38. Graduation

12 4 0
                                    

Dewa dan Mika sudah berada dalam mobil Mika, Dewa tidak sabar, akan melihat wanita yang ia cintai dengan toga wisudanya, ternyata ia berkembang dengan sangat cepat

"Wa? Lo yakin, lo pucet banget wa"
"Emang biasanya gini kan mik, udah lo fokus nyetir aja"
.

"Dewa, sini" Panggil Jaehan
"Wah han, lo jadi beda banget pake toga gini, mirip supir" Ledek Dewa
"Yeu ga supir juga kali"
"Acaranya udah selesai?"
"Belum, tinggal nunggu pengumuman bocah lulusan tertinggi aja"

"Gua jadi dejavu" Ucap dewa
"Duduk wa, tar lo cape" Kata jaehan
"Apaansih, Aura mana?" Tanya Dewa melihat sekitar
"Tadi sih ke kamar mandi" Balas Jaehan, itu dia

Dewa termenung sesaat, entah mengapa ia sangat senang, melihat wanita yang ia cintai memakai toga, ia jadi cantik 1000 kali lipat

"Gausah ngelamun juga kali" Ucap Jaehan menyenggol bahu Dewa
"Cantik kan, cewe gua" Ledek Jaehan

"Sianjing dateng?" Veno datang tiba tiba
"Apa apaan sih lo ven" Ucap mika
"Apa? Gausah ikut ikut deh mik, dan lo Dewa, lo tu ada harga diri ga sih wa, masih dateng juga ke wisudaan mantannya" Ucap veno tersenyum miris

"Emang sejak kapan ada larangan, dateng ke wisudaan mantan" Dewa mengeluarkan suaranya

"Ya lo gapunya harga diri kalau gitu"

"Terus apa urusannya sama lo?"
Veno terbungkam
.

"Ka Dewa, lo dateng?!!! Gimana keadaan lo?" Tanya Aura
"Baik ra, selalu baik"
"Tapi muka lo pucet ka"
"Gapapa ra"
Aura duduk diantara Jaehan dan Dewa

Dewa memandangi wajah aura yang sangat bahagia, ia mengobrol yang memang layaknya kekasih dengan jaehan

Ia tersenyum, hatinya perih, namun juga senang.

Kepalanya mulai merasakan sakit yang tiap hari mengabsennya

Makin sakit

Tubuhnya mengeluarkan keringat, padahal ia dalam gedung ber-AC

Mika dan jaehan yang ternotice dengan kondisi Dewa pun segera menanyainya

"Wa, pulang aja yuk, jangan di tahan sakitnya" Kata Mika
"Nggak mik, gua mau disini sampai acaranya selesai" Dewa kokoh dengan keinginannya

.
Lulusan terbaik kali ini adalah

Alex winata
Chandra arsena
Wilona daneswara
Dan Amanda crystalaura

Seisi gedung memberikan tepuk tangannya

Aura salah tingkah, memandangi beberapa pria di dekatnya, Jaehan, Dewa, Mika

"Maju ra" Perintah Jaehan

Aura pun maju, ia di beri giliran menyampaikan tanggapan

"Saya nggak pernah nyangka, bakal jadi salah satu lulusan terbaik disini, saya sangat berterimakasih kepada orang tua saya, mama, papa, yang selalu mendukung anaknya mengambil segala keputusan, saya juga berterimakasih pada Jaehan, Sahabat sekaligus kekasih saya, haha, yang selalu support, dukung, dan selalu nasihatin saya

Dan ka Dewa, makasih udah selalu rela bantuin ngajarin materi yang susah, makasih buat semuanya"

Dewa tersenyum, namanya tersebut oleh Aura walaupun menjadi urutan ke 3

Dewa makin merasakan sakit di kepalanya, mika sudah memaksa Dewa agar pulang, namun ia tetap keras kepala

Aura balik ke tempat duduk semula ia memeluk mama papanya dan Jaehan.

Lalu keluar gedung, berfoto bersama, tiba saatnya siswa-siswi berpulang.

.
Dewa sudah tak bisa menahan lagi sakit di kepalanya

"Ra.. Panggil Dewa kepada Aura yang sedang berfoto dengan teman temannya,

"Bentar ka" Ucap Aura, tak mempedulikan Dewa

Shh.. Dewa berpegangan dengan gagang kursi, dan memutuskan duduk disana

Ia memegangi keningnya, menahan rasa sakit itu

Mika jaehan dan yang lain sedang berpencar membeli makanan dan minuman

"Raa.. Panggil Dewa lagi
"Sebentar ka, sebentar lagi"

Dewa sudah tak bisa menahan lagi, ia berdiri sempoyongan dan mencari tempat untuk membuang rasa mualnya itu

Ia memuntahkan rasa mualnya itu ke selokan di pinggir jalan, ia merasakan pusing dan sakit, yang amat sakit

Ia menangis, ia merunduk memangku kepalanya dengan tangannya, berusaha bertahan hidup
.

"Ka Dewa?" Aura menyadari Dewa menghilang
"Ka? Ka Dewa?" Carinya kesekitar

"Ra, Dewa mana" Tanya Jaehan

"Gatau, tadi ada disini" Ucap aura
Mereka segera mencari keberadaan dewa

.
"Dew? Dewa? Lo kenapa?" Tanya Veno pada Dewa yang duduk meringkuk menahan sakit

"Dew" Helga mengangkat pelan lengan Dewa membuat Dewa kini memandang wajah mereka

"Lo mimisan" Ucap Helga pada Dewa

Dewa menggeleng
"Gapapa" Ia kemudian mengelap darah segarnya

Helga dan Veno bingung, dalam kondisi ini, mereka harus menolong Dewa atau mempertahankan gengsinya

"Gua, boleh minta tolong?" Ucap Dewa tersenggal senggal

Helga mengangguk

"Bawa gua ketemu Aura"
Ucap Dewa

Veno memapah Dewa sebentar, kemudian Dewa memutuskan untuk berjalan sendiri, mereka berjalan ketempat semula Dewa dan Aura berada disana

"Ka! Maafin gua ya? Tadi kelamaan foto, lo kemana tadi?" Tanya Aura
"Gua ke toilet" Ucap Dewa membuat Veno dan Helga tambah dibuat bingung mengapa Dewa harus bohong?

"Kita nyariin lo tadi, udah kita pulang yu" Ajak Mika

Pandangan Dewa kunang kunang

"Ra" Panggil Dewa
"Iya ka?" Saut aura
"Ini, buat, lo" Mata Dewa terpejam setelah memberikan 1 paperbag kepada Aura, ia tak lagi bisa menahan rasa sakitnya itu

"Dewa!" Mereka langsung menangkap tubuh Dewa yang sudah melemas
.

SADEWA & RAHASIANYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang