Dewa dan Mika sudah berada dalam mobil Mika, Dewa tidak sabar, akan melihat wanita yang ia cintai dengan toga wisudanya, ternyata ia berkembang dengan sangat cepat
"Wa? Lo yakin, lo pucet banget wa"
"Emang biasanya gini kan mik, udah lo fokus nyetir aja"
."Dewa, sini" Panggil Jaehan
"Wah han, lo jadi beda banget pake toga gini, mirip supir" Ledek Dewa
"Yeu ga supir juga kali"
"Acaranya udah selesai?"
"Belum, tinggal nunggu pengumuman bocah lulusan tertinggi aja""Gua jadi dejavu" Ucap dewa
"Duduk wa, tar lo cape" Kata jaehan
"Apaansih, Aura mana?" Tanya Dewa melihat sekitar
"Tadi sih ke kamar mandi" Balas Jaehan, itu diaDewa termenung sesaat, entah mengapa ia sangat senang, melihat wanita yang ia cintai memakai toga, ia jadi cantik 1000 kali lipat
"Gausah ngelamun juga kali" Ucap Jaehan menyenggol bahu Dewa
"Cantik kan, cewe gua" Ledek Jaehan"Sianjing dateng?" Veno datang tiba tiba
"Apa apaan sih lo ven" Ucap mika
"Apa? Gausah ikut ikut deh mik, dan lo Dewa, lo tu ada harga diri ga sih wa, masih dateng juga ke wisudaan mantannya" Ucap veno tersenyum miris"Emang sejak kapan ada larangan, dateng ke wisudaan mantan" Dewa mengeluarkan suaranya
"Ya lo gapunya harga diri kalau gitu"
"Terus apa urusannya sama lo?"
Veno terbungkam
."Ka Dewa, lo dateng?!!! Gimana keadaan lo?" Tanya Aura
"Baik ra, selalu baik"
"Tapi muka lo pucet ka"
"Gapapa ra"
Aura duduk diantara Jaehan dan DewaDewa memandangi wajah aura yang sangat bahagia, ia mengobrol yang memang layaknya kekasih dengan jaehan
Ia tersenyum, hatinya perih, namun juga senang.
Kepalanya mulai merasakan sakit yang tiap hari mengabsennya
Makin sakit
Tubuhnya mengeluarkan keringat, padahal ia dalam gedung ber-AC
Mika dan jaehan yang ternotice dengan kondisi Dewa pun segera menanyainya
"Wa, pulang aja yuk, jangan di tahan sakitnya" Kata Mika
"Nggak mik, gua mau disini sampai acaranya selesai" Dewa kokoh dengan keinginannya.
Lulusan terbaik kali ini adalahAlex winata
Chandra arsena
Wilona daneswara
Dan Amanda crystalauraSeisi gedung memberikan tepuk tangannya
Aura salah tingkah, memandangi beberapa pria di dekatnya, Jaehan, Dewa, Mika
"Maju ra" Perintah Jaehan
Aura pun maju, ia di beri giliran menyampaikan tanggapan
"Saya nggak pernah nyangka, bakal jadi salah satu lulusan terbaik disini, saya sangat berterimakasih kepada orang tua saya, mama, papa, yang selalu mendukung anaknya mengambil segala keputusan, saya juga berterimakasih pada Jaehan, Sahabat sekaligus kekasih saya, haha, yang selalu support, dukung, dan selalu nasihatin saya
Dan ka Dewa, makasih udah selalu rela bantuin ngajarin materi yang susah, makasih buat semuanya"
Dewa tersenyum, namanya tersebut oleh Aura walaupun menjadi urutan ke 3
Dewa makin merasakan sakit di kepalanya, mika sudah memaksa Dewa agar pulang, namun ia tetap keras kepala
Aura balik ke tempat duduk semula ia memeluk mama papanya dan Jaehan.
Lalu keluar gedung, berfoto bersama, tiba saatnya siswa-siswi berpulang.
.
Dewa sudah tak bisa menahan lagi sakit di kepalanya"Ra.. Panggil Dewa kepada Aura yang sedang berfoto dengan teman temannya,
"Bentar ka" Ucap Aura, tak mempedulikan Dewa
Shh.. Dewa berpegangan dengan gagang kursi, dan memutuskan duduk disana
Ia memegangi keningnya, menahan rasa sakit itu
Mika jaehan dan yang lain sedang berpencar membeli makanan dan minuman
"Raa.. Panggil Dewa lagi
"Sebentar ka, sebentar lagi"Dewa sudah tak bisa menahan lagi, ia berdiri sempoyongan dan mencari tempat untuk membuang rasa mualnya itu
Ia memuntahkan rasa mualnya itu ke selokan di pinggir jalan, ia merasakan pusing dan sakit, yang amat sakit
Ia menangis, ia merunduk memangku kepalanya dengan tangannya, berusaha bertahan hidup
."Ka Dewa?" Aura menyadari Dewa menghilang
"Ka? Ka Dewa?" Carinya kesekitar"Ra, Dewa mana" Tanya Jaehan
"Gatau, tadi ada disini" Ucap aura
Mereka segera mencari keberadaan dewa.
"Dew? Dewa? Lo kenapa?" Tanya Veno pada Dewa yang duduk meringkuk menahan sakit"Dew" Helga mengangkat pelan lengan Dewa membuat Dewa kini memandang wajah mereka
"Lo mimisan" Ucap Helga pada Dewa
Dewa menggeleng
"Gapapa" Ia kemudian mengelap darah segarnyaHelga dan Veno bingung, dalam kondisi ini, mereka harus menolong Dewa atau mempertahankan gengsinya
"Gua, boleh minta tolong?" Ucap Dewa tersenggal senggal
Helga mengangguk
"Bawa gua ketemu Aura"
Ucap DewaVeno memapah Dewa sebentar, kemudian Dewa memutuskan untuk berjalan sendiri, mereka berjalan ketempat semula Dewa dan Aura berada disana
"Ka! Maafin gua ya? Tadi kelamaan foto, lo kemana tadi?" Tanya Aura
"Gua ke toilet" Ucap Dewa membuat Veno dan Helga tambah dibuat bingung mengapa Dewa harus bohong?"Kita nyariin lo tadi, udah kita pulang yu" Ajak Mika
Pandangan Dewa kunang kunang
"Ra" Panggil Dewa
"Iya ka?" Saut aura
"Ini, buat, lo" Mata Dewa terpejam setelah memberikan 1 paperbag kepada Aura, ia tak lagi bisa menahan rasa sakitnya itu"Dewa!" Mereka langsung menangkap tubuh Dewa yang sudah melemas
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
عاطفية"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...