan tulisan yang kurang rapi

.
"Aura, ini kamu waktu belajar piano di rumah Mika, kamu cantik, aku seneng temenan sama kamu, kamu ceria, kamu selalu senyum, aku suka, tapi aku gak suka kamu sedih, kamu jadi jelek kalau sedih, tapi kamu tambah lucu kalau marah, aku sayang kamu Aura"

11-3-2014

Ternyata itu lukisan dan tulisan Dewa sewaktu ia berumur 9 tahun

Aura membalik halaman demi halaman dengan airmata yang masih mengalir

"Di lukisan ini, Aura waktu ldk smp, aku osisnya, muka kamu belepotan lumpur haha, tapi kenapa masih cantik ya, aku bingung deh, aku selalu sayang kamu Aura, aku bakal selalu jaga kamu..."

8-12-2019

Semakin ia buka halaman demi halaman, maka semakin deras, hujan yang keluar dari mata Aura makin membasahi lembar lukisan yang di lukis oleh dewa

"Ini lo pas di pantai, gua gambar lo ra... bukan Raline, lo selalu indah, sampai kapanpun lo yang terindah, pantai pun kalah indahnya sama lo, maafin gua ya"

"Jadi, ini, ka Dewa ngelukis, gua?"
"Ka Dewa.."

Aura memeluk erat buku itu, setelah ia selesai membaca semua isi buku itu

Ia kemudian segera menuju ke rumah sakit, menyusul yang lainnya
Ia tak menyangka, ternyata Dewa ingat setiap detail pertemuan mereka, ia harus berterimakasih.

"Ra? Ko kamu kesini sih?" Tanya Jaehan
"Aku mau ketemu ka Dewa han.." Ucap Aura
"Dewa belum bisa di jenguk ra" balas Jaehan
"Han.. Aku harus bilang makasih ke ka Dewa han" Ucap Aura memeluk kekasihnya itu
"Ssstt, ssst Dewa pasti bentar lagi bangun, dia kuat"
Balas Jaehan mengelus elus rambut Aura
.

Diana dan vito menghadap dokter dan beberapa perawat

"Bu, Dewa sudah sangat sakit, sangat berat untuknya melanjutkan hidup, pihak rumah sakit tidak bisa melakukan banyak untuk Dewa, kita doakan saja Dewa, agar kondisinya kembali stabil"

Diana hanya melamun dengan airmata yang terus mengalir, di tenangkan oleh Vito

Ia melihat anaknya yang di penuhi alat alat medis, ia sedang melawan penyakitnya yang terus menyerangnya
Diana mengelus rambut Dewa

"Dewa, kamu yang kuat ya nak, katanya pengen ngerasain kebahagiaan yang lebih lama lagi?" Ucap Diana

"Sabar bun, Dewa sekarang juga lagi berjuang" Ucap Vito

Aura melirik mereka dari jendela yang sedikit buram
"Ra, udahh, sini duduk" Suruh Jaehan
Aura menuruti perintah kekasihnya, ia duduk di sebelah Jaehan

Jaehan merenung, ia merasa Aura terlalu peduli pada Dewa. Ia cemburu, namun di sisi lain ia juga simpati kepada Dewa, ia pun berusaha membuang jauh jauh perasaan cemburunya.

"Ra, lo masih ada perasaan sama Dewa?"
Tanya Jaehan membuat Aura terkejut
"Hah? Ngga, kata siapa?" Kata Aura bingung
"Keliatan ra" Jaehan memberikan senyumannya

"Ngga han, aku gaakan memulai hubungan baru kalau aku belum selesai sama masalalu, Dewa itu aku anggap sahabat aku, 9 tahun aku temenan sama dia, aku sayang sama dia, sayangg banget  tapi sayang sebagai sahabat han, aku juga sama sekali ga berharap apa apa sama Dewa, sekarang, aku punya kamu, kamu yang ternyata selalu ada tanpa aku sadari"

"Maaf ya ra, aku belum bisa jadi pacar yang baik buat kamu kaya dew-"
"Han.. ga perlu jadi orang lain buat bikin aku seneng, justru aku akan lebih seneng kalau kamu bisa jadi diri kamu sendiri didepan aku, kamu udah cukup baik" Aura memberikan senyumannya
Begitu juga Jaehan

SADEWA & RAHASIANYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang